Breaking News:

Terkini Nasional

Ma'ruf Amin Sebut Paradigma Alon-alon Asal Kelakon Sudah Harus Ditinggalkan: Sekarang Harus Cepat

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Indonesia sedang melakukan perubahan untuk menuju negara maju.

Tribunnews.com/Rina Ayu
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin. 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Indonesia sedang melakukan perubahan untuk menuju negara maju.

Perubahan ini harus dilakukan dengan cepat, sehingga paradigma lama "alon-alon waton kelakon" sudah harus ditinggalkan.

"Sekarang ini sedang terjadi perubahan, Kita pun Indonesia sedang melakukan perubahan untuk menuju Indonesia maju," ujar Ma'ruf Amin dalam pidatonya di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di Yogyakarta, Minggu (24/11/2019).

Tanggapi Tulisan Dahlan Iskan soal Ahok Jadi Komut Pertamina, Ustaz Yusuf Mansur: Bisa Saja Berbeda

Ma'ruf Amin menyampaikan, ilmu pengetahuan sekarang sedang melakukan perubahan yang luar biasa yang disebut sebagai zaman 4.0.

Kecenderunganya mendisrupsi sesuatu yang lama diganti dengan baru.

Karenanya, hal itu patut untuk diwaspadai agar hal-hal baik yang sudah lama ada di Indonesia tidak hilang.

"NU (Nahdlatul Ulama) itu punya pedoman menjaga, memelihara yang lama, yang baik. Barang lama yang baik-baik jangan dihabisi, tetapi dijaga, menjaga tradisi," tandasnya.

"Tetapi NU juga menggunakan pendekatan yang baru, mengambil yang baru yang lebih baik. Jadi melakukan transformasi, kita juga menerima perubahan itu, mana yang baik kita ambil," imbuhnya.

Kronologi Pria Bunuh Temannya Sendiri, Pelaku Pergoki Korban Hendak Perkosa sang Istri

Menurut Ma'ruf, melakukan perubahan tidak cukup hanya dengan transformasi.

Tetapi juga harus melahirkan inovasi-inovasi secara kontinyu.

"Kita juga harus melakukan inovasi, perbaikan-perbaikan sendiri, bukan hanya mengambil, mentransformasi tetapi kita juga melakukan inovasi," ungkapnya.

Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa perubahan harus tetap dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan.

Perubahan tidak boleh mengingkari kesepakatan yang sudah final bagi bangsa Indonesia, yakni Pancasila UUD 1945 dan NKRI.

"Pancasila adalah kesepakatan kita, NKRI kesepakatan kita, karena itu kita tidak boleh menghilangkan Pancasila dan NKRI untuk melakukan perubahan," tegasnya.

Chandra Hamzah Jadi Komut BTN, Peneliti Indef Singgung soal Integritas dan Kredibilitas

Diungkapkanya, perubahan saat ini berjalan dengan cepat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags:
Maruf AminYogyakartaJokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved