Kabar Tokoh
Di Depan Arya Sinulingga, Mardani Ali Kritik dan Sebut Erick Thohir Masih Muda: Jangan Dramatisasi
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengkritik Menteri BUMN, Erick Thohir. Mardani Ali Sera meminta Erick Thohir untuk fokus pada pekerjaanya.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengkritik Menteri BUMN, Erick Thohir.
Mardani Ali Sera meminta Erick Thohir untuk fokus pada pekerjaanya.
Dilansir TribunWow.com melalui channel YouTube Kompas TV, Mardani Ali Sera mengungkapkan Erick Thohir jangan banyak melakukan drama, Rabu (20/11/2019).
• Ini yang Dikhawatirkan Faisal Basri jika Ahok Jadi Bos BUMN: Ahok Bukan Malaikat tapi Roh Ahok Bisa
Mulanya, Erick Thohir mengatakan bahwa mantan pemilik Inter Milan itu tidak memiliki pengalaman masa lalu yang baru.
Kemudian, ia mendukung langkah Erick Thohir untuk membersihkan BUMN dari mafia.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga yang hadir dalam acara itu.
"Erick ini kan muda ya dan tidak punya beban masa lalu lah, sehingga yang Arya bilang, saya sangat dukung membabat banyak hal," ujar Mardani.
Mardani kemudian meminta Erick Thohir gerak cepat dan tidak melakukan hal-hal yang tidak penting.
"Banyak status quo di BUMN kita dan the evil is in the detail, maka kerjaannya Pak Erick jangan dramatisasi lah," ujarnya.
Erick Thohir diminta dapat meningkatkan keuntungan serta produktivitas tiap perusahaan di BUMN.
• Rizal Ramli Sebut akan Ada Demo Tolak Ahok hingga Ceritakan Prestasinya Sendiri saat Era Gus Dur
"Langsung saja, kategorisasi itu jelas, kemudian profitnya tiap perusahaan, kemudian produktivitas setiap segmen," pinta Mardani.
Lantas, Mardani menyinggung kegagalan Menteri BUMN sebelumya, dalam membangun empat induk usaha (holding).
"Kemarin kan ada empat holding, super holding, karena kita semua sudah punya ya mengholdingisasi tapi semua gagal," singgungnya.
Sehingga, Mardani meminta Erick Thohir lebih berani menangani BUMN.
"Buat saya kata kuncinya adalah keberanian, untuk menempatkan BUMN sebagai salah satu aktor yang memperkuat hadir mewujudkan kesejahteraan sosial."
"Dan untuk itu, yang dibilang Arya benar, betul-betul jangan masuk campur," terang Mardani.
• Disinggung Ahok Banyak Pendukung, Rizal Ramli Sebut Ahoker Militan hingga Ungkap Pernah Bantu BTP
Lihat videonya mulai menit ke-12:35:
Pada kesempatan itu, Mardani turut menanggapi soal kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi BUMN.
Mardani menilai penunjukan Ahok sebagai petinggi BUMN terjadi lantaran adanya hubungan pertemanan, antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan wakilnya itu saat memimpin DKI Jakarta.
Mardani menyarankan Menteri BUMN untuk lebih baik merekrut jajaran petinggi BUMN melalui Assesment Center.
"Menurut saya akan sangat baik gunakan sumber daya yang ada, tadi ada temen-temen Assesment Center yang paling baik, perusahaan yang profesional," ujar Mardani.
Ia lantas menyinggung bahwa jabatan itu seharusnya jangan ada karena hubungan dekat.
"Dia enggak pake perasaan bukan ini kawan saya, ini temen saya, ini partai saya," ujar Mardani.
"Loh gimana kok bisa ada perasaan, Anda kawan, bagaimana Anda dapat kesimpulan itu?," tanya Presenter Budiman.
Ditanya demikian, Mardani terang-terangan menyebut, hubungan dekat Presiden Jokowi dengan Ahok erat kaitannya dengan hal tersebut.
Meski Jokowi pernah mengatakan Ahok memiliki kemampuan, namun Ahok belum dapat mempercayai sang presiden.
"Ya Pak Jokowi ketika menyatakan Pak Ahok kan 'Ini sudah ketahuan', tapi sebetulnya kan belum ketahuan," ungkap Mardani.
"Loh kan sudah ketahuan juga, pernah jadi Wagubnya Pak Jokowi," balas Budiman.
Mardani menilai, kemampuan Ahok dalam memimpin pemerintahan memang sudah diketahui.
Namun, pengalaman Ahok dalam perusahaan belum ketahuan.
"Ya itu kan pertemanan dalam pemerintahan, tapi berusaha dalam perusahaan yang profesional belum ketahuan," jawabnya.
• Marwan Batubara Sindir Jokowi Tergesa-gesa soal Ahok di BUMN: Saya Khawatir Presiden Ada Keinginan
Sehingga, Mardani meminta agar Erick Thohir untuk berhati-hati memilih petinggi-petinggi BUMN.
"Nah karena itu Bud, yang paling baik justru. Hati-hati milih pemimpin."
"Jadi gini lebih baik cari tim, Erick tu oke, cari tim hunternya," ungkapnya.
Lantas, Mardani meminta Erick Thohir kalau perlu memantau semua tokoh-tokoh yang memiliki pengalaman dalam memimpin perusahaan.
Ia khawatir, nanti BUMN justru merugi karena salam memilih pemimpin.
"Kan selalu perusahaan-perusahaan besar tidak tiba-tiba, kalau perlu seluruh dunia dipantau yang punya track record."
"Nanti kasihan BUMN yang utangnya dari data saya ya Bud dari 115, cuma 25 yang untung gitu loh," ujarnya.
Mardani menggungkapkan, jika memang Ahok dianggap layak, ia meminta agar BUMN menunjukkan apa saja prestasi Ahok dalam mengelola perusahaan selama ini.
"Ya ketika itu disampaikan tanpa track record, contoh nih apa portofolio Pak Ahok yang sudah selama ini ada mengelola energi, mengelola PLN, mengelola Pertamina katakan itu tidak ada."
"Saya pribadi belum melihatnya, kalau ada paparkan saja," terang Mardani.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)