Breaking News:

Kabar Tokoh

Saran Pengamat Isu Radikal pada Kapolri Idham Azis, Rangkul Kelompok dan Ormas yang Dianggap Radikal

Pengamat isu radikalisme dan terorisme RIdlwan Habib menilai, Kapolri baru memiliki pekerjaan rumah merangkul kelompok radikal.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
YouTube metrotvnews
Pengamat isu radikalisme dan terroisme jelaskan PR utama Kapolri baru adalah rangkul kelompok dan ormas yang dianggap radikal 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat isu radikalisme dan terorisme RIdlwan Habib mengatakan Kapolri baru Idham Azis memiliki Pekerjaan Rumah (PR) yang harus segera diselesaikan.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube metrotvnews, Jumat (1/11/2019), Ridlwan mengatakan PR Idham adalah merangkul kelompok dan ormas yang selama ini dianggap radikal.

"Merangkul kelompok-kelompok, ormas-ormas yang selama ini dianggap radikal," jelas Ridlwan saat menjadi narasumber di acara PRIME TALK metrotvnews.

Dalam pemaparannya itu, Ridlwan menilai kelompok-kelompok tersebut dianggap radikal hanya karena berseberangan dengan pemikiran pemerintah.

"Hanya karena seolah-olah berseberangan dengan pemerintah ," tambahnya.

Karenanya,  ia menekankan, penting bagi Kapolri merangkul kelompok dan ormas tersebut demi tercapainya stabilitas politik.

"Ini penting untuk menciptakan stabilitas politik selama satu tahun ke depan
mengawali kabinet yang baru ini," jelasnya.

Ridlwan memaparkan, hal tersebut diperlukan untuk menghadapi serangan teror yang biasanya terjadi di awal dan akhir tahun.

"Ada siklus biasanya kalau mau awal tahun, akhir tahun, kelompok teror beraksi," kata dia.

Aksi teror ia prediksi akan terjadi mengingat kematian dari pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi.

"Apalagi setelah kematian Abu Bakar Al-Baghdadi," katanya.

Fachrul Razi Terpilih sebagai Menag, Direktur AIDA Minta Terorisme dan Radikalisme Dibedakan

Menanggapi persoalan pemetaan potensi terorisme, Ridlwan menjawab hal tersebut sudah dilakukan oleh Kapolri terdahulu Tito Karnavian.

"Karena Pak Tito juga sudah punya roadmap, dan Pak Idham juga sudah bersama Pak Tito lama sekali," kata Ridlwan.

Ridlwan mengatakan Idham hanya tinggal melanjutkan apa yang telah disiapkan oleh Tito.

"Jadi saya kira tinggal melanjutkan," terangnya.

Ia menambahkan Idham tetap memiliki inovasi-inovasi baru miliknya sendiri.

"Tentu beberapa hal inovasi-inovasi baru, Jenderal Idham juga punya," imbuhnya.

Ridlwan berharap agar di perpindahan tahun akan berlangsung aman tanpa ada serangan teror.

"Kita juga sangat berharap perpindahan tahun ini, Desember, Januari, Februari, berlangsung aman tanpa ada serangan teror," terangnya.

Diungkapkannya, kekhawatiran RIdlwan disebabkan oleh adanya khilafah baru pengganti Abu Bakr Al-Baghdadi.

"Apalagi ISIS sudah mengumumkan khilafah barunya pengganti Abu Bakr Al-Baghdadi," tambahnya.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 9.15:

Strategi Idham Azis Lawan Radikalisme

Dikutip TribunWow.com dari kanal Youtube BeritaSatu, Rabu (30/10/2019), Idham mengatakan dalam menanggulangi radikalisme, dirinya akan menggunakan dua pendekatan.

"Penanggulangan radikalisme melalui pendekatan lunak dan pendekatan keras," kata Idham di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, (30/10/2019).

Tanggapi soal Terorisme di Indonesia, Ridwan Saidi Minta Pemerintah Bersihkan Sejarah Bangsa

Pendekatan lunak dilakukan Idham dengan mengadakan kegiatan deteksi dini dan deteksi aksi secara intensif.

"Pendekatan lunak dilakukan dengan mengintensifkan kegiatan deteksi dini dan deteksi aksi," jelas pria yang menggantikan Tito Karnavian sebagai Kapolri Indonesia yang baru.

Selain kegiatan deteksi, Idham akan merangkul beberapa pihak dalam menanggulangi radikalisme.

"Penggalangan, pembinaan dan penyuluhan terhadap kelompok radikal dan anti pancasila, berkoordinasi dan bekerjasama dengan BNPT, BIN, Kemenag, Kementerian Sosial (Kemensos) dan stakeholder terkait," jelasnya.

Berdasarkan keterangan Idham, dirinya akan melakukan penegakan hukum sebagai pendekatan keras melawan radikalisme.

"Sedangkan pendekatan keras dilakukan dengan penegakan hukum secara profesional, proporsional dan konsisten," tegasnya.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 0.41:

Rocky Gerung Sarankan Radikalisme Ditangani Diam-Diam

Dikutip TribunWow.com dari kanal Youtube Deddy Corbuzier, Kamis (31/10/2019), mulanya Rocky Gerung menanggapi pernyataan Mantan Wakil DPR RI Fahri Hamzah soal pemberantasan radikalisme secara diam-diam.

Ia mengatakan sudah seharusnya penanganan radikalisme dilakukan secara tersembunyi.

"Memang begitu semestinya," jelasnya.

Pria yang juga merupakan seorang filsuf tersebut kemudian menyindir intel Indonesia yang menurutnya d****.

"Intel kita kan juga d****," katanya.

Rocky memaparkan kesalahan yang dibuat oleh intel Indonesia.

Ia heran dengan langkah intel yang justru membuka data tentang radikalisme di Indonesia.

Bahas Radikalisme, Rocky Gerung Ungkap Ditolak Berbagai Kampus hingga 6 Kali: Kampusnya Digembok

"Intel mengatakan ada 30 persen kaum radikal," jelasnya.

"Kalau sudah tahu 30 persen ya kerjakan aja kan diam-diam. Ngapain dibuka," katanya.

Rocky mengatakan hal tersebut sebagai kegagalan penguasa dalam mencari solusi.

"Itu ketidakcukupan pikiran dari kekuasaan (penguasa)," terangnya.

Rocky kemudian memaparkan ada dua hal yang memperjelas pernyataannya tentang penguasa yang tidak mampu berfikir.

Pertama ia menjelaskan soal radikalisme yang berasal dari mayoritas.

"Pertama, dia enggak ngerti bahwa yang dia sebut radikal itu, dengan sendirinya soal politik Islam, muslim. Muslim itu dominan di Indonesia 80 persen, 85 persen, 30 persen (presentase radikalisme) itu berarti sekian puluh juta," jelasnya.

Rocky mempertanyakan cara fikir pemerintah yang dia anggap tidak masuk akal.

Rocky Gerung Sebut Radikalisme Hanya di Pikiran: Ngapain Ditutup, Biarin Orang Berdebat tentang Itu

Ia menambahkan hal tersebut bertentangan dengan kultur masyarakat Indonesia.

"Bagaimana mungkin sekian puluh juta orang yang potensial untuk melakukan kekerasan, padahal kultur masyarakat Indonesia selalu yang moderat itu yang dianggap aman untuk berpolitik," jelasnya.

Menurutnya, negara hanya menyebarkan kecemasan yang berlebih.

"Jadi kecemasan negara yang berlebih membuat keakraban berwarganegara terganggu," terangnya.

Video dapat dilihat mulai menit 15.00

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
radikalismeKapolriIdham Azis
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved