Kabar Tokoh
Anies Baswedan Jadi Sorotan, Qadari Sebut Gubernur DKI adalah Audisi Menuju Capres Indonesia
Pengamat politik M. Qadari menjelaskan jadi Gubernur di DKI Jakarta adalah audisi jadi capres Indonesia karena akan DKI jadi sorotan publik
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik M. Qadari menjelaskan siapapun orang yang menjadi gubernur di Jakarta pasti akan mendapat sorotan yang lebih dibanding gubernur-gubernur di daerah lain.
Termasuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang kini tengah menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Sabtu (16/11/2019), Qadari lantas menyebut bahwa menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah layaknya sebuah audisi untuk menjadi calon presiden Indonesia.
• Tanggapan Novel Bamukmin dan PWNU soal Dugaan Penistaan Agama oleh Sukmawati Soekarnoputri
Lebih lanjut, Qadari menjelaskan bahwa Jakarta adalah daerah yang istimewa lantaran merupakan Ibu Kota Indonesia.
Selain itu, keistimewaan lain yang dimiliki oleh Jakarta adalah soal anggaran.
Disebutkan Qadari, Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia, mendapat anggaran yang besar untuk pembangunan kota.
"Ini daerah istimewa, daerah Ibu Kota," kata Qadari.
"Anggarannya besar sekali," jelas Qadari.
Maka dari itu, menurutnya, Jakarta juga menjadi contoh untuk masyarakat lainnya.
"Jakarta jadi contoh bagi masyarakat Indonesia," tambahnya.
Tidak hanya anggaran dan sisi positif lain, Qadari juga menjelaskan sorotan diberikan pada Anies Baswedan lantaran Jakarta memiliki permasalahan yang lebih banyak dari kota lainnya.
Apalagi, banyaknya kantor media massa di Jakarta juga menjadi satu pengaruh adanya sorotan tersebut.
"Permasalahan juga banyak," tutur Qadari.
"Media itu sangat banyak, pusatnya di Jakarta," kata Qadari.
• Anies Baswedan Sindir Pemerintah soal Isu Larangan Cadar: Republik Ini Banyak Agenda Lain
Ia mengatakan siapapun yang menjadi Gubernur DKI Jakarta, dapat dipastikan akan selalu mendapat perhatian media yang lebih besar dibandingkan menjadi gubernur di daerah-daerah lain.
"Siapapun gubernurnya mendapatkan perhatian, dan sorotan yang lebih jauh di atas gubernur-gubernur yang lain," jelas Qadari.
Qadari mengatakan meskipun penduduk Jakarta hanya sebagian kecil dari seluruh Indonesia, namun perhatian yang didapat oleh Gubernur DKI Jakarta dapat mencapai angka 50 persen hingga 100 persen penduduk Indonesia.
"Menjadi Gubernur Jakarta itu adminisitratif penduduknya hanya 5 persen, tapi sebetulnya pangsa pasarnya itu 50 persen bahkan hampir 100 persen," papar Qadari.
"Seluruh Indonesia yang menonton televisi," tambahnya.
Qadari kemudian memberikan pernyataan bahwa siapaun yang menjadi Gubernur Jakarta adalah audisi menjadi calon presiden.
"Sebab itulah yang menjadi Gubernur Jakarta itu audisi menuju calon presiden," kata Qadari.
• Ini Saran Pengamat Politik Ujang untuk Anies Baswedan yang Mulai Dijauhi Partai Koalisi
Video dapat dilihat menit 4.31
Anies Baswedan jadi Pusat Perhatian karena Kasus Lem Aibon Rp 82 miliar
Belakangan ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi pusat perhatian karena adanya temuan anggaran janggal berupa lem Aibon yang mencapai angka Rp 82 miliar, Selain lem Aibon, kemudian ditemukan lagi temuan-temuan lainnya yang memiliki nilai tak masuk akal.
Temuan tersebut ditemukan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dikutip dari Kompas.com (3/11/2019), Anies Baswedan menjelaskan kesalahan angka anggaran terjadi karena adanya kelemahan di sistem e-budgeting, sehingga orang dapat memasukan nilai barang yang tidak masuk akal.

Anies Baswedan mengatakan pihaknya sebenarnya mengetahui kelemahan sistem ini sejak tahun lalu.
"Kami mengetahui (kelemahan sistem e-budgeting) ini sejak tahun lalu. Tapi ya itu tadi, ya kami ini di pemerintahan. Kalau ada masalah, ya dikoreksi, diperbaiki, bukan diramaikan," kata Anies di Bundaran HI, Senin (3/11/2019).
Tak terima disalahkan begitu saja, Anies lalu menyalahkan sistem yang ada terlalu rumit.
Sehingga harus memasukan komponen secara detail dan rinci.
Selain itu, Anies mengatakan sistem digital ini harus dikoreksi secara manual.
Pernyataan Anies ini tentu memancing berbagai pihak untuk berkomentar.
Satu diantaranya adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mantan Gubernur DKI Jakarta.
Menurut Ahok, ia lupa definisi pintar, dan menilai Anies terlalu pintar.
"Aku sudah lupa definisi smart seperti apa karena Pak Anies terlalu over smart," ujar Ahok.
Ahok menjelaskan sistem e-budgeting yang digunakan saat dia menjabat dulu dapat mengetahui detail anggaran apapun, termasuk lem aibon, pulpen, dan lain-lain.
Sistem ini juga dapat mengetahui orang-orang yang menaikkan anggaran.
"Kan sistem sudah di-input harga satuan barangnya, kecuali harga satuan semua diubah," ucap Ahok.
Dengan demikian, anggaran seluruh komponen tersebut mudah dikontrol.
• Pemprov DKI Lelang Jabatan setelah Kepala Bappeda Mundur Gara-gara Anggaran Janggal APBD DKI 2020
Tak hanya itu, akibat kisruh ini pula Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Sri Mahendra Satria Wirawan mundur dari jabatannya.
Anies mengatakan sikap mundur Mahendra merupakan sikap yang terhormat.
"Ini adalah sikap ksatria, sikap terhormat mengambil tanggung jawab meskipun sebetulnya pengisian itu sendiri dilakukan oleh banyak orang, tapi semuanya ada di Bappeda," ujar Anies pada tayangan Kompas Petang di Kompas Tv, Sabtu (2/11/2019).
Pengamat Politik Sebut Nasdem Lihat Potensi Anies untuk Maju Pilpres 2024
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan hadirnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Kongres II Partai Nasdem memberikan sinyal kemungkinan keterlibatan Anies Baswedan dalam kontestasi Pilpres 2024.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (11/11/2019), Adi mengatakan langkah yang dilakukan Nasdem seperti ingin memanggil pulang Anies Baswedan.
"Ini yang kemudian bisa menjelaskan, selain kepentingan untuk 2024, maka itu Nasdem seperti sedang ingin memanggil pulang Anies Baswedan yang pernah jadi deklarator," ucap pengamat politik Adi Prayitno kepada Kompas.com, Senin (11/11/2019).
Selain karena Anies Baswedan memiliki kemungkinan untuk bertarung dalam Pilpres 2024, alasan lain diundangnya Anies Baswedan adalah karena dirinya pernah terlibat dalam deklarasi Nasional Demokrat.
"Dia (Anies) adalah salah satu deklarator Nasdem, gitu. Suka tidak suka, itu yang cukup melekat," kata Adi.
Adi kemudian menjelaskan Nasdem nampak ingin mengajak Anies Baswedan untuk kembali ke Nasdem.
Sebagai salah satu inisiator Partai Nasdem, Adi berpendapat partai politik yang masih memiliki hubungan dekat dengan Anies Baswedan adalah Nasdem.
"Kalau saya sebenarnya Anies ini kalau mau dikaitkan dengan partai politik ya kaitkan ke Nasdem sebab dia adalah deklarator, inisiator Nasdem," ucap Adi.
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan Anies Baswedan bukanlah orang luar bagi partai Nasdem.
Karena Anies Baswedan pernah terlibat dalam sejarah berdirinya Partai Nasdem, Willy mengatakan Anies Baswedan sudah menjadi bagian dari Partai Nasdem itu sendiri
"Anies itu pembaca manifesto Nasional Demokrat (saat Nasdem masih menjadi ormas). Anies bukan orang asing, anies itu orang dalam di Nasdem," kata Willy.
• Soroti Anies Baswedan yang Datang ke Kongres Partai Nasdem, Rio Capella: Saya Sayang pada Partai Ini
(TribunWow.com/Anung Malik/Fransisca Mawaski)