Kabinet Jokowi
Effendi Gazali Sorot Tingkat Kedispilinan Ojol demi Nilai Nadiem Makarim, Minta Hadirin Tepuk Tangan
Pendiri Gojek, Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2019-2024. Pengamat Politik, Effendi Ghazali merasa tertarik.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pendiri Gojek, Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) 2019-2024.
Hal itu membuat pengamat politik, Effendi Ghazali merasa tertarik untuk berkomentar.
Komentar tersebut Effendi Ghazali sampaikan saat menjadi bintang tamu di Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (28/10/2019).
• Di ILC, Debat Terjadi antara Ketua PA 212 Haikal Hassan dan Ali Ngabalin, Karni Ilyas Turun Tangan
Effendi mengatakan, pengangkatan Nadiem menjadi Mendikbud itu tentunya membuat orang akan menyoroti perusahaan Gojek.
"Nah untuk Nadiem, tadi sudah dibahas dengan banyak. Tentu orang bisa mempersoalkan derivatifnya bagaimana, sahamnya tu sekarang siapa yang punya dan lain-lain," katan Effendi.
Namun, Effendi mengaku justru fokus pada hal lain.
Lantaran Nadiem mengurusi bidang pendidikan, Effendi lebih menyoroti bagaimana Nadiem memberikan arahan pada mantan karyawannya terkait budi pekerti, kedisiplinan dan lain-lain.
"Tapi bagi saya ada satu hal yang mungkin bisa menarik. Ini soalnya pendidikan yah, terkait dengan revolusi mental, kewiraan, budi pekerti dan lain-lain bukan hanya soal bagaimana mengejar Dunia Digital Creative."
"Mudah-mudahan dengan itu hasil praktis yang bisa kita nikmati adalah, teman-teman kita para driver ojol (ojek online) ini temen-temen kita harusnya sekarang lebih memperlihatkan disiplin dan tidak boleh sembarangan karena secara tidak langsung itulah hasil pendidikan dari Pak Nadiem," papar Effendi.
Pria 52 tahun itu lantas meminta para hadirin untuk bertepuk tangan atas pernyataan tersebut.
"Jadi tepuk tangan dong untuk ini," katanya.
Sehingga, kedisiplinan para karyawan Gojek bisa menjadi penilaian masyarakat untuk mengukur kelayakan Nadiem sebagai Mendikbud.

Pendiri Startup Gojek, Nadiem Makarim ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). (Kompas.com)
• Menteri Pertahanan Prabowo Diundang Datang ke AS, setelah Dulu Sempat Dipermasalahkan Masa Lalunya
"Kalau mereka tidak disiplin atau agak ngaco-ngaco itu berarti terkait langsung dengan hasil pendidikan yang kita lihat "
"Karena enggak mengejar startup kemudian nanti hifghtech, corn, dan lain-lain itu, tapi budi pekerti, dan lain-lain," jelasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-4:04:
Pada kesempatan itu, Effendi juga menyerupakan Kabinet Jokowi seperti dalam film Holywood terkenal, Joker.
"Yang pertama betul Presiden tidak bisa membahagiakan semua orang betul. Bahkan, Hasto mengatakan Bapak Presiden itu bukan tukang es krim yang bisa membahagiakan semua orang."
"Ini selalu saya kaitkan dengan Joker ya," jelas Effendi.
Mengutip dari film Joker, pemimpin tidak boleh membahagiakan semua pihak seperti tokoh Joker yang ingin membuat bahagia semua orang.
"Joker juga mengatakan pemimpin itu memang tidak boleh seperti Joker. Joker mengatakan bahwa 'Kata ibuku, tugasku adalah membawa tawa dan bahagia kepada dunia'." ucap Effendi.
Sehingga, pemimpin dinilai tidak boleh memberikan atau membagi-bagi kebahagiaan.
Pemimpin harus bersikap seperti apa yang memang dibutuhkan.
"Enggak boleh, pemimpin yang besar enggak boleh tuh membagi-bagi seluruh bahagia dan tawa terhadap dunia."
"Jadi dibagi memang betul-betul sesuai dengan apa yang dibutuhkan saat ini, walaupun tidak membahagiakan seseorang," jelasnya.
Lantas, Effendi menyinggung datangnya sejumlah tokoh muda ke Istana Merdeka.
• Bahas Kabinet, Karni Ilyas Singgung Politisi PDIP hingga Disambut Tepuk Tangan: Harusnya Aku di Sana
"Lalu muncullah anak-anak muda penuh kejutan ya pada waktu itu," kata Effendi Gazali.
"Dan anak-anak muda penuh kejutan ini pasti berbahagia kan, waktu tampil itu, baik datang mau pulang, semua berbahagia," ungkap dia.
Namun, ada yang tidak bahagia dalam momen pemanggilan sejumlah tokoh ke Istana Merdeka.
Seperti, Politisi Golkar Tetty Paruntu yang sudah dipanggil ke Istana Kepresidenan namun gagal menjadi menteri.
"Yang tidak bahagia itu cuma datang doang kemudian pulangnya pasti tidak ke pers. Itu yang enggak berbahagia," kata Effendi Gazali.
"Ada satu kan yang datang terus (tidak terpilih)."
Sehingga hal itu seperti dalam film Joker, di mana ada kompetisi 'Stand Up Comedy'.
Pada kompetisi itu, semua orang mengaku mampu dalam melakukan 'Stand Up Comedy'.
Bahkan ada pula yang datang meski tanpa pengalaman.
"Di dalam Joker juga ada nih, anak muda yang seperti ini, itu kutipannya kurang lebih mengatakan 'Semua orang mengatakan saya siap untuk 'Stand Up Comedy' siap untuk klub-klub besar'," ucapnya.
• Di ILC, Pengamat Bahas Parpol yang Tak Dapat Jatah Menteri: Mungkin Sesajennya Kurang
Lantas, Effendi menyinggung Wakil Menteri Pariwisata, Angela Tanoesodibjo yang dipilih menjadi wakil Wishnutama meski belum ada pengalaman di bidang tersebut.
"Walaupun ada tadi misal dibahas, Wamen Pariwisata misalnya, dia belum pernah tuh mengunjungi super prioritas pariwisata yang dibuat Bapak Presiden, tapi nanti kan bisa," lanjut Effendi. (TribunWow.com/Mariah Gipty)