Breaking News:

Hari Guru Nasional

Respons Ridwan Kamil saat Ditanya soal Isi Pidato Mendikbud Nadiem Makarim: Memang Lebih Personal

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membacakan pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim saat peringatan Hari Guru Nasional.

KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Senin (26/8/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membacakan pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim saat memimpin upacara peringatan Hari Guru Nasional tingkat Provinsi Jawa Barat di Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro, Bandung, Senin (25/11/2019).

Ditanya soal isi pidato Nadiem, Emil berpendapat pidato tersebut membawa rasa simpati kepada para guru di Indonesia.

"Pesannya memang lebih personal ya, memberikan rasa simpati kepada guru yang seringkali banyak kendala dalam mengembangkan kreativitas," ucap Emil saat ditemui usai upacara.

Pesan Mendikbud Nadiem Makarim untuk Para Guru di Indonesia: Saya Ingin Berbicara Apa Adanya

Dalam pidato itu, kata Emil, Nadiem juga mengajak para guru untuk membuat situasi belajar yang menyenangkan.

Tak hanya urusan menghafal, tetapi menciptakan kegiatan belajar mengajar yang interaktif.

Emil pun menangkap pesan yang disampaikan Nadiem dalam pidatonya.

Karena itu, kata dia, Pemprov Jabar akan menerjemahkan gagasan itu dalam sebuah kurikulum yang tak monoton.

"Jadi perubahan itu yang disampaikan dalam pidato Pak Mendikbud. Dan saya kira nanti akan terjemahkan yang dimaksud supaya intinya tidak hanya monoton dengan kurikulum yang kebanyakan mungkin menghafal dan gurunya terbebani administratif yang akhirnya waktu untuk berkreativitas dalam belajar mengajar menjadi kurang," ungkap Emil.

Pengamat Pendidikan Tanggapi Pidato Hari Guru Mendikbud Nadiem Makarim yang Viral

Peringati Hari Guru, Ini Pidato Nadiem Makarim yang Jadi Viral di Media Sosial

Meski demikian, pidato Nadiem banyak mendapat kritikan dari pengamat pendidikan yang meragukan implementasi dari isi pidatonya.

Menurut Emil, hal tersebut lumrah karena gagasan baru selalu mengundang beragam pendapat di masyarakat.

"Setiap gagasan baru yang keluar dari zona nyaman selalu ada dinamika skeptisme. Jadi hidup mah harus optimistis, saya mendukung Pak Menteri. Masalahnya kan bahasanya terlalu umum, belum diterjemahkan dalam hitungan jam, teknisnya seperti apa. Saya kira itu kewajiban kami sebagai perwakilan pemerintah pusat di daerah tentu kita akan menerjemahkan (program) dari Pak Menteri sebagai kebijakan di Jabar," jelasnya.

Pidato lengkap Nadiem Makarim

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik.

Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang menggalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menuntup pintu petualangan.

Anda frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi yang akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, namun keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.

Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberikan kepercayaan untuk berinovasi.

Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda. Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan.

Satu hal yang pasti, saya akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Namun perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dengan guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.

Besok, di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di atas kelas Anda :

- Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.

- Berikan kesempatan  murid untuk mengajar di kelas.

- Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.

- Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.

- Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukanya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.

Selamat Hari Guru

#merdekabelajar #gurupenggerak

Pesan Khusus Nadiem Makarim untuk Google Indonesia, Minta Dijadikan Negara Prioritas

Kata pengamat soal pidato Nadiem Makarim

Dilansir dari laman Kompas.com, Sabtu (23/11/2019), hal tersebut kemudian ditanggapi oleh pengamat pendidikan, Darmaningtyas.

Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Nadiem dalam pidato tersebut adalah hal yang dibutuhkan guru dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.

Darmaningtyas berujar, saat ini kurikulum di Indonesia terlalu padat dan menuntut guru untuk mengerjakan hal-hal yang bersifat administratif.

Ia lalu memaparkan tantangan yang harus dihadapi oleh Nadiem Makarim dalam melakukan perubahan pada sistem pendidikan di Indonesia.

"Tantangannya itu kalau antara dinas pendidikan, pengawas, kepala sekolah, dan guru itu tidak sejalan."

"Guru penginnya seperti yang dikehendaki oleh menteri, tapi pengawas masih berpedoman pada pola-pola kerja lama," jelas Darmaningtyas.

Darmaningtyas juga mengatakan, apabila tidak terjadi keselarasan antara dinas pendidikan, pengawas, kepala sekolah, dan guru, maka perubahan yang diharapkan oleh Nadiem tersebut tidak akan terwujud.

Pengamat pendidikan itu menilai, selama masih ada pengawas sekolah, kendali sekolah tetap berada di tangan pengawas.

"Pengawas itu yang saya rekomendasikan dulu, fungsinya lebih ke pembimbingan. Oleh karena itu, pengawas bukan ke administrasi administrator, tetapi substansi pembelajarannya," tutur Dharmaningtyas.

"Itu yang bener, kalo mau meningkatkan mutu pendidikan."

Ada beberapa langkah menurut Dharmaningtyas yang harus dilakukan oleh Nadiem Makarim untuk mewujudkan perubahan itu.

"Ya langkah awal, ujian nasional harus dihapuskan. Yang kedua ya, benahi kurikulumnya, jangan terlalu banyak mata pelajaran yang membuat anak itu juga bosan."

"Mata pelajaran-mata pelajaran yang sifatnya pilihan mestinya lebih banyak diberikan," papar Darmaningtyas.

Dirinya juga mengusulkan untuk menyederhanakan mata pelajaran di sekolah dasar.

"Jadi, yang wajib mungkin hanya beberapa. Dulu kalau yang saya usulkan ya, kalau SD itu ya membaca, menulis, berhitung. Jadi SD kelas 1 sampai 3 sebenarnya ya itu aja, membaca, menulis, berhitung, olahraga, kesenian," ujar Darmaningtyas.

"Baru kelas 4, baru mulai belajar matematika, IPA, gitu. Jadi itu harus disederhanakan."

Sejumlah poin yang disampaikan oleh Nadiem Makarim dinilai Darmaningtyas telah ada pada semangat perubahan kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 tersebut berisi tentang penciptaan sistem pembelajaran yang lebih menyenangkan, murid lebih aktif bertanya daripada mendengarkan.

Serta memanfaatkan sumber pembelajaran selain guru seperti alam sekitar.

"Tapi ya itu tadi, karena mata pelajarannya terlalu banyak, tuntutan administratif terlalu tinggi, akhirnya apa yang menjadi spirit 2013 itu tidak terwujud di lapangan," katanya.

(Kompas.com/Dendi Ramdhani) (TribunWow.com/Fransisca Mawaski)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bacakan Pidato Menteri Nadiem, Ridwan Kamil: Pesannya Lebih Personal"

Sumber: Kompas.com
Tags:
Hari Guru NasionalNadiem MakarimRidwan KamilJawa Barat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved