Kabar Tokoh
Rizal Ramli Sebut Banyak Opsi Lain Bos BUMN Ketimbang BTP: Modalnya Ahok Nanti Keributan Doang
Mantan Menko Maritim Rizal Ramli kritisi langkah Presiden RI Joko Widodo terkait wacana jadikan Ahok bos BUMN. Rizal sebut Ahok hanya akan buat onar
Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Wacana Ahok jadi bos BUMN mendapat banyak kritik, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli juga ikut mengkritik dipilihnya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon petinggi BUMN.
Rizal mengatakan masih banyak orang lain yang lebih pantas dipilih dan berkulitas dibandingkan Ahok.
Dikutip TribunWow.com dari video acara Dua Sisi yang diunggah kanal Youtube Talk Show tvOne, Sabtu (16/11/2019), Rizal menjelaskan bahwa masih banyak pilihan yang sebenarnya lebih baik dibandingkan Ahok.

Ia berpendapat masih banyak anak muda yang memiliki pengalaman eksekutif lebih bagus dibandingkan Ahok.
"Padahal masih banyak anak-anak muda, pengalaman eksekutif (dengan) yang bagus," jelas Rizal.
Rizal juga menyinggung masih banyak orang yang berasal dari etnis Tionghoa yang lebih bagus dibandingkan Ahok.
"Termasuk teman-teman Tionghoa banyak yang bagus-bagus," tambahnya.
Rizal percaya banyak orang selain Ahok yang mampu memberikan kontribusi lebih terhadap kemajuan BUMN di Indonesia.
Sebaliknya, Rizal menyindir menjadikan Ahok sebagai petinggi BUMN hanya akan mengundang keributan yang tidak perlu.
"Itu (orang-orang selain Ahok) memberikan nilai tambah yang jauh lebih besar," kata Rizal.
"Daripada Ahok yang modalnya itu nanti keributan doang," tambahnya.
Rizal mengatakan semasa Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia menduga Ahok mengumpulkan banyak dana ilegal.
"Waktu dia jadi gubernur, dia juga banyak mengumpulkan dana-dana off budget (di luar anggaran)," kata Rizal.
"Sebetulnya itu ilegal, dilarang oleh undang-undang kita," tambahnya.
• Kabar dan Penampilan Terkini Veronica Tan Mantan Istri Ahok, Gagas Kegiatan Musik di Rusun
Rizal mengatakan kegiatan pengumpulan dana secara ilegal, dijadikan Ahok sebagai sebuah kebiasaan.
"Buat dia itu dijadikan kebiasaan," jelas Rizal.
Kemudian ia menyindir Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang menunjuk Ahok untuk masuk ke BUMN.
Rizal meledek Jokowi hanya cari masalah.
"Yang ketiga, Pak Jokowi kok bikin masalah aja," tutur Rizal.
Video dapat dilihat menit 2.10
Erick Thohir dan Ahok Berdiskusi soal PLN dan Pertamina
Setelah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membenarkan Ahok akan ditempatkan di BUMN, muncul berbagai pertanyaan di manakah Ahok akan ditempatkan.
Berdasarkan keterangan langsung dari Ahok, ia mengaku telah berbicara dengan Menteri BUMN Erick Thohir pada Rabu (13/11/2019) soal beberapa posisi di BUMN yang kemungkinan akan ditempati oleh dirinya.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube KompasTv, Kamis (14/11/2019), berdasarkan keterangan Ahok, Erick Thohir menyebut dua nama BUMN terbesar, yaitu PLN dan Pertamina.
• Ahok Masuk BUMN, sang Adik Harry Tjahaja Purnama: BTP Sayang kalau Tak Dimanfaatkan
Mulanya pria yang memiliki nama asli Basuki Tjahaja Purnama tersebut menjelaskan akan ada proses untuk pengenalan tim BUMN.
Dalam proses tersebut ia menjelaskan dirinya akan ditempatkan di posisi yang paling cocok.
"Akan ada prosesnya, ada timnya di dalam," jelas Ahok.
"Cocokin, cocoknya di mana," tambahnya.
Ahok kemudian menjelaskan Erick Thohir telah berbicara dengan dirinya soal beberapa BUMN yang nantinya dimungkinkan akan ia tempati.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut diberi penjelasan oleh Erick Thohir bahwa ada dua BUMN yang merupakan BUMN terbesar di Indonesia.
Kedua BUMN tersebut adalah Pertamina dan PLN.
Erick Thohir mengatakan kedua BUMN tersebut sangat rumit dan menyangkut kepentingan banyak orang.
"Dia ngomong yang paling besar, yang paling rumit untuk kepentingan orang banyak adalah Pertamina dan PLN," kata Ahok.
• Bandingkan Anies Baswedan dengan Ahok, Pandji Pragiwaksono: Setiap Pintu Lo Tutup, Ada Kecurigaan
Selain membahas Pertamina dan PLN, Ahok juga mengatakan Erick Thohir sempat membahas Krakatau Steel yang tergolong BUMN yang besar karena memiliki 60 anak perusahaan.
"Ada Krakatau Steel juga, punya 60 anak perusahaan," kata Ahok.
Kendati telah membicarakan hal tersebut dengan Erick Thohir, Ahok belum dapat memastikan dirinya akan ditempatkan di mana.
Ia menyerahkan keputusan akhir penempatan dirinya, kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
"Tapi saya enggak tahu, tanya Pak Erick saja ya," kata Ahok.
"Kan belum pasti juga, masih dipelajari," imbuhnya.
Video dapat dilihat mulai menit 0.39
Wapres Ma'ruf Amin Angkat Bicara soal Wacana Ahok jadi Bos BUMN
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin ikut bicara soal wacana Ahok menjadi pimpinan BUMN.
Ma'ruf Amin mengatakan nama Ahok belum dibahas dalam rapat Tim Penilaian Akhir (TPA).
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (15/11/2019), Ma'ruf Amin mendengar penunjukkan Ahok menjadi pimpinan di BUMN masih diproses.
"Belum dibahas di TPA, belum. Saya dengar, masih diproses," kata Ma'ruf di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (15/11/2019).
Ma'ruf Amin menjelaskan hal yang dibahas saat TPA adalah soal pemberhentian tujuh pejabat di BUMN.
"Yang khusus di TPA (kemarin) tentang pemberhentian tujuh pejabat di lingkungan BUMN. Memang hanya pemberhentiannya," jelas Ma'ruf Amin.
Berdasarkan laporan dari wartawan Kompas, pemberhentian ketujuh pejabat BUMN tersebut lantaran selesai masa jabatan atau menjadi wakil menteri.
Ma'ruf Amin mengatakan pengganti dari tujuh pejabat yang berhenti tersebut belum ditentukan dan masih dalam proses.
"Tapi penggantiannya belum. Katanya sedang diproses. Kita tunggu saja," kata Ma'ruf Amin.
Lalu kembali membahas wacana Ahok menjadi bos BUMN, Ma'ruf Amin mengatakan pengangkatan Ahok menjadi direksi atau komisaris merupakan kewenangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Itu kewenangan presiden yang akan menentukan," tambah Ma'ruf Amin.
• Ahok Ungkap Diskusinya dengan Erick Thohir soal Wacana Bos BUMN: Yang Paling Besar, Paling Rumit
Ma'ruf Amin kembali membahas soal tujuh jabatan yang kosong di BUMN.
Ia mengatakan kekosongan tersebut tidak akan berlangsung lama.
"Yang pasti tidak boleh lama-lama. Pasti itu, supaya tidak terjadi kekosongan. Tunggu saja," ucap Ma'ruf Amin.
Ma'ruf Amin mengatakan target seluruh kekosongan jabatan dapat terisi sebelum akhir tahun selesai.
"Diharapkan sudah selesailah. Kita harapkan sebelum akhir tahun sudah selesai," lanjut Ma'ruf Amin.
(TribunWow.com/Anung Malik)