Breaking News:

Kabinet Jokowi

Bahas Radikalisme, Rocky Gerung Ungkap Ditolak Berbagai Kampus hingga 6 Kali: Kampusnya Digembok

Pengamat Politik, Rocky Gerung mengungkap pelarangan dirinya masuk kampus untuk memberikan pengajaran saat di acara Rosi Kompas TV.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV
Pengamat Politik, Rocky Gerung mengungkap pelarangan dirinya masuk kampus untuk memberikan pengajaran saat di acara Rosi Kompas TV. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung mengungkap pelarangan dirinya masuk kampus untuk memberikan pengajaran.

Hal itu disampaikan Rocky Gerung saat menjadi bintang tamu di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (31/10/2019).

Mulanya, Rocky Gerung menyinggung masalah penumpasan radikalisme yang menjadi satu di antara fokus Presiden Joko Widodo (Jokowi) lima tahun ke depan.

Debat dengan Dosen UI Masuknya Prabowo ke Kabinet, Rocky Gerung: Kenapa Minta Prabowo Diawasi Luhut?

Menurut Rocky Gerung tidak ada yang perlu ditakutkan dari ide radikal.

Pasalnya, ide radikal bisa dicegah dengan kritisisme.

"Apa yang ditakutkan dari radikal saya terusin sekali lagi, ide radikal itu bisa dibatalkan oleh ide kritisisme," kata Rocky Gerung dikutip TribunWow.com dari Kompas TV .

Kemudian, Rocky Gerung menyinggung kampus-kampus di Indonesia dianggap menjadi awal ide radikalisme.

Namun, ia justru ditolak oleh beberapa kampus.

Padahal, Rocky Gerung mengatakan dirinya hendak ke kampus justru akan mencegah ide radikalisme dengan kritisisme.

"Nah di kampus radikalisme dianggap bersemayam di situ, sebulan ini saya enam kali dilarang masuk kampus."

"Padahal saya mau mengucapkan critical discourse (Wacana Kritis)." kata Rocky Gerung.

Pengamat politik 60 tahun tersebut menyayangkan, dirinya yang dicegah masuk kampus.

Padahal ia ingin membuat dialog bantahan yang membahas tentang radikal.

"Kalau pemerintah mau mencegah radikalisme kasih pikiran kritis, makanya saya ke kampus, kampusnya digembok, Rocky Gerung tidak boleh masuk."

"Padahal saya mau membantah itu, supaya ada dealetika dalam pikiran. Kasih outlet radikalisme itu," ungkapnya.

Rocky Gerung dan Dosen UI Debat Sengit soal Menerima Prabowo, Presenter Rosi sampai Turun Tangan

Kemudian, Rocky Gerung mengatakan Pesantren yang selama ini dituding menjadi sarang gerakan teroris yakni Pesantren Ngruki di Solo justru mengundangnya.

Pesantren Ngruki ingin menggelar debat terbuka dengan Rocky Gerung demi pencegahan radikalisme.

"Yang terima saya itu justru Pesantren Ngruki yang dianggap sarang teroris," ucap Rocky Gerung.

"Dia minta ke situ untuk berdebat jadi lebih terbuka pikiran Ngruki dari pikiran Istana soal itu," sambungnya.

Lihat videonya sejak menit ke-3:34:

Komentar Rocky Gerung soal Masuknya Prabowo Subianto ke Kabinet Jokowi:

Rocky Gerung ikut berkomentar soal masuknya Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sedangkan sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto merupakan rival Jokowi sejak 2014.

Mengomentari hal tersebut, Rocky Gerung justru membayangkan bagaimana rasanya menjadi relawan Jokowi yang selama ini telah mendukung.

 Rocky Gerung Debat Pernyataan Eko Kuntadhi yang Sebut Jokowi Rendah Hati: Dia Enggak Sekualitas Saya

Hal itu diungkapkan Rocky Gerung saat hadir di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (1/11/2019).

Saat membayangkan dirinya seorang relawan Jokowi, Rocky Gerung sempat menyinggung pegiat media sosial, Eko Kuntadhi.

Eko Kuntadhi sendiri diketahui selama ini mendukung Jokowi.

"Ya saya coba masuk dalam alam pikiran relawan Jokowi tuh, Adek Yunto Eko tuh kan Anda bilang kami terserah dia untuk memilih," kata Rocky Gerung.

Namun, Rocky Gerung merasa bahwa masuknya Prabowo Subianto ke kabinet Jokowi menjadikan relawan Jokowi seperti kacung.

Pasalnya, relawan Jokowi seharusnya memperingatkan bahwa rivalnya selama ini jangan sampai masuk.

Namun, Eko Kuntadhi membalas bahwa penentuan Prabowo Subianto jadi Menteri Jokowi itu hak presiden.

"Saya menangkap nuansa relawan jadi dangkal gitu kan Anda relawan, Anda datang dengan ide yang tuntas itu namanya relawan tuh bukan kacung," ujar Rocky Gerung.

"Karena kita memahami bahwa politik presidensiil, prerogatif presiden," balas Eko Kuntadhi.

Namun, Rocky Gerung menilai bahwa relawan Jokowi juga memiliki hak untuk bersuara atau memprotes.

"Ya okey saya ngerti itu, hak prerogatif presiden itu kata yang apologetnis hak prerogatif presiden."

"Lalu hak prerogatif Anda mendukung Jokowi apa itu?," kata Rocky Gerung.

 Rocky Gerung Prediksi Prabowo Subianto adalah Menteri Pertama yang Direshuffle, Begini Alasannya

Namun, Eko merasa dirinya bingung dengan apa yang diucapkan Rocky Gerung itu.

Pasalnya pada segmen pertama di acara Rosi, Rocky Gerung menegaskan bahwa Jokowi tak perlu minta maaf soal penyusunan kabinetnya.

"Tadi anda mengatakan bahwa tadi barusan pada segmen satu Anda mengatakan bahwa presiden enggak perlu minta maaf karena ini adalah hak prerogatif presiden."

"Sekarang kita bicara soal itu, Anda bilang apologetic, saya agak rancu," protes Eko.

Kemudian, Rocky Gerung mengatakan bahwa sebenarnya relawan Jokowi yang terdiri dari masyarakat yang benar-benar mendukung presiden seharusnya berhak mengajukan protes soal masuknya Prabowo.

Apalagi seorang relawan juga tidak memiliki kepentingan politik seperti partai.

"Oke saya terangkan agar kerancuannya tidak terlalu berlanjut yah, saya anggap orang yang menjadi relawan secara ideologis mengerti siapa yang dia dukung gitu."

"Jadi relawan itu etikus bukan politikus gitu beda dengan partai gitu bedanya, jadi begitu Anda pilih Jokowi, Anda tahu bahwa Prabowo tidak boleh masuk," papar Rocky Gerung.

Hal itu sama seperti dengan relawan Prabowo Subianto yang seharusnya memprotes masuknya sang Ketum Gerindra ke pemerintahan.

Perdebatan terjadi antara pengamat politik, Rocky Gerung dengan pegiat media sosial, Eko Kuntadhi di acara Rosi di Kompas TV pada Kamis (31/10/2019).
Perdebatan terjadi antara pengamat politik, Rocky Gerung dengan pegiat media sosial, Eko Kuntadhi di acara Rosi di Kompas TV pada Kamis (31/10/2019). (Channel Youtube Kompas TV)

 Rocky Gerung Sebut Radikalisme Hanya di Pikiran: Ngapain Ditutup, Biarin Orang Berdebat tentang Itu

"Sama dengan relawan Prabowo, setelah Prabowo kalah, etikus-etikus Prabowo tidak boleh masuk," katanya.

Sehingga, menurut pria asal Manado tersebut, relawan Jokowi selama ini kurang kritis dan tidak bisa mempertahankan ideologinya mengapa memilih Jokowi daripada Prabowo Subianto.

"Gini, justru bukan politis, saya lanjutkan dulu ya, Anda tadi bilang Anda itu politikus bukan etikus di dalam kategori relawan, di mana-mana di seluruh dunia relawan itu adalah etikus karena dia secara sadar memilih seseorang dengan bukan kapasitasnya sebagai politisi, kan saya bedain itu tadi."

"Jadi Anda tidak final dengan stempois Anda," jelas Rocky Gerung.(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Sumber: Kompas TV
Tags:
radikalismeRocky GerungSolo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved