Breaking News:

Polemik APBD DKI 2020

Soal Polemik APBD DKI 2020, Anies Baswedan: Kalau Ada Masalah Ya Dikoreksi, Bukan Diramaikan

Anies Baswedan nyatakan akan memperbarui sistem e-budgeting agar tak terus menimbulkan polemik

Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Tiffany Marantika Dewi
(KOMPAS.COM/NURSITA SARI)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (24/10/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Setelah ramai pembahasan tentang sistem e-budgeting yang bermasalah, Gubernur DKI Anies Baswedan menyatakan akan memperbarui sistem e-budgeting milik Pemprov DKI Jakarta.

Dikutip dari Kompas.com (3/11/2019), Anies mengatakan pihaknya sebenarnya mengetahui kelemahan sistem ini sejak tahun lalu.

"Kami mengetahui (kelemahan sistem e-budgeting) ini sejak tahun lalu. Tapi ya itu tadi, ya kami ini di pemerintahan. Kalau ada masalah, ya dikoreksi, diperbaiki, bukan diramaikan," kata Anies di Bundaran HI, Senin (3/11/2019).

Dianggap Cari Panggung soal Polemik APBD DKI Jakarta 2020, Kader PSI: Kami Tidak Cari Sensasi

Menurut Anies, pembaruan ini dilakukan agar tercipta transparansi dan mengontrol perilaku tiap pihak yang terlibat dalam anggaran.

"Karena itu lah, yang kita lakukan adalah melakukan upgrading agar kita bisa memastikan tidak ada penyimpangan lagi," tutur Anies.

Sebelumnya, Anies Baswedan diserang oleh berbagai pihak setelah ditemukan anggran tak masuk akal oleh anggota DPRD Fraksi PSI, William Aditya Sarana.

Tak terima disalahkan begitu saja, Anies lalu menyalahkan sistem yang ada terlalu rumit.

Sehingga harus memasukan komponen secara detail dan rinci.

Selain itu, Anies mengatakan sistem digital ini harus dikoreksi secara manual.

Pernyataan Anies ini tentu memancing berbagai pihak untuk berkomentar.

Satu diantaranya adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mantan Gubernur DKI Jakarta.

Menurut Ahok, ia lupa definisi pintar, dan menilai Anies terlalu pintar.

"Aku sudah lupa definisi smart seperti apa karena Pak Anies terlalu over smart," ujar Ahok.

Ahok menjelaskan sistem e-budgeting yang digunakan saat dia menjabat dulu dapat mengetahui detail anggaran apapun, termasuk lem aibon, pulpen, dan lain-lain.

Sistem ini juga dapat mengetahui orang-orang yang menaikkan anggaran.

"Kan sistem sudah di-input harga satuan barangnya, kecuali harga satuan semua diubah," ucap Ahok.

Dengan demikian, anggaran seluruh komponen tersebut mudah dikontrol.

Pemprov DKI Lelang Jabatan setelah Kepala Bappeda Mundur Gara-gara Anggaran Janggal APBD DKI 2020

Tak hanya itu, akibat kisruh ini pula Kepala Badan Perencanaan  Pembangunan (Bappeda) Sri Mahendra Satria Wirawan mundur dari jabatannya.

Anies mengatakan sikap mundur Mahendra merupakan sikap yang terhormat.

"Ini adalah sikap ksatria, sikap terhormat mengambil tanggung jawab meskipun sebetulnya pengisian itu sendiri dilakukan oleh banyak orang, tapi semuanya ada di Bappeda," ujar Anies pada tayangan Kompas Petang di Kompas Tv, Sabtu (2/11/2019).

Anies Bongkar Data Anggaran Warisan Gubernur Terdahulu

Publik sempat digegerkan oleh adanya unggahan tentang nilai anggaran APBD DKI Jakarta yang memiliki nilai tidak wajar.

Hal tersebut lantas membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara.

Anies bahkan sampai harus mengungkit kesalahan yang dibuat pada era gubernur sebelum dirinya.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal youtube realita tv, Minggu (3/11/2019), Anies merasa kasus angka fantastis pada APBD DKI Jakarta diangkat seolah-olah hanya terjadi di era kepemimpinannya.

Soroti Manuver NasDem, Pengamat Sebut Berkaitan dengan Persiapan Anies Baswedan sebagai Capres 2024

"Sekarang persoalan ini diangkat seakan-akan hanya terjadi di era tahun ini," ujar Anies.

Karena adanya tudingan yang menuduh seolah-olah hanya terjadi di era kepemimpinannya, Anies mengatakan dirinya terpaksa menunjukkan adanya kejanggalan tersebut di tiap tahun.

"Karena dituding begitu, saya terpaksa menjawab dan terpaksa saya tunjukkan, ada semua (kejanggalan) dari tiap tahun," tambahnya.

Anies mengatakan orang yang ingin menuduh dirinya bersalah, malah membuat dirinya bisa mengatakan kalau hal ini adalah warisan dari gubernur sebelum dirinya.

"Jadi yang semula mau mengatakan ini adalah salahnya sekarang (era Gubernur Anies Baswedan), malah sekarang bisa saya katakan ini adalah warisan (gubernur terdahulu)," papar Anies.

Anies mengatakan karena ada yang mengangkat kejanggalan ini, ia terpaksa menjawab dengan memberikan data-data kejanggalan yang terjadi sebelum ia memimpin.

"Gara-gara Anda angkat, terpaksa saya harus menjawab," kata dia.

Anies Tegaskan Dirinya Tak akan Urus Meme Joker: Kedengkian Itu Enggak Ada Obatnya

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut menegaskan dirinya terpaksa untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

"Terpaksa saya harus meluruskan," katanya.

Ia mengatakan akan tidak fair jika tidak diluruskan, karena masyarakat mengira kesalahan tersebut adalah bentuk manipulasi yang ternyata bukan.

"Karena kalau tidak diluruskan, maka tidak fair, publik akan mengira terjadi saat ini (kejanggalan anggaran) manipulasi," imbuhnya.

Anies kemudian menjelaskan kalau hal yang dikira manipulasi tersebut merupakan sebuah kesalahan dalam sistem.

"Tidak, ini (kejanggalan anggaran) adalah lubang dalam sistem yang harus dikoreksi," lanjutnya.

Ia mengatakan ketika mengetahui kesalahan tersebut, dirinya dengan segera melakukan koreksi.

"Apa yang kita kerjakan? Begitu tahu itu (masalah sistem) kita koreksi," jelas Anies.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 4.30

(TribunWow.com/Fransisca Mawaski/ Anung Aulia Malik)

Sumber: Kompas.com
Tags:
DKI JakartaAnies Baswedane-budgeting
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved