Polemik APBD DKI 2020
Ungkap Alasan Mengapa Surya Paloh Sebut Nama Anies saat Kongres, Pengamat Singgung Ganjar Pranowo
Pengamat politik M. Qodari mengakui dirinya datang ke acara Kongres ke II Partai NasDem di Ji-Expo Kemayoran pada Senin (11/11/2019).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik M. Qodari mengakui dirinya datang ke acara Kongres ke II Partai NasDem di Ji-Expo Kemayoran pada Senin (11/11/2019).
Hal itu diungkapkan M Qodari saat membahas masalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang terus mendapat tuduhan dari berbagai macam pihak.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club pada Rabu (13/11/2019), mulanya M Qodari merasa bahwa DKI Jakarta bisa menjadi jalan seseorang untuk melaju ke pemilihan presiden Indonesia.
• Di ILC, Pengamat Politik Puji-puji Anies Baswedan, Karni Ilyas Menyindir: Kayaknya Anda ke NasDem
"Jakarta itu adalah panggung politik paling strategis menuju Pilpres 2024," ungkap Qodari dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club.
Meski luas administrasinya tidak seluas daerah lain di Pulau Jawa, namun DKI Jakarta selalu menjadi sorotan.
Dengan statusnya sebagai ibukota, Jakarta menjadi perhatian hampir seluruh rakyat Indonesia.
"Akan tetapi sesungguhnya yang paling luas daya jangkaunya adalah Gubernur DKI Jakarta."
"Administratif cuma lima persen, tetapi karena banyak media di sini, karena ini ibu kota negara, karena perhatian media massa, maka aksesnya itu sama dengan 50 persen bahkan 100 persen penduduk di Indonesia," ucapnya.
Sehingga, Qodari merasa bahwa Gubernur DKI Jakarta itu seperti presiden.
"Jadi karena ini dibaca bahwa gubernur DKI Jakarta ini adalah gubernur rasa presiden," katanya.
Kemudian dalam acara itu, Qodari mengungkapkan dirinya hadir ke acara kongres NasDem.
"Dan tolong jangan salahkan saya bang, kemarin saya hadir di acara NasDem bang," ujar Qodari.
Ia lalu mengungkapkan bahwa Ketua Partai NasDem, Surya Paloh saat kongres sempat menyinggung nama-nama yang diisukan menjadi Presiden 2024.
"Surya Paloh selalu menyebut bahwa di antara calon-calon itu Partai NasDem menyebut di antara calon presiden yang diperhatikan adalah Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa," ungkap Qodari.
Namun, ada nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang tak disebut Surya Paloh.
Sedangkan, Ganjar Pranowo merupakan seorang gubernur yang sering disebut-sebut akan menjadi calon presiden.
• Disinggung Pengamat Politik saat Bahas Tuduhan pada Anies Baswedan, Karni Ilyas Beri Peribahasa
"Sengaja enggak disebut Ganjar takut Ibu Mega pulang lagi enggak jadi menghadiri acara," canda Qodari.
Sedangkan, yang dipanggil pertama oleh Surya Paloh adalah Anies Baswedan.
"Yang disebut pertama Bang itu Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta," terang Qodari.
Sehingga, Qodari memberi peringatan pada Anies bahwa polemik RAPBD DKI Jakarta bisa jadi adalah suatu serangan politik.
"Memang betul-betul Bung Anies harus hati-hati, karena semua aspek ini bisa dianggap sebagai bagian atau proses menuju Pilpres 2024 yang akan datang," kata Qodari dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club.
Qodari menduga tuduhan-tuduhan pada Anies bisa jadi bersifat politis.
"Jadi yang namanya masalah, yang namanya kontroversi, yang namanya anggaplah serangan politik maka biasanya begitu tuh kalau ada kritik, ada tuduhan, ada masukan kadang-kadang ya kepala daerah itu bilang ini bersifat politis."
"Bisa jadi ada motif-motif politik belum tau apakah kemudian itu betul atau tidak," jelas Qodari.
Lihat videonya mulai menit ke-15:36:
Surya Paloh Singgung Isu soal Anies Baswedan Diusung Jadi Capres 2024
Saat menyampaikan pidato di Kongres II Partai NasDem, Surya Paloh mengajak para kadernya mencari sosok yang tepat untuk dijadikan Calon Presiden pada 2024.
"Maka untuk itu kita pikir tidak ada salahnya kita akan lakukan, dua tahun menjelang tahun 2024 kita akan lakukan sungguh hati, dengan penuh kebajikan, kejujuran untuk memilih salah satu yang terbaik melalui proses Konvensi Calon Presiden," ujar Surya Paloh.
Lantas, ia mengungkapkan syukurnya bisa berkesempatan turut mencari sosok-sosok potensial yang nantinya bisa memimipin Indonesia.
"Ini harapan kita, maka ini bisa memberikan gambaran betapa bersyukurnya kita bisa hadir, bisa menarik napas di tengah-tengah kehidupan bangsa yang tetap memberikan kesempatan pada semua anak negeri untuk tampil menjadi pemimpin-pemimpin negeri ini," lanjutnya.
Kemudia, Surya Paloh menjawab isu yang berkembang bahwa NasDem akan mengusung Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden 2024.
Secara tegas, Pemilik Stasiun TV Metro TV ini membantah kabar tersebut.
"Jadi berpihak pada Bung Anies, ah salah itu," ujar Surya Paloh tegas diiikuti gelak tawa kader Partai NasDem.
Ia juga membantah isu-isu lain bahwa NasDem akan mencalonkan sejumlah tokoh daerah lainnya.
"Berpihak pada Ridwan Kamil, apalagi salah juga itu."
"Khofifah ah belum tentu, kader dari internal Partai NasDem apalagi belum tentu lagi."
"Jadi siapa? Ya kita cari bersama," tegas dia.
Kemudian, Surya Paloh tiba-tiba kembali menyinggung Jokowi.
• Mengenal Partai Gelora, Partai Baru yang Diusung Fahri Hamzah, Didukung PKS dan NasDem
Ia merasa bersyukur sekaligus berharap agar Jokowi bisa melaksanakan tugasnya pada lima tahun ke depan.
"Untuk itulah saya pikir bersyukurlah kita kepemimpinan kita yang dipimpin oleh anak bangsa yang bernama Jokowi."
"Kita menaruh harapan besar bagi dirinya, untuk tetap melanjutkan pekerjaan rumah dengan seluruh aspek kehidupan yang kita miliki agar bisa semakin menghantar perjalanan kehidupan bangsa lebih mendekati tujuan-tujuan kemerdekan bangsa kita ini," ujar pria 68 tahun itu.
Lihat videonya mulai menit ke-29:59: