Kabar Tokoh
Ini yang Dikhawatirkan Faisal Basri jika Ahok Jadi Bos BUMN: Ahok Bukan Malaikat tapi Roh Ahok Bisa
Ekonom Senior, Faisal Basri turut mengomentari Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan direkrut menjadi petingi BUMN.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Ekonom Senior, Faisal Basri turut mengomentari Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan direkrut menjadi petingi BUMN.
Faisal Basri menyambut baik Ahok menjadi petinggi BUMN.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com pada Kamis (21/11/2019), meski mendukung Ahok menjadi bos BUMN namun hal itu harus dibarengi tim yang baik dalam memimpin perusahaan.
• Rizal Ramli Sebut akan Ada Demo Tolak Ahok hingga Ceritakan Prestasinya Sendiri saat Era Gus Dur
"Kalau tanpa tim, ya berat. Ahok itu bukan malaikat, tapi roh Ahok bisa menjadi motor perubahan," ujar Faisal Basri setelah ditemui Kompas.com seusai menghadiri Kongkow Bisnis Pas FM, di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Namun menurut Faisal Basri, hal itu masih belum cukup.
"Tapi itu juga enggak cukup, syarat perlunya harus dipenuhi," lanjutnya.
Lalu, Faisal Basri mengaku masih khawatir penunjukkan Ahok.
Ia khawatir jika tim Ahok kurang baik makan itu akan mempengaruhi performa perusahaan.
Ekonom sekaligus politikus ini lantas mencontohkan kasus mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto.
Menurut keteragannya, banyak bawahan Dwi Soetjipto enggan bekerja sama dengan sang Direktur.
"Kan repot, diganjel terus karena yang kerja sehari-hari kan birokrasi perusahaan itu," lanjutnya.
• Arya Sinulingga Bantah Tuduhan Marwan Batubara ke Ahok, Singgung Proses Hukum Ahok di KPK
Sehingga, Faisal Basri meminta agar Erick Thohir memberikan kewenangan dan jaminan pada Ahok.
Ekonom 60 tahun tersebut, takut Ahok nantinya akan mendapat kesulitan.
"Ya orang hebat bisa jadi tersandera kalau sistemnya sudah berat. Jadi tidak bisa satu orang saja. Jadi harus tim," ujar dia.
Sedangkan pada kesempatan tersebut, Faisal membeberkan dua perusahaan yang harus menjadi perhatian Erick Thohir.
Dua perusahaan itu antara lain PT PLN dan PT Pertamina.
Pasalnya, dua perusahaan itu sering menjadi sarang mafia.
"Kalau itu dijaga tidak dirampok, sudah bagus banget karena itu dua perusahaan terbesar," tegasnya.
• Setuju Ahok jadi Bos BUMN, Irma S Chaniago Bongkar Keburukan BUMN saat Rapat DPR: Semua Copy Paste
Sementara itu, tanggapan berbeda datang dari ekonom Rizal Ramli,
Rizal Ramli tak setuju Ahok menjadi petinggi BUMN.
Rizal Ramli mengungkapkan, banyak masalah tercipta lantaran kebijakan Ahok saat masih memimpin DKI Jakarta.
Hal itu diungkapkan Rizal Ramli saat menjadi narasumber Kabar Petang tvOne pada Rabu (20/11/2019).
Satu di antara masalah yang dialkukan Ahok ketika memimpin Jakarta adalah dirinya dianggap tidak bisa memperbaiki BUMN di daerah.
Rizal Ramli menganggap, Ahok hanya bisa membuat kehebohan.
"Ahok pernah mimpin DKI, di bawahnya ada 30 BUMN Daerah ya."
"Waktu dia masuk, dia bikin heboh, dia jelek-jelekin BUMD sebagai kacau," ujar Rizal Ramli.
Meski Ahok telah mengganti jajaran pimpinan BUMD daerah, namun kader PDIP itu dianggap belum bisa memperbaiki BUMD.
"Manajammennya dia ganti 30 orang. Konco-konconya (teman-temannya) Ahok, tapi juga tidak ada hasilnya setelah beberapa tahun tidak ada perbaikan kinerja yang bagus," ujarnya.
"Kalau Ahok punya pengalaman eksekutif pasti dari pergantian perubahan yang dilakukan terjadi perbaikan," imbuh Mantan Menteri 64 tahun itu.
Tak berhenti di sana, Rizal Ramli lantas membeberkan masalah pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT.
"Contoh lain aku ikut dalam sidang kabinet, Ahok ngotot supaya LRT pake rel yang lebar."
"Padahal LRT hanya di dalam kota cukup rel yang sempit tidak perlu lebar karena yang lebar itu kalau bebannya tinggi atau jarak jauh."
"Nah apa yang sekarang terjadi, LRT punya banyak masalah karena untuk nikung perlu yang sempit," ujar Rizal Ramli panjang lebar.
• Meski Ada Penolakan, Ahok Nyatakan Siap Pimpin Pertamina: Kalau Ditunjuk Harus Siap Dong
Tak berhenti di sana, Rizal Ramli turut mengomentari masalah pembangunan Depo.
"Yang kedua ternyata Depo harus dibangun dengan 25 hektar belum ada tanahnya," lanjutnya.
Sehingga, Rizal Ramli menolak Ahok menjadi petinggi BUMN khususnya sebagai Bos Pertamina.
"Ini nunjukkin bahwa yang namanya Ahok cuma dramanya gede, tapi kemampuan korporasinya tapi betul-betul mengecawakan, sayang kalau Pertamina dijadikan Pertamina percobaan yang tidak perlu," ungkapnya.
Terkait Ahok juga banyak yang mendung saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Rizal Ramli tak menampiknya.
Kendati demikian, ia menegaskan sekali lagi bahwa tak ada perubahan signifikan saat dipimpin Ahok.
"Ya tentu banyak pendukung Ahok, Ahoker yang militan yang doyan dia maki-maki pejabat DKI memang banyak pejabat DKI yang juga kacau tetapi perbaikan apa kinerja yang signifikan, kan enggak ada," lanjut Mantan Menteri Koordinator Ekonomi pada era Gus Dur tersebut.
Lihat videonya mulai menit awal: