Breaking News:

Terkini Daerah

7 Fakta Anak Bunuh Ayah Kandung, Kronologi hingga Pengakuan Pelaku: Bapak Pacaran Lagi Soalnya

Wahudin (28), warga Desa Kendayakan, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah tega membunuh ayah kandungnya, Rahadi (58). Ini faktanya.

Penulis: Vintoko
Editor: Ananda Putri Octaviani
Tribun Jateng/Akhtur Gumilang
Polisi menginterogasi pelaku pembunuhan ayah kandung dalam ruang tahanan Mapolsek Warureja, Rabu (30/10/2019) tengah malam. 

TRIBUNWOW.COM - Wahudin (28), warga Desa Kendayakan, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah tega membunuh ayah kandungnya, Rahadi (58).

Dikutip TribunWow.com dari TribunJateng.com, Rabu (30/10/2019) Wahudin membunuh ayahnya dengan menggunakan kapak yang berukuran besar atau prengkul.

Setelah membunuh korban, pelaku kemudian berniat menghilangkan jejak.

Pelaku membungkus jasad korban menggunakan karpet lalu dicor atau disemen dalam septic tank.

Kapak yang digunakan pelaku juga dibuang di taman pemukiman desa setempat.

Diduga pelaku mengidap gangguan kejiwaan hingga tega membunuh ayahnya sendiri.

Pelaku tetap disangkakan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara meski dianggap mengalami gangguan jiwa.

Disdik DKI Pastikan Tak Ada Anggaran Lem Aibon Rp 82 Miliar: Belanjar Alat Tulis Hanya Rp 22 Miliar

Berikut ini deretan fakta kasus anak bunuh ayah kandung di Tegal yang dirangkum TribunWow.com dari TribunJateng.com.

1. Kronologi Pembunuhan

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Tribunjateng.com, pembunuhan diperkirakan berlangsung saat Selasa (29/10/2019) siang hari kemarin.

Kasus pembunuhan meluas setelah ibunda pelaku, Sariah melihat banyak cipratan darah di rumahnya sekitar pukul 12.00 WIB.

Kapolsek Warureja, Iptu Nugroho membenarkan kejadian itu.

Dijelaskannya, informasi pembunuhan tersebut didapatnya pada Selasa (29/10/2019) pukul 17.45 WIB.

Nugroho mengatakan, pelaku saat itu menyerahkan diri ke warga setempat setelah membunuh korban.

Sejumlah warga selanjutnya menyerahkan pelaku ke Mapolsek Warurejo untuk proses hukum.

"Laporan ini kami dapat dari ibu pelaku yang melihat banyak darah bercecer di rumah. Namun, selesai membunuh sang ayah," jelas Nugroho.

"Tiba-tiba pelaku menyerahkan diri ke warga setempat. Lalu, pelaku diboyong bareng-bareng oleh warga ke Mapolsek," imbuh Nugroho.

Bahas Kabinet, Karni Ilyas Singgung Politisi PDIP hingga Disambut Tepuk Tangan: Harusnya Aku di Sana

2. Pelaku Berusaha Hapus Jejak

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Tegal AKP Gunawan Wibisono mengatakan pelaku sempat berusaha menghapus jejak setelah membunuh korban.

Satu cara yang dilakukannya adalah menabur kopi.

Pelaku, kata Gunawan, menabur bubuk kopi di sekitar dalam rumah seusai membunuh ayahnya.

Fakta itu didapat Gunawan saat melakukan olah TKP pada Selasa (29/10/2019) malam.

Sebelum menabur kopi, pelaku sempat berupaya membersihkan cipratan darah yang meluas di sekeliling rumah, baik di lantai maupun dinding.

Namun karena banyaknya darah, pelaku akhirnya memboyong korban dan membuang ke septic tank di luar rumah.

"Bapaknya yang terbungkus karpet itu disemen atau dicor di dalam septic tank dengan diameter sekitar 1 Meter. Usai selesai mengecor, dia menaburkan banyak kopi di dalam rumah untuk menghilangkan aroma bau darah. Namun, saat kami ke TKP, masih banyak bercak darah di dinding-dinding rumah," jelas Gunawan, Rabu (30/10/2019).

Jokowi Teken Perpres, Iuran BPJS Kesehatan Resmi Alami Kenaikan Mulai Januari 2020

3. Pengakuan Pelaku

Wahudin memberikan pengakuannya setelah berada di dalam jeruji besi.

Pria yang akrab disapa Udin itu mengaku tak menyesal setelah membunuh sang ayah.

Udin mengatakan, dirinya sudah berniat untuk melukai dan membunuh ayahnya saat berada di rumah.

Dirinya menilai sang ayah selingkuh dengan wanita lain.

"Niatnya mau melukai dan membunuh. Bapak ku pacaran lagi soalnya," ujar Udin.

Udin merasa kesal karena ayahnya diduga berpacaran lagi dengan tetangga sebelah.

"Sudah banyak buktinya. Selingkuhannya pernah dikasih motor oleh bapak saya. Namanya Nana," sebut Udin.

Setelah membunuh korban, Udin mengaku takut hingga akhirnya menyerahkan diri ke polisi.

Udin mengatakan, apabila dirinya kabur maka hukuman yang menimpanya bakal lebih berat.

"Takut dihukum lama. Akhirnya, saya serahkan diri. Ya saya emang sudah kesal lama dengan bapak saya," kata Udin.

Alami Kenaikan 8,51 Persen, Ini Daftar UMP 2020 di 34 Provinsi

4. Kata Warga Desa soal Sosok Pelaku

Kepala Desa Kendayakan, Rasiun membantah bila Udin membunuh ayahnya karena korban ketahuan selingkuh.

"Bukan mas. Tidak ada selingkuh-selingkuhan. Itu hanya prasangka-prasangka yang muncul di pikiran pelaku," kata Rasiun.

Menurutnya, Udin sebenarnya sudah lama meresahkan keluarganya dengan berbagai teror, bahkan hingga warga sedesa takut terhadap Udin.

"Warga sedesa takut sama Udin. Warga ingin si Udin keluar dan meninggalkan desa jauh-jauh. Tapi ya gimana, kasian juga," jelasnya.

5. Bukan Kali Pertama

Rasiun menambahkan, Udin juga sempat melakukan penyerangan sebelumnya.

Udin, kata Rasiun, tak segan melukai dan menyerang orang-orang di sekitarnya yang berani mengganggu keluarga terdekatnya.

"Sebab, tahun 2017 lalu juga sama kejadiannya. Hanya saja, dulu bapaknya masih bisa diselamatkan," jelas Kades.

Pembacokan ini tidak hanya sekali bagi ayah korban, Rahadi ternyata tidak hanya sekali mendapat serangan dari anaknya sendiri.

Udin, panggilan tersangka pernah menyerang almarhum ayahnya dengan luka bacok di bagian punggungnya pada tahun 2017 lalu.

Selain ayahnya sendiri, kakaknya pun tak luput dibacok pada tahun 2016.

Kronologi Wanita Lolos dari Lilitan Ular Piton Sepanjang 6 Meter Berkat Aksi Heroik sang Suami

6. Pelaku Pernah Masuk Rumah Sakit Jiwa

Rasiun mengatakan, Udin pernah masuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mitra Siaga Kabupaten Tegal sebanyak tiga (3) kali.

"Sudah tiga kali. Kalau tidak salah 2016, 2017, dan terakhir bulan puasa 2019 lalu. Meski dibawa ke RSJ, sang pelaku kalau diajak ngobrol biasa aja kayak orang normal. Pelaku kesehariannya wajar seperti orang biasa," jelas Rasiun.

Pertama tahun 2016 lalu, Udin dibawa ke RSJ karena telah membacok kakak pertamanya.

Lalu tahun 2017, Udin dibawa ke RSJ lagi karena sehabis membacok punggung ayahnya secara tiba-tiba.

"Pelaku kalau kesehariannya wajar mas, seperti orang normal biasa. Pelaku memang dikenal pendiem. Dia dibawa ke RSJ karena menyerang keluarganya sendiri," kata Rasiun.

"Bahkan, kakak pertamanya yang pernah dibacok pun sudah tidak berani tinggal di sini (Tegal). Kakaknya sudah menetap di Jakarta," cerita Rasiun.

7. Kecurigaan sang Ibu

Sang ibu, Sariah membeberkan percakapan terakhirnya dengan pelaku.

Walnya, dirinya curiga saat mendapati banyak bercak darah beserta serbuk kopi bertebaran di dalam rumah.

"Saya bingung. Ada apa ini. Saya sempat tanya ke anak saya (pelaku), di mana bapak? Anak saya banyak berbohongnya."

Jawabnya malah bapak kerja.Padahal, sandalnya ada di rumah. Saya saat itu curiga. Ternyata benar, saat disidik-sidik, bapak ada di dalam septic tank," ungkap Sariah menangis.

(TribunWow.com/Vintoko)

Tags:
Anak Bunuh AyahKasus PembunuhanKronologiTegal
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved