Breaking News:

Kabar Tokoh

Sindir BTP Kelas Glodok, Rizal Ramli Sebut Alasan Ahok Tak Pantas Masuk BUMN: Jokowi Buat Masalah

Mantan Menko Maritim Rizal Ramli sebut alasan Ahok tak pantas masuk ke BUMN, mulai dari masalah keuangan hingga sumber perpecahan bangsa Indonesia

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Youtube Talk Show tvOne
Mantan Menko Maritim Rizal Ramli sebut alasan Ahok tak pantas masuk ke BUMN, mulai dari masalah keuangan hingga sumber perpecahan bangsa Indonesia 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Menko Kemaritiman periode 2015-2016 Rizal Ramli memaparkan alasannya mengapa mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak pantas untuk mendapatkan posisi di BUMN.

Rizal menyindir Presiden RI Joko Widodo yang menunjuk Ahok untuk masuk ke BUMN sebagai tindakan yang hanya memperkeruh suasana.

Dikutip TribunWow.com dari video acara Dua Sisi yang diunggah kanal Youtube Talk Show tvOne, Sabtu (16/11/2019), Rizal bahkan mengecap Ahok kelas Glodok karena ia anggap tak miliki pengalaman korporasi yang bagus.

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan ditunjuk untuk memegang jabatan satu di antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Mantan Menko Maritim Rizal Ramli sebut alasan Ahok tak pantas masuk ke BUMN, mulai dari masalah keuangan hingga sumber perpecahan bangsa Indonesia. (Kompas.com/Kristianto Purnomo)

Glodok sendiri merupakan pasar elektronik yang terletak di Jakarta Barat.

Mulanya Rizal menjelaskan masalah-masalah yang dimiliki oleh Ahok.

Rizal mengatakan Ahok memiliki banyak kasus keuangan.

"Ahok punya banyak kasus keuangan," jelas Rizal.

Ia kemudian menyebut beberapa masalah yang dimiliki oleh Ahok.

Pertama ia membahas kasus pembelian Rumah Sakit Sumber Waras.

dalam pembelian RS Sumber Waras diduga ada kasus korupsi yang mengindikasikan kerugian keuangan negara sebesar Rp 191 miliar.

"Pembelian Rumah Sakit Sumber Waras," kata Rizal.

Kemudian Rizal lanjut membahas soal pembelian lahan di Cengkareng.

Kasus tersebut berawal ketika Dinas Perumahan DKI membeli lahan seharga Rp 648 miliar dari pemilik bernama Toeti Noezlar Soekarno.

Namun penjual rumah kemudian mengaku hanya menerima Rp 448 miliar.

"Beli tanah di Cengkareng dari DKI," imbuhnya.

Lalu terakhir Rizal mengungkit pembelian bus import dari Tiongkok yang digunakan untuk Transjakarta.

"Kasus bus import dari Tiongkok," tambah Rizal.

Rizal menyimpulkan dari kasus-kasus tersebut, Ahok tidak memiliki kualitas untuk bekerja dengan jujur dan baik.

"Kasus-kasus itu menunjukkan dia tidak biasa dengan Good Governance," jelas Rizal.

Alasan kedua, Rizal menjelaskan penunjukkan Ahok untuk menjadi petinggi BUMN hanya akan mengundang masalah.

"Yang kedua, hari ini Indonesia sudah banyak masalah," kata Rizal.

Kabar dan Penampilan Terkini Veronica Tan Mantan Istri Ahok, Gagas Kegiatan Musik di Rusun

Rizal mengatakan dahulu saat pemilihan gubernur, situasi sempat memanas karena Ahok.

Saat itu Ahok sempat tersandung kasus penistaan agama yang menyebabkan dirinya dibui selama dua tahun.

"Bangsa kita nyaris terpecah gara-gara Ahok, pemilihan gubernur," terang Rizal.

Ia kemudian menyindir Jokowi yang memilih Ahok untuk dijadikan bos BUMN.

"Kok Pak Jokowi ciptakan masalah baru," tambahnya.

Rizal kemudian melanjutkan mengapa dirinya meledek Ahok dengan sebutan kelas Glodok.

Menurut RIzal, Ahok tidak memiliki pengalaman dalam mengurus korporasi yang besar.

"Dia tidak punya corporate experience," kata Rizal.

"Saya ledek kelas Glodok, maksudnya itu enggak punya pengalaman corporate yang bagus," tambahnya.

Video dapat dilihat di menit awal:

Waketum Gerindra Arief Poyuono Dukung Ahok Masuk BUMN

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono turut mendukung masuknya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke dalam BUMN.

Arief mengatakan Ahok cocok ditempatkan di PLN agar tidak ada lagi listrik yang mati nyala (Byar Pet).

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Kompastv, Kamis (14/11/2019), mulanya Arief menyatakan dukungannya terhadap Ahok untuk ditempatkan di BUMN.

Waketum Gerindra Arief Poyuono sangat mendukung Ahok masuk PLN, Arief ingin Ahok memberantas mafia yang berada di PLN agar tak ada lagi mati listrik
Waketum Gerindra Arief Poyuono sangat mendukung Ahok masuk PLN, Arief ingin Ahok memberantas mafia yang berada di PLN agar tak ada lagi mati listrik (TRIBUNJATIM.COM)

"Saya mendukung," jelas Arief Poyuono.

