Terkini Nasional
Sindir Elite Politik Berpelukan untuk Akhiri Perselisihan, Fahri Hamzah: Enggak Boleh Bercanda Terus
Fahri Hamzah sindir elite politik di Indonesia yang tidak mau adanya ketegangan karena tak mampu menerima perbedaan pendapat satu dengan yang lain
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
Salah satu inisiator Partai Gelora tersebut mengingatkan, saat ini yang dihadapi oleh Indonesia tidak lagi mudah.
"Dunia yang kita hadiri sekarang ini, bukan dunia yang mudah," ucap Fahri Hamzah.
• Partai Gelora Bukan Nasionalis dan Islam, Fahri Hamzah: Kami Ingin Bantah Dikotomi yang Menyesatkan
Ia mengatakan tantangan kedepan adalah bagaimana Indonesia mampu berkompetisi dalam bidang inovasi dan teknologi yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Masa berkelimpahan sumber daya alam sudah berkahir. Sekarang kompetisi berbasis kepada fikiran, inovasi dan teknologi," papar Fahri Hamzah.
Maka dari itu Fahri Hamzah menegaskan dirinya ingin membangun tradisi yang sehat melalui Partai Gelora.
"Karena itu sebuah bangsa harus membangun tradisi, yang memproduksi kreativitas sebagai sumber daya ekonomi yang baru," jelas Fahri Hamzah.
Video dapat diliihat menit 1.15
Langkah Partai Gelora agar Didengar Masyarakat
Satu di antara beberapa inisiator Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Fahri Hamzah menjelaskan langkah yang akan diambil oleh Gelora untuk mendapat perhatian masyarakat.
Fahri Hamzah menjelaskan beberapa langkah yang akan ia ambil, mulai dari pendaftaran partai Gelora hingga tukar pikiran dengan masyarakat.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube KompasTv, Senin (12/11/2019), mulanya host "SAPA INDONESIA PAGI" Bayu Sutiono menanyakan kebijakan Partai Gelora.

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Bayu adalah soal langkah apa yang akan diambil oleh Gelora untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Menjawab pertanyaan tersebut, Fahri memulai langkah partai Gelora dengan pendaftaran Gelora menjadi partai politik resmi.
"Kita mulai dengan pendaftaran, karena partai politik itu harus resmi," jelas Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah kemudian membandingkan partai politik dengan sebuah negara.