Staf Khusus Presiden
Fadli Zon Nilai 7 Staf Milenial Jokowi Tak Ada yang Luar Biasa, Ia pun Cerita saat Berusia 26 Tahun
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon turut mengomentari soal pengangkatan tujuh Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon turut mengomentari soal pengangkatan tujuh Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu diungkapkan Fadli Zon saat hadir di acara Dua Sisi pada Selasa (27/11/2019).
Fadli Zon menilai bahwa penunjukkan staf khusus presiden yang masih tergolong muda tersebut tidak ada yang istimewa.
• Soal Polemik Gaji, Stafsus Milenial Aminuddin Maruf: Bagi Kami Urusan Dapur Itu Sudah Selesai
Karena menurutnya setiap orang muda memang harus hebat.
"Tidak ada sesuatu yang istimewa itu, karena muda itu harus hebat itu poinnya," kata Fadli Zon seperti dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show TV One.
Bahkan, Fadli Zon bertanya-tanya apa kehebatan tujuh orang Staf Khusus Presiden Jokowi itu.
Apakah mereka bisa berperan besar bagi Indonesia.
"Tapi ketika orang muda itu digadang-gadang dan dipajang-pajang di dalam suatu posisi yang menurut saya tidak menentukan juga, apa hebatnya?," kata Fadli Zon.
Sehingga itu alasan mengapa dirinya sempat mengatakan bahwa apa yang dilakukan Jokowi soal pengangkatan staf khusus presiden hanyalah pencitraan.
"Maka kenapa waktu itu secara apa namanya refleks saya katakan ini hanya gimmick saja, pencitraan," ujar Fadli Zon.
Menurutnya, jika memang presiden berniat memberikan peran besar kepada anak muda, seharusnya mereka ditempatkan ke posisi yang lebih penting.
"Kalau mau berikan posisi-posisi yang memang serius," kata mantan Wakil Ketua DPR RI itu.
• Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin Sudah Umumkan Staf Khusus, Lihat Perbedaan Keduanya
Lantas, Fadli Zon justru mengungkapkan dirinya juga pernah menjadi anggota MPR ketika masih 26 tahun.
"Saya 26 tahun jadi anggota MPR, saya ikut menjadi assisten dan pekerja."
"Saya ikut bikin GBHN tahun 2007," ungkap Fadli Zon.
"Sayangnya presidennya bukan Pak Jokowi, kalau enggak, diajak," sela preseter.
Lantas, Fadli Zon menegaskan bahwa dirinya tidak bermaksud untuk meremehkan anak muda.
Yang ia maksudkan adalah orang muda memang harus hebat.
"Bukan, jadi maksud saya tidak ada yang luar biasa, orang luar biasa itu harus hebat jadi jangan sampai kemudian bahwa dianggap seolah olah kita meng-understimate orang muda," katanya.
Lihat videonya mulai menit ke-4:13:
Komentar Yunarto Wijaya soal Staf Khusus Jokowi
Penunjukan para tokoh milenial sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditanggapi beragam oleh sejumlah kalangan, satu di antaranya adalah Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Dalam program Sapa Indonesia Malam di Kompas Tv, Sabtu (22/11/2019), Yunarto Wijaya mengatakan penunjukan tersebut sebagai upaya Jokowi untuk beradaptasi di era saat ini.
"Saya melihat hal ini adalah cara Jokowi untuk menjaga kewarasan Beliau beradaptasi dengan zaman, di tengah birokrasi yang mentalnya sulit diubah," beber Yunarto Wijaya.
"Mohon maaf dengan segala hormat, yang istilahnya dulu DPA (Dewan Pertimbangan Agung) sekarang Wantimpres banyak mengatakan isinya orang pensiunan."
• Penunjukan Milenial sebagai Staf Khusus Presiden Disebut PKS sebagai Bagian Politik Simbol Jokowi
Yunarto Wijaya menilai, dengan masuknya kalangan milenial ke lingkaran presiden dapat membuat Jokowi lebih menjaga pola pikirnya.
"Saya lihat pidato-pidato Jokowi contohnya saat pidato kenegaraan pada saat ia dilantik, dia memberikan contoh Whatsapp," ujar Yunarto Wijaya.
"Tidak boleh sekadar send tapi delivered ini bahasa-bahasa yang menurut saya bisa nyambung dengan teman-teman ini," imbuh Yunarto.
Menurut Yunarto, presiden akan merasa nyaman dengan apa yang dilakukanya itu.
"Yang tadinya informal, hanya sebatas bertemu secara dengan tokoh start up ini, ikut dalam kegiatan dengan komunitas anak muda, sekarang dibuat secara lebih baku, lebih saklek," papar Yunarto.
Lebih lanjut, Yunarto merasa hal tersebut dilakukan Jokowi bertujuan untuk memberikan pola pikir pimpinan negara dalam menghadapi perkembangan zaman.
Direktur Eksekutif Charta Politika ini lalu memperkirakan akan ada tugas khusus yang diemban oleh staf khusus presiden ini.
"Mungkin saja akan ada beberapa tugas-tugas khusus yang akan dibebani juga oleh temen-temen itu," ujar Yunarto.
Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar kemudian menambahkan pernyataan dari Yunarto Wijaya tersebut.
• Angkie Yudistia Bongkar Cerita di Balik Foto 7 Staf Khusus Presiden: Berisik dan Tak Sabar Diskusi
Billy mengatakan ada hal yang belum dibahas lebih dalam oleh Yunarto, yaitu kaderisasi.
"Pada awal pertama kami bertemu dengan Bapak (Presiden Jokowi), Bapak bilang bahwa pelajari sistem pemerintahan birokrasi dan lihat apa yang dapat diperbaiki," papar Billy.
"Ada unsur kaderisasi di situ, ada ekspetasi bahwa kita kemudian dari a political khususnya untuk saya, tidak tahu yang lain, menjadi punya political interest."
"Bukan untuk kepentingan pribadi tapi untuk masyarakat, belajar cepat dan terkader," imbuhnya.
Lihat video selengkapnya pada menit ke 2.26:
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Fransisca Mawaski)