Ahok Jadi Bos Pertamina
Soal Ahok, Marwan Batubara dan Ali Ngabalin Cekcok Saling Tunjuk, Presenter sampai Turun Tangan
Perdebatan terjadi antara Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies, Marwan Batubara dengan Mantan Staf Ahli Kepresidenan, Ali Ngabalin.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Mendengar itu, presenter acara sempat meminta Ali Ngabalin menahan emosinya.
Namun, Ali Ngabalin tidak menggubris imbauan presenter.
"Pak Ali Ngabalin ditahan," imbau presenter.
"Kita ini manusia biasa," kata Ali Ngabalin.
Kemudian, presenter memilih untuk melanjutkan pertanyaanya pada Marwan.
Namun, saat Marwan akan memberikan penjelasannya, Ali Ngabalin sudah kembali menyela.
"Tapi dilanjutkan sebenarnya kapasitas sebagai Komisaris kan bukan mengambil keputusan yang strategis ya tapi lebih kepada nasihat, bagaimana," tanya presenter.
"Anda musti cabut itu kalimat dengan menggunakan kata kotor, orang kotor masak negara mengangkat orang kotor seperti ini, negara tersandera, itu kalimat apa itu," sela Ali Ngabalin lebih keras.
• 6 Poin Perjalanan Ahok Jadi Pejabat Publik: Partai Pertama, Beberapa Kegagalan, hingga Bos Pertamina
Kemudian, presenter kembali memperingatkan Ali Ngabalin untuk berhenti membahas masalah kalimat orang kotor.
Namun, lagi-lagi Ali Ngabalin kukuh dengan pendapatnya.
"Jangan Pak Marwan jangan itu kalimat apa itu apakah karena kebencianmu gitu, enggak boleh itu tandanya Bang Marwan sedang membenci seseorang," ujar Ali Ngabalin.
"Pak Ngabalin mohon maaf kita selesai masalah diksi, semua orang punya pemahaman yang berbeda," ucap presenter mengingatkan.
"Iya tapi ini kan dinonton oleh jutaan orang di Indonesia,jutaan orang, menggunakan kata-kata orang kotor pada Ahok itu tidak bagus itu artinya kebencian," lanjut Ali Ngabalin.
Lihat videonya mulai menit ke-9:28:
Marwan Batubara Sebut Ahok Orang Kotor
Pada kesempatan itu, mulanya Marwan Batubara menyebut bahwa Ahok selama ini telah melanggar banyak undang-undang khususnya masalah keuangan
• 6 Poin Perjalanan Ahok Jadi Pejabat Publik: Partai Pertama, Beberapa Kegagalan, hingga Bos Pertamina