Breaking News:

Terkini Daerah

Viral Video Aksi Polisi yang Bersimpuh, Begini Klarifikasi dan Penjelasan Warga

Viral video polisi yang bersimpuh di hadapan warga. Begini klarifikasi dan penjelasan warga.

KOMPAS.com/SUDDIN SYAMSUDDIN
Iptu Akbar saat bersimpuh dan memohon agar massa tidak melukai warga lainnya. 

TRIBUNWOW.COM - Aliansi Peduli Rakyat Salipolo- Bababinanga dan DAS Saddang Pinrang, Sulawesi Selatan, memberikan klarifikasi dan penjelasan mengenai persoalan di balik video viral polisi yang bersimpuh di hadapan warga.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (13/11/2019), Aliansi menjelaskan bahwa berdasarkan fakta lapangan, warga Desa Salipolo awalnya mendatangi lokasi tambang untuk menghentikan aktivitas pertambangan.

Sebab, menurut warga, pertambangan itu saat ini masih menjadi polemik dan masih dalam proses peninjauan kembali.

Nasib Kapolsek Cempa Iptu Akbar yang Bersimpuh Selamatkan Warga dari Tebasan Golok oleh Massa

Namun, saat tiba di lokasi, warga justru dihadang oleh oknum preman dan diserang dengan senjata tajam.

Perbuatan oknum yang diduga sebagai preman suruhan dari pemilik tambang itu mengakibatkan salah seorang warga bernama Hasbullah (55 tahun) mengalami luka tebasan di tangan dan di bagian paha.

Tebasan senjata tajam oleh pihak yang diduga preman itu menyulut kemarahan warga.

Akhirnya, warga membalas memukul preman tersebut dengan kayu yang mereka bawa.

Preman tersebut mencoba melarikan diri, sampai terjatuh dan dikerumuni oleh warga.

Menurut Aliansi, bukan hanya Iptu Akbar yang berusaha menenangkan situasi.

Warga yang berada di lokasi juga melerai warga yang lainnya, agar tidak melukai oknum preman tersebut.

Sosok Kapolsek Cempa yang Viral Bersimpuh agar Korban Tak Ditebas Warga, Dikenal Suka Menolong

Merusak lingkungan dan mengancam keselamatan

Menurut Aliansi, warga menolak pertambangan bukan hanya karena pertambangan PT Alam Sumber Rezeki (ASR) yang dianggap ilegal, tetapi juga karena pertambangan di daerah aliran sungai (DAS) Saddang dapat merusak lingkungan dan menyebabkan ruang hidup masyarakat terancam.

Apalagi, warga Desa Salipolo, Kecamatan Cempa dan warga Desa Bababinanga, Kecamatan Duampanua, telah mengalami trauma akibat banjir besar.

Masyarakat khawatir pertambangan akan berdampak pada terjadinya banjir, abrasi, dan longsor yang dapat menenggelamkan kampung, seperti yang terjadi pada 1998 dan 2010.

Kondisi itu menyebabkan peristiwa besar yang menyebabkan tanah-tanah masyarakat, tambak, kebun, pemukiman dan fasilitas sosial hilang akibat arus sungai yang meluap.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Tags:
Sulawesi SelatanPinrangViral
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved