Polemik APBD DKI 2020
Beda Cara Anies dan Ahok Susun APBD, Anggota DPRD Fraksi PDIP: Kalau Terbuka, Ini Tak akan Terjadi
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Ima Mahdiah membandingkan perbedaan cara Gubernur Anies Baswedan dengan sebelumnya, Ahok.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Ima Mahdiah membandingkan perbedaan cara Gubernur Anies Baswedan dengan sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam menyusun anggaran.
Hal itu disampaikan Ima Mahdiah saat hadir di acara Mata Najwa pada Rabu (6/11/2019).
Ima Mahdiah menjelaskan bahwa usulan komponen dari masyarakat seharusnya dipertontokan kepada publik agar mereka tahu apakah apa yang mereka usulkan bisa dianggarkan atau tidak.
• Tanggapi Meme Joker Dirinya karena Kisruh APBD, Anies Baswedan: Dari Dulu Ada Serangan
"Jadi gini kan ini total anggaran kan banyak pak, komponen itu sekitar dua ratus ribu, masyarakat dari RT, RW, Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan), mereka kan mengusulkan tapi mereka juga harus lihat bahwa ini dianggarkan atau tidak."
"Makanya itu fungsi dari kita meng-upload biar masyarakat juga bisa jelas gitu apa yang sudah dianggarkan dan apa yang belum," jelas Ima.
Namun, Ima menilai Anies Baswedan terkesan menutup-nutupi masalah anggaran.
Seharusnya, jika tidak terjadi apa-apa maka tidak masalah rancangan anggaran itu dipamerkan ke publik.
"Karena kalau saya lihat di sini Pak Anies kayak insecure (gelisah), apa yang ditutup-tutupin seperti itu."
"Karena kalau kita tidak ada apa-apa yang sudah kita buka ke publik seperti itu," ungkap dia.
Lantas, Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, William Aditya Sarana turut menanggapi pernyataan Ima.
William menilai, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai tak terbuka ketika membahas masalah keuangan.
"Jadi gini mbak Najwa, itu Musrenbang, rembug RW itu belum ngomongin duit, kalau sudah ngomongin duit langsung ditutup RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara)," jelas William.
"Jadi oke transparan pas ngrembugin RW, Musrenbang, itu kan mengusulkan saja tetapi ketika udah ngomongin duit di KUA-PPAS dan RKPD itu langsung ditutup transparansinya itu, aksesnya itu," imbuhnya.
Lalu, presenter Najwa Shihab bertanya apa perbedaan penyusunan anggaran pada periode sebelumnya, yakni era Ahok.
"Kemudian dibandingkan periode yang lalu, apakah itu dibuka?," tanya Najwa Shihab.
Politisi PDIP, Ima kembali menjawab bahwa pada era Ahok, penyusunan anggaran dibuka semua ke publik.
"Dibuka bahkan sejak RKPD sebelum KUA-PPAS karena di sini masyarakat juga bisa tahu, waktu itu Pak Ahok bilang kita upload karena apa biar kelihatan," kata Ima.
• Sebut Ingin Bantu Anies Baswedan soal Kisruh APBD, PSI Singgung Transparansi dan Gunung Es: Kasihan
"Kalau di Musrenbang sudah diusuulkan, ketika di atas tidak dianggarkan misalkan kan kita by masyarakat usul, kalau misal tidak dianggarkan di atas kan bisa ketahuan," tambahnya.
Sehingga Ima menyesalkan Anies Baswedan sebagai gubernur yang dari awal tidak terbuka hingga membuat kekisruhan seperti ini.
"Ini bisa menjadi info untuk Gubernur sebenarnya Pak Anies kalau mau terbuka dari jaman RKPD, KUA-PPAS yang seperti ini tidak akan terjadI," ungkap Ima.
Lihat videonya mulai menit ke-3:13:
Jawaban Anies Baswedan soal Banyaknya Kritik Terhadapnya
Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta tengah hangat diperbincangkan publik akibat heboh anggaran Lem Aibon Rp 82,8 miliar.
Selain itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menjadi sasaran kritik masyarakat.
Bahkan, Meme Anies Baswedan menjadi Joker tersebar di media sosial.
• PSI Ingatkan Anies Baswedan Tak Kerja Setengah-setengah: Anda Ini Mengelola Uang Keringat Rakyat
Dilansir TribunWow.com melalui channel YouTube Surya Citra Televisi (SCTV) pada Rabu (5/10/2019), Anies Baswedan menanggapi itu dengan santai.
Menurut Anies Baswedan, di dalam dunia politik sudah biasa dengan kritikan.
"Saya adalah Gubernur yang dipilih melalui proses Pilkada, proses Pilkada itu adalah proses politik dan di dalam proses politik dari dulu selalu ada serangan, selalu ada kritik, dari dulu," kata Anies Baswedan.
Sehingga jangan sampai mengeluh jika menjadi pejabat publik.
"Jadi tidak boleh berkeluh kesah, banyak banget kritik, dari dulu begitu," ungkapnya.
Menurut Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, pejabat publik khususnya gubernur ibukota pasti akan mendapat banyak kritikan.
"Gubernur Jakarta itu dari dulu selalu panen kritik, panen orang menyalahkan ya biasa saja," lanjutnya.
Ia menilai fitnah-fitnah pada dirinya tidak ada apa-apanya dibanding fitnah yang didapat Nabi Muhammad SAW.
"Ya Allah soal fitnah, apa sih fitnah yang saya dapet itu dibanding fitnah yang dialami oleh Rasullulah," ujar Anies.
Manusia mulia seperti Nabi Muhammad SAW juga mendapat fitnah apalagi dirinya.
• Unggah Meme Joker Anies Baswedan, Ade Armando Ngotot Tak Mau Disalahkan: Saya Cium Bau Busuk
"Jelasnya orangnya uswatun khasanah, saya ini siapa sih, cuma Anies derajatnya apa dibanding Rasulullah, orangnya semulia itu saja mandi fitnah dan orang yang finah tuh liat hidup bersamanya
"Orang yang mulia saja penuh fitnah, bayangkan saya," papar dia.
Pada kesempatan itu, Anies membantah kalau menjadi Gubernur Jakarta itu berat.
Ia mengakui mendapat tugas yang besar namun bukan berat.
"Kalau ada yang bilang ngurus Jakarta itu berat, saya bilang enggak Gubernur Jakarta itu urusannya besar bukan berat."
"Besar itu ada ukurannya, berat soal perasaan kalau kita jalani dengan perasaan rileks tenang ya ringan," lanjutnya.
Lihat videonya:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)