Ledakan Bom di Polrestabes Medan
Dedi Prasetyo Sebut Istri Pelaku Bom Medan Aktif di Sosial Media: Berencana Lakukan Teror di Bali
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan istri pelaku bom Medan, D rencanakan aksi teror di Bali
Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Istri dari RMN, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan ditangkap saat sedang rencanakan serangan teror di Bali.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Dikutip TribunWow.com dari Tribun-Medan.com, Kamis (14/11/2019), Dedi menjelaskan istri pelaku bom bunuh diri Medan RMN sedang rencanakan aksi teror di Bali.
Hal tersebut diketahui oleh kepolisian, saat menangkap istri RMN.
Ketika D (istri dari RMN) diamankan, dirinya tertangkap sedang melakukan komunikasi di sosial media dengan terduga teroris lainnya.
Komunikasi tersebut berisi soal rencana aksi teror yang akan dilakukan di Bali.
"Di dalam jejaring komunikasi media sosialnya, mereka (D dan terduga teror lainnya) berencana melakukan aksi terorisme di Bali," ujar Dedi di Markas Korps Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019).
Berdasarkan keterangan Dedi, D sedang merencanakan aksi teror bersama seorang pria berinisial I.
Adapun I merupakan narapidana perkara terorisme yang saat ini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II, Kota Medan, Sumatera Utara.
Dedi menjelaskan, Istri pelaku bom Medan tersebut dikatakan cukup aktif di sosial media dan sudah pernah bertemu secara fisik dengan I.
"Yang bersangkutan (D) cukup aktif di media sosial dan secara fisik sudah pernah berkomunikasi lewat Facebook (dengan I)," kata Dedi.
Kini, D masih diperiksa secara intensif oleh tim Densus 88 Antiteror Polri untuk pengembangan kasus bom bunuh diri sang suami beserta aksi teror yang direncanakannya.
• Kata Ibu Kos soal Pasutri Terduga Teroris di Cianjur, Baru Tinggal Dua Minggu dan Minim Bicara
Bom Bunuh Diri Medan
Dalam tayangan YouTube Kompas Tv, Rabu (13/11/2019), Polri mengonfirmasi jumlah korban akibat ledakan tersebut.
Menurut penuturan Karopenmas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, korban berjumlah enam orang.

"Kejadian ledakan yang dilakukan oleh seseorang yang dugaan sementara melakukan suicide bomber, mengakibatkan ada enam orang mengalami luka, empat orang anggota Polri, satu adalah pekerja harian lepas, dan satu masyarakat," ujar Dedi.
Selain mengakibatkan korban luka, ledakan tersebut juga mengakibatkan kendaraan yang berada di dekat ledakan juga ikut rusak.
"Ada empat kendaraan yang ikut mengalami kerusakan, ada tiga kendaraan milik dinas dan satu kendaraan milik pribadi,"
Dedi juga mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan investigasi lebih lanjut.
"Tim Densus 88 bersama Inafis dan Labfor melakukan proses olah tempat kejadian perkara (TKP), untuk betul-betul memastikan identitas pelaku," ujar Dedi.
"Dengan teknologi yang dimiliki oleh Tim Inafis, apabila pelaku ini sidik jarinya berhasil diambil dengan baik, dan apabila pelaku ini memiliki e-ktp, maka databasenya akan terkoneksi dengan database di Dukcapil," lanjutnya.
Selanjutnya, serpihan-serpihan dari ledakan bom ini akan dibawa ke laboratorium forensik untuk diuji lebih lanjut.
Hal ini untuk mengetahui jenis bom yang digunakan terduga pelaku.
Hingga saat ini, Polri masih menyelidiki jaringan teroris yang terafialisasi dengan pelaku.
Dedi juga melaporkan kondisi terakhir Polrestabes Medan pasca ledakan.
"Untuk situasi dan kondisi di Mapolrestabes Medan sudah dapat dikendalikan oleh aparat keamanan, dan sudah kondusif, kemudian dilakukan penjagaaan pengamanan oleh temen-temen dari Brimob," pungkasnya.
• Bom Bunuh Diri Guncangkan Polrestabes Medan, Mahfud MD Enggan Disebut Kecolongan: Sudah Mati-matian
Setelah terjadi insiden ledakan bom di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) pagi, area di sekitar Polrestabes Medan disterilkan oleh pihak kepolisian.
Dilansir dari tayangan Breaking News Kompas Tv, Rabu (13/11/2019), terlihat sejumlah personel kepolisian berjaga di sekitar Polrestabes Medan.
Jurnalis Kompas Tv Ferry Irawan melaporkan pasca insiden ini, penjagaan ketat tak hanya diberlakukan di Polrestabes Medan saja, tetapi juga seluruh kantor polisi di wilayah Sumatera Utara.
Untuk penjagaan di Polrestabes Medan sendiri, dilakukan buka tutup portal oleh petugas jaga.
Hanya pihak-pihak tertentu saja yang diizinkan memasuki area Polrestabes Medan.
Penjagaan pun tak hanya dilakukan di dalam area Polres, tetapi hingga keluar area polres.
Hal ini dikarenakan adanya masyarakat yang mendekati lokasi kejadian.
Masyarakat juga tidak boleh mendekat ke lokasi kejadian.
Tak hanya itu, arus lalu lintas dari dan menuju Polrestabes Medan dialihkan.
Hal ini dilakukan guna memudahkan aparat kepolisian untuk melakukan mobilisasi ke Polrestabes Medan.
Selain itu, Tim Gegana Brimob Sumatera Utara juga melakukan penyisiran di lokasi kejadian.
• Tak Terima Ditangkap Densus 88, Istri Terduga Teroris Ancam Polisi: Awas kalau Tak Terbukti
Lihat video selengkapnya
Pengamat Intelijen Sebut Pergantian Pemimpin ISIS Rubah Pola Teror di Indonesia
Pengamat Intelijen Dynno Chressbon mengatakan bergantinya pemimpin ISIS akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan terorisme di Indonesia.
Seperti yang telah diketahui, Abu Bakr al-Baghdadi pemimpin ISIS telah tewas bunuh diri pada 26 Oktober 2019, saat diserbu oleh tentara Amerika Serikat. Posisi Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin ISIS kemudian digantikan oleh al-Quraishi yang memiliki latar belakang militer.
Latar belakang al-Quraishi yang berasal dari badan militer akan membawa perubahan terhadap pola serangan teror di Indonesia.
• Di Mata Najwa, Pengamat Intelijen Ungkap Waktu Favorit Aksi Terorisme, Najwa Shihab: Harus Waspada
Dilansir dari laporan wartawan Warta Kota Achmad Subechi, Dynno mulanya menjawab pertanyaan apakah kejadian teror yang terjadi di Medan adalah bentuk pamer kekuatan al-Quraishi yang telah menjadi pemimpin baru kelompok teror ISIS.
Dynno mengiyakan pernyataan tersebut .
Menurutnya adanya serangan ke instansi kepolisian adalah bentuk ketaatan atau baiat kelompok teror di Indonesia kepada pemimpin baru ISIS al-Quraishi.
"Ya menurut saya bahwa ini menunjukkan kemampuan mereka untuk membaiat kepada pemimpin baru ISIS yaitu al-Quraishi," kata Dynno.

Pemimpin baru ISIS tersebut menurut Dynno lebih militan dibandingkan al-Baghdadi.
"Dan al-Quraishi lebih militan dari al-Baghdadi," kata dia.
Dynno kemudian menjelaskan alasan al-Quraishi lebih militan dibandingkan al-Baghdadi.
Menurut keterangan Dynno, sifat keras al-Quraishi disebabkan dirinya merupakan mantan dari kolonel pasukan elit dari pasukan elit bekas kepmimpinan Saddam Hussein di Iraq.
"Karena latar belakang al-Quraishi adalah kolonel pasukan elit dari pasukan elitnya eks kepemimpinan Saddam Hussein di Iraq," terang Dynno.
Al-Quraishi dan al Baghdadi memiliki latar belakang yang berbeda.
Kedua pemimpin ISIS tersebut memiliki spesialisasinya masing-masing.
Berdasarkan penjelasan Dynno, al-Baghdadi adalah pemimpin ISIS yang datang dari kelompok penyebar ideologi terrorisme.
Dynno juga mengatakan al-Baghdadi pernah beberapa kali ditangkap karena serangan ideologi di Iraq.
"Sedangkan al-Baghdadi adalah pemimpin yang datang dari kelompok ideologi yang pernah ditangkap dalam beberapa kali serangan ideologis di Iraq," terang Dynno.
• Beberapa Akses Masuk di Polrestabes Bandung Ditutup setelah Ledakan Bom di Polrestabes Medan
Dynno mengatakan pemimpin baru ISIS ini akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan kelompok teror di Indonesia.
Latar belakang militer militer al-Quraishi dianggap merupakan hal utama yang menyebabkan berubahnya pola serangan teror di Indonesia.
"Kalau ini baru, yaitu barunya adalah dia pemimpin dengan latar belakang pola serangan militer," kata Dynno.
Pengamat Intelijen tersebut mengatakan intensitas serangan teror di Indonesia akan berfokus untuk menyerang badan yang menjaga pertahanan dan keamanan di Indonesia seperti polisi, TNI dan BIN.
"Jadi intensitas serangan militer, menembus barikade pertahanan baik dari aparat kepolisian, TNI dan Badan Intelijen akan meningkat," terang Dynno.
(TribunWow.com/Anung Malik/Fransisca Mawaski)