Arief Poyuono mengatakan dirinya telah memperhatikan kinerja Ahok di pemerintahan.

"Saya selama ini memperhatikan kerjanya Ahok," kata Arief Poyuono.

Berdasarkan pengamatan yang ia lakukan, Arief Poyuono percaya bahwa Ahok memiliki integritas tinggi.

"Ahok itu sebenarnya orang yang sangat punya integritas tinggi," tutur Arief Poyuono.

Arief Poyuono yakin Ahok cocok ditempatkan di BUMN yang mengatur hajat hidup orang banyak seperti PLN.

"Artinya memang Ahok ini cocok kalau ditempatkan di BUMN-BUMN seperti misalnya, PLN," kata Arief Poyuono.

Ia percaya Ahok mampu memberantas mafia-mafia yang ada di BUMN.

"Untuk membersihkan mafia rente di PLN," jelas Arief Poyuono.

"Ini penting karena PLN ini public service obligation (kewajiban pelayanan publik)," tambahnya.

Ahok Masuk BUMN, sang Adik Harry Tjahaja Purnama: BTP Sayang kalau Tak Dimanfaatkan

Arief Poyuono tak ingin listrik di Indonesia tidak stabil.

Karena menurutnya ketidakstabilan listrik akan mengganggu masyarakat dan juga iklim investasi di Indonesia.

"Jangan sampai lagi PLN sering byar pet," ucap Arief Poyuono.

"Artinya kalau sudah byar pet, itu kan juga mengganggu masyarakat, juga mengganggu iklim investasi yang sedang digalakkan oleh Pak Joko Widodo kan," imbuhnya.

Arief Poyuono kembali menegaskan dirinya sangat setuju Ahok ditempatkan di PLN.

"Artinya saya sangat mendukung seorang Ahok bisa ditempatkan di PLN," katanya.

Video dapat dilihat menit 0.05

Ahok Bahas PLN dan Pertamina dengan Erick Thohir

 Setelah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membenarkan Ahok akan ditempatkan di BUMN, muncul berbagai pertanyaan di manakah Ahok akan ditempatkan.

Berdasarkan keterangan langsung dari Ahok, ia mengaku telah berbicara dengan Menteri BUMN Erick Thohir pada Rabu (13/11/2019) soal beberapa posisi di BUMN yang kemungkinan akan ditempati oleh dirinya. 

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube KompasTv, Kamis (14/11/2019), berdasarkan keterangan Ahok, Erick Thohir menyebut dua nama BUMN terbesar, yaitu PLN dan Pertamina.

Basuki Tjahaja Purnama atau kerap akrab disapa Ahok, diwacanakan akan diangkat jadi bos BUMN. Ahok kemudian ungkap isi diskusinya dengan Erick Thohir
Basuki Tjahaja Purnama atau kerap akrab disapa Ahok, diwacanakan akan diangkat jadi bos BUMN. Ahok kemudian ungkap isi diskusinya dengan Erick Thohir (Kompas.com)

Mulanya pria yang memiliki nama asli Basuki Tjahaja Purnama tersebut menjelaskan akan ada proses untuk pengenalan tim BUMN.

Dalam proses tersebut ia menjelaskan dirinya akan ditempatkan di posisi yang paling cocok.

"Akan ada prosesnya, ada timnya di dalam," jelas Ahok.

"Cocokin, cocoknya di mana," tambahnya.

Ahok kemudian menjelaskan Erick Thohir telah berbicara dengan dirinya soal beberapa BUMN yang nantinya dimungkinkan akan ia tempati.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut diberi penjelasan oleh Erick Thohir bahwa ada dua BUMN yang merupakan BUMN terbesar di Indonesia.

Kedua BUMN tersebut adalah Pertamina dan PLN.

Erick Thohir mengatakan kedua BUMN tersebut sangat rumit dan menyangkut kepentingan banyak orang.

"Dia ngomong yang paling besar, yang paling rumit untuk kepentingan orang banyak adalah Pertamina dan PLN," kata Ahok.

 Bandingkan Anies Baswedan dengan Ahok, Pandji Pragiwaksono: Setiap Pintu Lo Tutup, Ada Kecurigaan

Selain membahas Pertamina dan PLN, Ahok juga mengatakan Erick Thohir sempat membahas Krakatau Steel yang tergolong BUMN yang besar karena memiliki 60 anak perusahaan.

"Ada Krakatau Steel juga, punya 60 anak perusahaan," kata Ahok.

Kendati telah membicarakan hal tersebut dengan Erick Thohir, Ahok belum dapat memastikan dirinya akan ditempatkan di mana.

Ia menyerahkan keputusan akhir penempatan dirinya, kepada Menteri BUMN Erick Thohir.

"Tapi saya enggak tahu, tanya Pak Erick saja ya," kata Ahok.

"Kan belum pasti juga, masih dipelajari," imbuhnya.

Video dapat dilihat mulai menit 0.39

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Rizal RamliBUMNBasuki Tjahaja Purnama (Ahok)Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved