Kabar Ibu Kota
Soal Lem Aibon Seharga Rp 82,8 Miliar, Wali Kota Jakbar: Masa 2 Bulan Sekali 1 Orang Dikasih Aibon
Wali Kota Jakarta Barat dan Sekretaris Dinas Pendidikan menduga adanya kesalahan pengetikan pada anggaran dana pembelian lem aibon hingga miliaran.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Ramai kabar beredar mengenai anggaran dana yang dikeluarkan pemerintah untuk membeli lem aibon.
Anggaran tersebut pun mencapai miliaran rupiah dan menjadi bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
Mengomentari kabar itu, Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Effendi menyebut ada kesalahan ketik pada laman apbd.jakarta.go.id.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (30/10/2019), pada rincian yang tersebar disebutkan untuk pembelian lem aibon pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 82,8 miliar.

Unggah foto laman APBD yang cantumkan pembelian lem aibon hingga miliaran rupiah. (Instagram @willsarana)
• Mendagri Tito akan Bicara dengan Anies Baswedan soal Lem Aibon Rp 82,8 Miliar: Saya Kenal Baik
Rustam Effendi menyebut bahwa anggaran yang tersebar itu bukan dibuat dari wali kota.
Ia pun menduga adanya kesalahan dalam pengetikan hingga menulikan anggaran pembelian lem aibon begitu besar.
"Pendidikan kan bukan ada di wali kota, itu langsung dari dinasnya. Soal Aibon barangkali ada salah tulis itu, masa sampai Rp 82,8 miliar," ucap Rustam Effendi, Rabu (30/10/2019).
Selain itu Rustam Effendi mengarahkan kepada para awak media untuk mengajukan pertanyaan pada pihak Dinas Pendidikan.
Disebutnya bahwa masalah anggaran pendidikan bukan mejadi tanggung jawab dari wali kota.
"Tapi yang jelas ditanya ke kepala dinas pendidikan mereka kan bukan di bawah saya, bukan tanggung jawab saya," ucap Rustam Effendi.
• Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bantah Anggaran Lem Aibon Rp 82,8 Miliar, Jelaskan Jumlah yang Direvisi
Rustam Effendi pun menyebut anggaran tersebut hanyalah kesalahan pengetikan.
Ia juge merasa pembuatan anggaran tersebut sangatlah janggal dengan pemberian dua kaleng lem aibon pada pelajar.
"Bisa jadi salah ketik, enggak mungkinlah. Masa 2 bulan sekali 1 orang dikasih Aibon buat apaan?," ucap Rustam Effendi.
Pernyataan Rustam Effendi tidak jauh berbeda dengan Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati.
Susi mengaku akan segera melakukan pengecekan terkait anggaran dana pembelian lem aibon yang sampai keluarkan dana miliaran rupiah.