Polemik APBD DKI 2020
Disebut Tak Transparan, Anies Baswedan Bahas Anggaran Lem Aibon DKI yang Jadi Sorotan: Malu-maluin
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan buka suara soal tuduhan yang menyebutnya sebagai pemimpin yang tak transparan.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan buka suara soal tuduhan yang menyebutnya sebagai pemimpin yang tak transparan.
Melalui tayangan YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah Rabu (13/11/2019), Anies Baswedan membantah tuduhan tersebut.
Anies mengaku selama ini selalu terbuka, terutama terkait dengan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta yang kini tengah menjadi perbincangan publik.
"Di Jakarta mana bisa enggak transparan? Semuanya kelihatan," jelas Anies.
• Disalahkan soal Aibon Rp 82 Miliar, Anies Baswedan: Lebih Baik Dikira Bermasalah, Ternyata Enggak
• Anies Baswedan Sebut Polemik APBD DKI Hanya Penggiringan Opini: Rileks Aja
Lebih lanjut, Anies mencoba memberikan penjelasan tentang anggaran lem Aibon yang dinilai janggal.
Sebab, dalam APBD DKI Jakarta harga lem Aibon tertulis jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasaran.
"Seru juga ya, ini sama seperti gini nih, ini (air mineral botol) harganya berapa ya?," tanya Anies.
"Kalau gini, kalau bicara harga kan pasti ada ukuran, jadi air yang ukuran gelas sama ukuran galon ya beda lah."
Anies mengklaim bahwa lem Aibon dalam APBD DKI Jakarta itu berukuran 10 kilogram.
"Tahu enggak yang dirimein di sini itu ukurannya berapa? 10 kilo, per anak 10 kilo, terus saya bilang ini malu-maluin," ucap Anies.
Ia pun juga menyebut bahwa hal itu bukan hanya terjadi di era kepemimpinannya.
Menurut Anies, pada era pemerintahan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya anggaran janggal itu juga sudah terjadi.
"10 kilo, kemudian ada yang bolpoin, ada yang alat tulis, saya kan ketemu ini bukan sekarang, kita ketemu seperti ini udah dari tahun lalu," terangnya.
"Kita kan punya pola penyusunan anggaran yang apa aja bisa dimasukin."
Terkait anggaran lem Aibon dengan berat 10 kilogram untuk setiap siswa di DKI Jakarta, Anies mengaku malu.
Sebab, lem dengan jumlah begitu banyak untuk setiap siswa dinilai tak wajar.
Dan Anies pun mengakuinya.
"Iya malu-maluin kita semua, waktu saya kumpulin semua itu, this is self humiliation (ini penghinaan diri sendiri -red)," terang Anies.
Anies lantas menyoroti tentang kejadian serupa yang terjadi di era Gubernur DKI Jakarta sebelumnya.
"Makanya, jadi justru saya kan mikir, kalau ini kejadian setiap tahun, kenapa enggak diberesin dari dulu-dulu?," tanya Anies.
"Ini kan kejadian tiap tahun, saya menemukannya tahun lalu."

Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan (Tangkapan Layar YouTube Deddy Corbuzier)
• Disalahkan soal Aibon Rp 82 Miliar, Anies Baswedan: Lebih Baik Dikira Bermasalah, Ternyata Enggak
• Ridwan Saidi Singgung Masa Kerja Anies Baswedan: Dia Tak Mau Dilengserkan seperti Bapak Ahok
Lebih lanjut, Anies Baswedan memberikan contoh tentang penyusunan anggaran.
"Jadi gini nih, ketika nyusun anggaran, pokoknya saya kasih contoh nih, kita misalnya mau bikin konser satu tahun sebut lah 6 kali terus diputuskan angkanya (anggaran) (Rp) 6 miliar," terang Anies.
"Nah, ini baru rencana nih belum disetujui bahwa akan konser 6 kali, belum disetujui ongkosnya (Rp) 6 miliar, tapi udah ditetapin pagunya."
"Kalau 6 kali, budget-nya 6 M (miliar -red), berarti satu konser (Rp) 1 miliar," sambungnya.
Lantas, Anies melanjutkan penjelasannya.
Anies menyebut ada beberapa pihak yang tak secara detail dalam menyusun anggaran.
"Di fase itu, belum disepakati nih, belum dibahas, orang-orang di DKI ini harus menerjemahkan dalam bentuk komponen, kalau mau konser ini apa?," ucapnya.
"Satu, misalnya ini panggungnya berapa, speaker-nya berapa, mikorofonnya berapa, kursinya berapa, semuanya detail itu, di saat ini (anggaran) belum diputusin," imbuhnya.
Lantas, anggaran yang tak secara detail itu disebutnya menimbulkan masalah baru.
"Ini yang sering bikin masalah, karena butuh (Rp) 6 miliar yaudah sekarang masukin aja udah sewa kursi aja dulu, sewa kursi sampai (Rp) 6 miliar supaya (Rp) 6 miliarnya aman," terang Anies.
"Banyak yang ngerjain itu lengkap, ada yang enggak, kalau sekarang 39 ribu (komponen), kalau sebelumnya 52 ribu (komponen), 52 ribu anggaran loh, ada orang yang ngerjainnya bener, udah kerjain semuanya, yang itu enggak ada masalah, tapi kalau yang kayak gini ini cukup satu biji aja jadi masalah kan."
Simak video berikut ini menit 2.43:
Anies Baswedan Beberkan Alasan Tak Hadiri ILC
Sebelumnya, Anies Baswedan buka suara soal berbagai tuduhan yang dilayangkan padanya seusai anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta bocor di media sosial.
Diketahui, anggaran lem Aibon dan bolpoin DKI Jakarta kini menjadi perbincangan publik karena totalnya dinilai tak wajar.
Anies pun sempat tak menghadiri acara 'Indonesia Lawyres Club (ILC)', Selasa (12/11/2019) yang kala itu juga membahas soal APBD DKI Jakarta.
Lantas, Anies menyampaikan alasannya mengapa tak memenuhi undangan ILC.
• Anies Baswedan Klaim Tak Bersalah atas Polemik Anggaran DKI: Salah Itu kalau Tahu Masalah tapi Diam
• Ridwan Saidi Singgung Masa Kerja Anies Baswedan: Dia Tak Mau Dilengserkan seperti Bapak Ahok
Anies mengklaim tak ingin membatasi pendapat narasumber lain di ILC dengan kehadirannya.
"Kan memang pembahasannya soal anggaran, teknis, dan saya juga merasa lebih pas biarkan yang lain berdiskusi, kan ngomongin saya gitu, kan lebih orang lain yang ngomong," ucap Anies.
"Biar mereka semua bebas mau ngomong apa aja, orangnya enggak ada. Dan yang mau kritik juga bebas, kalau orangnya di situ kan dilihatin gitu sambil geleng-geleng itu kan."
Hampir dua tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies menyebut posisi tersebut memiliki banyak tantangan.
"Seru tapi, Jakarta ini memang seru enggak pernah berhenti (tantangannya)," terangnya.
Terkait pemindahan Ibu Kota RI ke Kalimantan Timur, Anies mengaku Jakarta tak akan seru lagi.
"Gitu ya? Tapi sepi dong, kalau sekarang ini kan seru," terang Anies.
(TribunWow.com)