Kabinet Jokowi
Bandingkan Kabinet Jilid 1 dan 2, Rizal Ramli: Jokowi Patahkan Sendiri Apa yang Dicita-citakan
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengomentari kemampuan menteri kabinet jilid 2 Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengomentari kemampuan menteri kabinet jilid 2 Presiden Joko Widodo (Jokowi) .
Dilansir TribunWow.com, Rizal Ramli menyebut kabinet Indonesia Maju ini tak berbeda jauh dengan kabinet Indonesia Kerja.
Bahkan, Rizal Ramli menyebut cita-cita Jokowi tak sesuai dengan kualitas menteri yang dipilih.
• Rizal Ramli Ungkap Kekagumannya pada Jokowi soal Pendapatan Rakyat, tapi ke Kabinetnya: Kelas Bawang
• Antara Jokowi dan Prabowo, Ini Jawaban Rizal Ramli saat Dipaksa Memilih hingga Vasco Ruseimy Tertawa
Melalui tayangan YouTube Macan Idealis, Selasa (26/11/2019), Rizal Ramli mulanya menyinggung soal kehebohan yang ditimbulkan oleh menteri kabinet jilid 2.
"Jadi ini memang aneh, istilahnya biasanya presiden baru, kabinet baru kan ada honeymoon lah, enam bulan gitu," kata Rizal Ramli.
"Tapi saya monitor seminggu aja udah heboh, iya kan," sambungnya.
Lantas, Rizal Ramli menyinggung soal kabinet Jokowi jilid 1.
"Kenapa bisa terjadi demikian? Kalau kita lihat kabinet pertama Pak Jokowi, cita-citanya bagus, misinya bagus, tapi begitu pemilihan personel dia pilih personel yang berbeda dengan cita-cita itu," kata Rizal Ramli.
Rizal Ramli juga menyebut Jokowi memilih menteri yang berbanding terbalik dengan cita-citanya.
"Misalnya cita-citanya untuk Nawacita, Trisakti, begitu dia pilih menteri kabinet pertama, dia pilih yang sebaliknya, iya kan," jelas Rizal Ramli.
Ia pun menyinggung nama Mantan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita.
"Demikian juga cita-cita untuk mengurangi impor supaya swasembada pangan, begitu dia pilih, dia pilih menteri Enggar yang raja impor," ungkapnya.
"Ya jadi akhirnya Pak Jokowi mematahkan sendiri apa yang dia udah cita-citakan."
Lantas, Rizal Ramli mulanya mengaku maklum pada periode pertama Jokowi salah memilih menteri.
"Nah, jadi akan inkonsistensi antara cita-cita, misi, dengan strategi dan pemilihan personalia," jelas Rizal Ramli.
"Nah, pada waktu kabinet pertama, saya maklum karena dia orang baru, dari Solo, enggak kenal orang, banyak titipan lah dari yang kuasa-kuasa di sampingnya."

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli bandingkan kabinet jilid 1 dan jilid 2 Jokowi. (Tangkapan Layar YouTube Macan Idealis)
• Sebut Ahok dan Rizieq Shihab Diperlakukan Berbeda, Ilham Bintang Singgung Kedekatan BTP dan Jokowi
• Beberkan Hak Veto dari Jokowi, Mahfud MD Blak-blakan Ungkap Masalah di Kabinet: Saya Tak Ingin Lagi
Menurut Rizal Ramli, kegagalan kabinet Jokowi jilid 1 disebabkan karena ketidaksesuaian antara visi misi presiden dengan menteri yang dipilih.
"Nah, saya berharap yang kedua dia belajar, ternyata kegagalan dia atau ketidakberhasilan di beberapa program utama karena tidak ada konsistensi antara visi, strategi, dan pemilihan personalia," ucapnya.
Namun, kesalahan Jokowi memilih menteri kembali terjadi di kabinet jilid 2.
"Tapi ternyata terulang lagi karena banyak yang cuma buat hadiah, jilid dua ini," kata Rizal Ramli.
Ia pun menyinggung sejumlah menteri yang memiliki kedekatan dengan Jokowi.
"Hadiah pada Hary Tanoe dikasih anaknya (jadi wakil menteri), hadiah buat Wishnutama karena bawa standman dari Korea waktu Asian Games, orang-orang yang sebetulnya kemampuannya sangat terbatas," jelas Rizal Ramli.
Ia pun menyinggung pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama.
"Sehingga menteri pariwisatanya bilang mau bilang wisata muslim di Bali, ya marah orang Bali," ungkapnya.
"Ngada-ngada aja, kalau mau bikin di lokasi baru lah, di Lombok apa di mana gitu."
Lantas, Rizal Ramli menanyakan tentang keberlangsungan kabinet jilid 2 Jokowi ini.
"Akibatnya, timbul pertanyaan ini mau sampai mana kabinet kayak begini kalau caranya kayak gini?," tanya Rizal Ramli
Simak video berikut ini menit 10.25:
Menteri Jokowi Kelas Bawang
Sebeleumnya, Rizal Ramli juga telah menyampaikan kritikannya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rizal Ramli menyoroti bidang ekonomi hingga sistem demokrasi era Jokowi yang disebutnya semakin mengalami kemunduran.
Kepada Vasco Ruseimy, Rizal Ramli mengaku mulanya sangat mengagumi pidato Jokowi sesuai dilantik menjadi presiden periode 2019-2014.
"Saya waktu Pak Jokowi dilantik pidatonya saya kagum banget karena dia kepengin tahun 2045 pendapatan rakyat kita satu orang (Rp) 27 juta," terang Rizal Ramli dikutip dari channel YouTube Macan Idealis, Jumat (23/11/2019).
Lantas, Vasco Ruseimy menanyakan perkiraan Rizal Ramli terkait kemungkinan tercapainya harapan Jokowi tersebut.
"Mustahil kah itu?," tanya Vasco.
"Bisa tapi harus tumbuh di atas 8 persen sampai 45 tahun, Cina bisa, Jepang bisa, jadi waktu dia pidato itu saya salut 'Wah ini hebat pasti akan ada terobosan," sambungnya.
Menaruh harapan besar seusai mendengar pidato Jokowi, Rizal Ramli mengaku kaget saat mengetahui menteri bidang ekonomi Kabinet Indonesia Maju yang dipilih sang presiden.
• Buat Karni Ilyas Terkekeh, Begini Dugaan Sudjiwo Tedjo soal Reaksi Jokowi Tahu Ahok Masuk Pertamina
• Soal Ahok Masuk Pertamina, Hendri Satrio Bergurau soal Dugaan Campur Tangan Jokowi: Mungkin Sepupu?
Disebutnya, menteri bidang ekonomi tak memiliki kemampuan mewujudkan harapan Jokowi itu.
"Eh waktu ngangkat timnya, tim ekonominya, ini mah kelas bawang, kelas 5 persen," ucap Rizal Ramli.
Vasco pun menanyakan maksud ucapan Rizal Ramli.
"Kelas bawang pak?," tanya Vasco.
"Maksudnya bisanya cuma 5 persen kan sudah terbukti, enggak akan mungkin," jawab Rizal Ramli.
Menurut Rizal Ramli, terdapat perbedaan antara pidato Jokowi dengan strategi pemilihan menteri bidang ekonomi.
"Jadi kembali Pak Jokowi pidato bagus, fashion statement bagus, begitu milih strategi dan personalnya enggak nyambung gitu loh," kata Rizal Ramli.
"Kan harusnya kalau dia mau 8 persen harus pilih tim yang bisa angkat tim ekonomi Indonesia di atas 8 persen, bukan kelas bawang, kelas lima persen ini."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)