Kabinet Jokowi
Demokrat Tak Masuk Dalam Kabinet, Roy Suryo: Menonton Tidak Hanya Menonton Diam
Dengan tidak masuknya Partai Demokrat dalam kabinet Jokowi, Roy Suryo mengaku akan tetap aktif dengan berikan keritisi pada pemerintah.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Dalam pemilihan anggota kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) diketahui ada beberapa kader partai yang tidak ikut bergabung.
Satu di antaranya adalah Partai Demokrat yang dipimpin oleh Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Politisi Partai Demokrat, Roy Suryo mengaku tidak ada masalah dengan tidak masuknya partainya ke dalam kabinet Indonesia Maju.
Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube Talk Show tvOne, Selasa (29/10/2019), Roy Suryo mengatakan bahwa partainya akan tetap memberikan kritik yang baik untuk pemerintah.

Politisi Demokrat Roy Suryo mengaku Demokrat akan tetap aktif berikan keritik pada pemerintah walau tidak masuk dalam kabinet. (YouTube Talk Show tvOne)
• Soal Pemintan Maaf Jokowi ke Parpol, Puan Maharani: Membangun Bangsa Nggak Harus di Kabinet
Roy Suryo mengaku setuju dengan perkataan Ketua Fraksi Demokrat di DPR Edhie baskoro Yudhoyono mengenai tidak terlibatnya Demokrat dalam kabinet.
"Seperti kata Mas Ibas, kitakan menghormati juga keputusannya," ucap Roy Suryo.
Pada acara Apa Kabar Indonesia Malam, yang tayang di tvOne, Roy Suryo memastikan bahwa partainya tidak hanya menjadi penonton yang diam.
Demokrat akan tetap aktif dengan memberikan keritik dan masukan kepada pemerintah baik melalui DPR maupun dari luar pemerintah.
"Meskipun dikatakan kami hanya menonton, tapi kan menonton itu tidak hanya menonton diam. Kita tetap menjadi pengkritisi yang baik," ucap Roy Suryo.
Selain itu dijelaksan juga bahwa dirinya dan para kader demokrat yang lain akan tetap memberikan dukungan pada kebijakan yang baik.
"Pengritisi yang baik itu, apa yang baik kita dukung. Apa yang kurang baik, kita kritisi," ucap Roy Suryo.
Ia pun kembali menegaskan bahwa pemilihan anggot kabinet adalah hak dari Presiden sehingga semuanya tidak menjadi masalah bagi Demokrat.
• Komentari Kabinet Baru, Faldo Maldini Sebut Jokowi Dapatkan Apa yang Diinginkan: Pak Prabowo Gimana?
"Jadi itu sah-sah saja, hak dari Presiden Jokowi untuk memilih pembantu-pembantunya yang terbaik," ucap Roy Suryo.
Walau tidak bergabung dalam kabinet, Roy Suryo mengaku partainya tetap bisa eksis dan bertahan.
Bahlan ia menyebut bahwa Demokrat masih akan terus memberikan hal-hal terbaik bagi Bangsa Indonesia.
"Kan bisa dilihat sekarang kami tetap eksis, kami tetap ada. Dan insyaallah kader-kader kami, baik yang di DPR maupun yang di luar DPR, itu pun akan tetap memberikan yang terbaik untuk negara ini," ucap Roy Suryo.
Menurutnya, setelah Pemilu 2019 selesai, semua politisi harus mulai mengutamakan kepentingan bangsa.
• Demokrat Tak Masuk Kabinet, Pengamat Yakini Keberadaan AHY Jadi Penyebab, Kenapa?
Hal itupun yang sedang dilakukan Demokrat seperti yang disampaikan Roy Suryo.
"Kita harus berpikir yang besar. Kita harus berpikir untuk NKRI. Jadi posisi partai demokrat tetap seperti yang dikenal masyarakat, santun," ucap Roy Suryo.
Lihat video pada menit ke-1:12:
Selain Demokrat terdapat beberapa partai lain yang juga tidak masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (29/10/2019), Partai Hanura yang turut menjadi partai pengusung mengaku kecewa dengan susunan kabinet yang baru.
Partai Hanura kecewa lantaran tidak ada kader dari partainya yang ada di Kabinet Indonesia Maju.
"Wajar kalau dari beberapa daerah, beberapa kader kami ada kemarahan, ada kekecewaan bahwa tidak ada semacam penilaian yang khusus untuk Partai Hanura," ucap Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Bona Simanjuntak dalam sebuah diskusi di Kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
Selain itu, ia juga mengaku sudah menjadi partai pengusung yang cukup sering mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Bahkan salah satu mungkin, Direktur TKN (Tim Kampanye Nasional) nya pun dari Hanura dan tetapi dalam perjalanannya kami memang kami bahkan harus berkorban sehingga tidak ada kursi lagi di Parlemen," tambahnya.
Selain itu PKS yang merupakan partai lawan pada Pilpres 2019 memilih untuk menjadi oposisi pemerintah.
• Ruang Kabinet Terbatas, Jokowi Minta Maaf Tidak Semua Bisa Masuk Kabinet Indonesia Maju
Pernyataan oposisi dari PKS disampaikan langsung oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Ia mengaku akan tetap menjadi oposisi dengan terus berkembanya sentimen publik pada pemerintah.
"Kalau kami sendirian (oposisi), tetap saja menjalankan peran dan fungsi kami. Walaupun secara kalkulasi matematis agak berat, tapi hukum sentimen publik sekarang menguat," ucap Mardani Ali Sera, Selasa (29/10/2019).
PKS mengaku sedang melakukan perbincangan dengan PAN dan Demokrat yang merupakan partai lawan untuk bersama-sama menjadi oposisi.
"Tapi kami gembira kalau (oposisi) tiga (partai politik). Lebih lumayan, ketimbang satu. Memang pembicaraan dengan PAN dan Demokrat belum berjalan," ujar Mardani Ali Sera.
Pada ajakan tersebut, PKS mengaku tidak memaksa dan semua keputusan ada di tangan masing-masing partai.
(TribunWow.com/Ami)