Polemik APBD DKI 2020
Tanggapi Anggaran Janggal DKI, Politisi PSI Rian Ernest Soroti Sikap Anies Baswedan: Ngeles Aja Itu
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest buka suara terkait polemik anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest buka suara terkait polemik anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta yang kini jadi perbincangan publik.
Dalam channel YouTube Pandji Pragiwaksono yang diunggah Senin (11/11/2019), Rian Ernest menyebut Anies Baswedan seolah tak mau mengakui kesalahan yang telah diperbuat.
Diketahui, Anies Baswedan mengaku akan memperbaiki sistem e-budgeting yang dianggap menjadi masalah utama timbulnya anggaran tak wajar DKI Jakarta.
Mulanya, Pandji Pragiwaksono menanyakan pendapat Rian Ernest tentang sikap Anies Baswedan dalam menanggapi masalah ini.
• Dikritik soal APBD Janggal DKI, Anies Baswedan Beberkan Pengakuan Staf: Memang Iya, Tiap Tahun Gini
• Anies Baswedan Ungkap Alasan Absen di ILC soal APBD Jakarta: Kan Ngomongin Saya, Biar Mereka Bebas
"Prediksi lo sebenarnya dia (Anies Baswedan) miss ya? Bukan miss sih, ngegampangin?," tanya Pandji.
Menurut Rian, Anies Baswedan tak maksimal, bahkan terkesan tak disiplin dalam melaksanakan program DKI Jakarta.
Hal tersebut dinilai Rian menjadi penyebab timbulnya anggaran tak wajar tersebut.
"Memang ada conduct-nya enggak baik aja, enggak maksimal, enggak efisien, enggak straight gitu, enggak disiplin," ucap Rian.
Lantas, Pandji menanyakan tentang perubahan setelah APBD DKI Jakarta yang tak wajar itu diketahui publik.
"Menurut lo setelah diawasi kayak gini lo merasakan perubahan enggak?," tanya Pandji.
"Enggak, karena Pak Gubernur bilang pokoknya gue enggak mau buka gitu," jawab Rian.
Pandji lantas juga menanyakan tentang pemalsuan (dummy) rincian anggaran DKI Jakarta yang diunggah di website resmi pemerintah provinsi (Pemprov) DKI.
"Kan tadi kita ngomongin soal sistem yang salah sehingga dummy-dummy itu masih ada sampai sekarang?," tanya Pandji.

Rian Ernest dan Pandji Pragiwaksono komentarai anggaran janggal DKI Jakarta (Tangkapan Layar YouTube Pandji Prigowaksono)
Menurut Rian, dummy tersebut bukan lah salah sistem e-budgeting.
Namun, ada oknum yang sengaja menciptakan dummy tersebut.
"Dummy itu orang, dummy kan masuk masuk bukan karena sistem, karena orangnya aja," terang Rian.
"Dan orang itu tidak termonitor lagi."
Ia pun membantah pernyataan Anies Baswedan yang menyalahkan sistem e-budgeting atas kasus tersebut.
"Jadi kadang-kadang kita kan suka bilang sitemnya salah, tapi pengalaman gue 2 tahun di balaikota sistem itu berkaitan sama orangnya atau user-nya," jelas Rian.
"Misalnya sistem lo keren, mungkin kita orangnya slow atau enggak di-follow up, ya amsyong juga."
• Anies Baswedan Ungkap Alasan Absen di ILC soal APBD Jakarta: Kan Ngomongin Saya, Biar Mereka Bebas
• Anies Baswedan Klaim Tak Bersalah atas Polemik Anggaran DKI: Salah Itu kalau Tahu Masalah tapi Diam
Lantas, Pandji kembali menanyakan prediksi Rian soal sistem baru yang akan diciptakan Anies Baswedan.
"Prediksi lu kan si Anies pengin ngubah sistemnya jadi beres, prediksi lu yang dia maksud itu apa?," tanya Padji.
"Ngeles aja itu, karena sistem yang ini tentu enggak perfect kan, " jawab Rian.
Mendengar pernyataan Rian, Pandji justru berkelakar.
"Anda enggak boleh gitu, sebagai PSI Anda enggak boleh gitu dong," ucap Pandji.
"Oke, gue bales gini, ya menghindari kesalahan aja sih, ya sama aja ya," jawab Rian.
Pandji pun terkekeh mendengar ucapan Rian itu.
"Hahaha sama dong," kata Pandji.
Lebih lanjut, Rian menjelaskan bahwa PSI sebelumnya telah mengirim surat ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) terkait anggaran DKI Jakarta.
Namun, tak ada jawaban.
"Dan gue inget banget kita sebelum ngomongin lem Aibon kita udah bersurat ke Bappeda untuk membuka data-data level komponen semua, toh temen-temen kan DPRD," ucap Rian.
"Fungsi kita kan ngawasin anggaran, kita mau ngawasin apa kalau lu enggak kasih data rinci?," imbuhnya.
Simak video berikut ini menit 18.52:
Tanggapan Anies Baswedan soal Anggaran Lem Aibon DKI Jakarta
Sebelumnya, Anies mengaku selama ini selalu terbuka, terutama terkait dengan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta yang kini tengah menjadi perbincangan publik.
"Di Jakarta mana bisa enggak transparan? Semuanya kelihatan," jelas Anies dilansir dari channel YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (13/11/2019).
Lebih lanjut, Anies mencoba memberikan penjelasan tentang anggaran lem Aibon yang dinilai janggal.
Sebab, dalam APBD DKI Jakarta harga lem Aibon tertulis jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasaran.
"Seru juga ya, ini sama seperti gini nih, ini (air mineral botol) harganya berapa ya?," tanya Anies.
"Kalau gini, kalau bicara harga kan pasti ada ukuran, jadi air yang ukuran gelas sama ukuran galon ya beda lah."
Anies mengklaim bahwa lem Aibon dalam APBD DKI Jakarta itu berukuran 10 kilogram.
"Tahu enggak yang dirimein di sini itu ukurannya berapa? 10 kilo, per anak 10 kilo, terus saya bilang ini malu-maluin," ucap Anies.

• Disalahkan soal Aibon Rp 82 Miliar, Anies Baswedan: Lebih Baik Dikira Bermasalah, Ternyata Enggak
• Djarot dan Taufiqurrahman Debat Seru di ILC, Karni Ilyas: Kita Diskusi tentang Anies, Bukan Ahok
Ia pun juga menyebut bahwa hal itu bukan hanya terjadi di era kepemimpinannya.
Menurut Anies, pada era pemerintahan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya anggaran janggal itu juga sudah terjadi.
"10 kilo, kemudian ada yang bolpoin, ada yang alat tulis, saya kan ketemu ini bukan sekarang, kita ketemu seperti ini udah dari tahun lalu," terangnya.
"Kita kan punya pola penyusunan anggaran yang apa aja bisa dimasukin."
Terkait anggaran lem Aibon dengan berat 10 kilogram untuk setiap siswa di DKI Jakarta, Anies mengaku malu.
Sebab, lem dengan jumlah begitu banyak untuk setiap siswa dinilai tak wajar.
Dan Anies pun mengakuinya.
"Iya malu-maluin kita semua, waktu saya kumpulin semua itu, this is self humiliation (ini penghinaan diri sendiri -red)," terang Anies.
Anies lantas menyoroti tentang kejadian serupa yang terjadi di era Gubernur DKI Jakarta sebelumnya.
"Makanya, jadi justru saya kan mikir, kalau ini kejadian setiap tahun, kenapa enggak diberesin dari dulu-dulu?," tanya Anies.
"Ini kan kejadian tiap tahun, saya menemukannya tahun lalu."
(TribunWow.com)