Kabinet Jokowi
Andre Rosiade Sebut Posisi Ahok di BUMN Cocok Jadi Komisaris Utama PLN: Menurut Informasi Intelijen
Politisi Gerindra Andre Rosiade beri pernyataan terkait posisi untuk Ahok di BUMN.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Gerindra, Andre Rosiade kembali mengomentari tentang penunjukan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok di BUMN.
Kali ini ia berpendapat mengenai posisi yang kelak diemban Ahok di BUMN.
"Kalau menurut informasi intelijen saya, Komisaris Utama PLN," ujar Andre seperti yang dikutip dari akun YouTube KOMPASTV, Jumat (15/11/2019).
• Dicalonkan Masuk Jadi Bos BUMN, Ini Latar Belakang Pendidikan Ahok
Andre kemudian menuturkan alasannya terkait posisi tersebut.
"Karena PLN itu ada empat posisi yang kosong, dirut dan tiga direksi termasuk komisaris utamanya, dan mereka dalam proses assesment di Kementerian BUMN, saya rasa itu yang akan menjadi posisi Pak Ahok," papar Andre.
Menurutnya, hal ini sesuai dengan sinyal yang pernah diutarakan oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.
"Apalagi sinyalnya disampaikan oleh Pak Luhut (Panjaitan), salah satu BUMN di bidang energi, PLN menerangi semua orang, energi kan?" ujarnya.

• Rekam Jejak Ahok yang Digadang Jadi Bos BUMN, Pernah Punya Usaha tapi Ditutup Pemerintah
Saat presenter Aiman Wicaksono memastikan ada perusahaan BUMN lain yang juga bergerak di bidang energi, Andre punya jawaban sendirinya.
"Tapi setahu saya Pertamina belum ada proses apapun, tapi yang berproses sekarang di Kementerian BUMN itu adalah PLN," jawab politisi Gerindra ini.
Andre kemudian mengatakan seluruh calon direksi BUMN sudah dipanggil dan melakukan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test.
"Jadi seluruh calon kandidat direksi sudah dipanggil ke Kementerian BUMN untuk di fit and proper test, diwawancarai untuk disiapkan oleh menteri sebelum dikirim ke presiden," tutur Andre.
Ia pun semakin meyakini Ahok akan mengisi jabatan di PLN.
"Nah kalau nggak salah Senin-Selasa (fit and proper test), Ahok dipanggil hari, ya mirip-mirip lah, ya kemungkinan posisi yang paling mungkin untuk Ahok adalah Komisaris Utama PLN," katanya yakin.
Aiman kembali menanyakan tentang posisi pasti yang akan ditempati Ahok tersebut.
"Bukan direksinya tapi komisaris?" tanya Aiman.
Andre pun menyatakan, jika menjadi direksi maka harus memahami bidang perseroan tersebut.
"Ya kalu direksi kita tahu salah satu peraturan baik di Inpres nomor 8 tahun 2005 yang dibikin Pak SBY, maupun juga PER 02/MBU/02/2015 ataupun PER03/MBU/02/2015, itu soal pengangkatan dan pemberhentian direksi di BUMN," papar Andre.
"Salah satunya syaratnya direksi memahami perseroan yang akan dipimpin, kalau untuk jadi direksi, permasalahanya Pak Ahok ngerti nggak soal listrik?" imbuhnya.
• Waketum Gerindra Arief Poyuono Sebut Ahok Cocok di PLN: Jangan Sampai PLN Byar Pet Lagi
Sebelumnya, politisi Gerindra tersebut juga pernah mengomentari kabar penunjukkan Ahok tersebut.
Ia mengatakan menghormati keputusan tersebut, tetapi Andre juga berharap Ahok dapat mengubah gaya komunikasinya.
“Saya hormati rencana Menteri BUMN mau mengangkat beliau (Ahok). Kepada Pak Ahok tolong ikuti UU BUMN dan UU perseroan," ujar Andre seperti yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/11/2019).
" Jangan sampai nanti diulang lagi petantang-petenteng waktu jadi gubernur DKI. Itu harapan kita."
Anggota Komisi VI DPR RI ini juga berharap dengan masuknya Ahok di tubuh BUMN dapat mendatangkan perubahan, bukan kegaduhan.
“Menjadi direksi BUMN diharapkan membawa terobosan dan perbaikan bagi BUMN, bukan cari ribut. Itu harapan kita,” kata Andre.
Tak hanya Andre yang menginginkan perubahan sikap Ahok dalam memimpin, tetapi juga anggota Komisi VI lainnya, Achmad Baidowi.
Ia memberi masukan pada Ahok untuk mengubah gaya berkomunikasinya dengan anak buah nanti.
“Ahok harus mengubah pola komunikasi dengan lebih mengedepankan empati, bukan emosi dalam meminpin lembaga,” kata Badowi.
Ahok terlihat menemui Menteri BUMN, Erick Thohir di Kementerian BUMN pada Rabu (13/11/2019).
Dalam pertemuan selama 1,5 jam itu Ahok mengaku membicarakan tentang perusahaan BUMN.
"Intinya banyak bicara soal BUMN, saya mau dilibatkan di salah satu BUMN, itu saja," ujarnya sebagaimana dikutip dari Antara.
Meski begitu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini enggan menjelaskan lebih jauh mengenai posisi yang kan diembannya nanti.
"Saya cuma diajak masuk ke salah satu BUMN. Kalau untuk bangsa dan negara, saya pasti bersedia. Apa saja boleh, yang penting bisa bantu negara," jelas Ahok.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Thohir mengungkapkan alasan ia memilih mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi bos di salah satu BUMN.
Ia menyebutkan, Ahok dapat menjadi sosok pendobrak yang dibutuhkan perusahaan pelat merah.
"BUMN dengan 142 perusahaan kita butuh figur yang bisa jadi pendobrak."
Enggak mungkin 142 perusahaan dipegang satu orang."
"Kita harapkan ada perwakilan-perwakilan yang memang punya track record pendobrak," kata Erick di Istana Kepresidenan, Jakarta, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/11/2019).
Ia meminta wartawan dan publik bersabar.
Menurut dia, kejelasan mengenai posisi Ahok di BUMN akan diketahui pada awal Desember mendatang.
Lihat video selengkapanya pada menit ke 1.21
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)