Ahok Jadi Bos Pertamina
Silang Pendapat soal Ahok yang Kini Duduki Posisi Komisaris Utama Pertamina
Pendapat-pendapat terkait dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Pro dan kontra masih mengiringi langkah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam menduduki posisinya sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina.
Peneliti Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman menyebut Ahok merupakan sosok yang cocok ditempatkan di perusahaan energi tersebut.
Dikutip dari tayangan YouTube KOMPASTV, Sabtu (22/11/2019), ia mengatakan Ahok punya sikap tegas dalam memberantas mafia di tubuh Pertamina.
“Ahok seorang pendobrak, dia orang yang bersih, berani, teliti, dan sangat detail, untuk pengolahan bisnis seperti Pertamina ini sangat cocok,” beber Ferdy Hasiman.
• Komentar Surya Paloh setelah Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina: Kerja Saja yang Mantab
Ferdy lalu berujar Ahok sekarang adalah tangan kanan presiden di Pertamina.
Tak hanya itu, Ferdy meyebut, selama ini Komut-komut Pertamina, tidak dapat menjalankan amanah yang diberikan presiden.
Hal tersebut tidak sejalan dengan visi misi presiden yaitu Nawacita yang satu di antaranya berisi tentang kedaulatan ekonomi.
“Nah selama ini kita belum berdaulat di dalam bidang ekonomi, produksi minyak terus menurun, nah impor terus membengkak dan membuat defisit neraca perdagangan semakin membesar.”
“Pertanyaannya adalah, kenapa Pertamina enggak mampu menaikkan produksi?” ujar Ferdy.

Ia kemudian menjelaskan mengenai tugas yang akan diemban Ahok selama menjadi Komisaris Utama Pertamina.
“Tugas komisaris adalah menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap direksi perusahaan, lalu menasihati direksi, lalu mengevaluasi kinerja direksi, lalu mengevaluasi program-program dan kebijakan Pertamina,” papar Ferdy.
Fungsi lain yang juga penting adalah, Komisaris Utama akan memeriksa seluruh kebijakan strategis sebelum disetujui.
Sementara itu, di sisi lain, masih ada keraguan yang di sampaikan oleh PKS.
• Ustaz Yusuf Mansur Tanggapi Tulisan Dahlan Iskan soal Ahok Jadi Komut Pertamina: Semoga Saya Salah
Hal ini dinyatakan oleh anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS, Amin AK.
Amin mengatakan, pihaknya masih merasa Ahok sebagai seorang politisi bukan profesional.
“Saya melihat selama ini, nuansa Pak Ahok lebih kepada seorang politisi daripada seorang profesional,” terang Amin.
Politisi PKS ini kemudian mengungkapkan dua faktor yang menjadi pertimbangan seseorang dipilih sebagai direksi atau komisaris utama.
“Pertama adalah integritas yang kedua adalah soal kapasitas atau kapabilitas,” ujar Ferdy.

Terkait dengan faktor integritas, Amin menilai sosok mantan Gubernur DKI Jakarta itu penuh dengan kontroversi di tengah masyarakat.
Sementara soal kapasitas, ia mengatakan belum mengetahui secara pasti rekam jejak Ahok.
“Saya secara pribadi belum melihat, belum menemukan rekam jejak dari Pak Ahok mimpin perusahaan besar apalagi perusahaan energi seperti Pertamina dan sukses gitu lo, ini yang menurut saya gambling,” bebernya.
Lihat video selengkapnya pada menit ke 2.22:
• Soal Ahok Masuk Pertamina, Ferdy Hasiman Singgung Ketakutan Politisi dan Mafia Migas: Pentingnya Itu
Erick Thohir Tak Ingin Ada Drama
Menteri BUMN Erick Thohir berpesan agar setelah diangkatnya Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina tidak ada perselisihan dan pertikaian yang terjadi dalam badan internal Pertamina.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan Kompastv, Sabtu (22/11/2019), Erick Thohir mengatakan untuk rapat bulanan beberapa perusahaan BUMN, dirinya akan memimpin langsung.
"Rapat bulanan untuk 30 perusahaan BUMN saya akan lakukan, langsung oleh saya," kata Erick Thohir.
Dalam rapat tersebut Erick Thohir mengatakan dirinya akan mengundang direktur utama dan komisaris utama bersama.
"Di mana saya mengundang Direktur Utama (Dirut) dan Komisaris Utama (Komut) secara bersamaan," jelas Erick Thohir.
Erick Thohir menegaskan setelah berjalan nanti, ia tidak ingin ada konflik internal yang terjadi di BUMN.
Ia kemudian mencontohkan pertikaian yang terjadi seperti saling menjelek-jelekkan antara direksi dan komisaris.
"Jadi saya enggak mau nanti ada drama-drama di dalam perusahaan," jelas Erick Thohir.
"Komut menjelekkan Dirut, Dirut menjelekkan Komut, saya enggak mau," tambahnya.
Erick Thohir menegaskan ketika ada masalah yang terjadi di internal BUMN, maka harus diselesaikan melalui rapat bersama.
"Kita rapat bersama, kalau memang ada perbedaan ayo kita duduk," kata Erick Thohir.
Bagus atau tidaknya kinerja BUMN, Erick Thohir menegaskan semua tergantung keharmonisan hubungan kerja antara direksi dan komisaris. (TribunWow.com/Fransisca Mawaski)