Kabinet Jokowi
Saingan Pilpres Gabung dengan Jokowi, Rocky Gerung: Itu Rekonsiliasi Palsu, Kayak Kawin Paksa
Rocky Gerung memberikan tanggapan mengenai saingan Pilpres 2019 Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang pada akhirnya memilih bergabung dengan pemerintahan
Penulis: Desi Intan Sari
Editor: Lailatun Niqmah
"'Oh ini pasukan yang sebetulnya disiapkan untuk bagi-bagi lagi anggaran negara itu, sehingga soal-soal kesejahteraan itu dilupakan'."
Selanjutnya Rocky Gerung juga mengungkapkan bila bertahan untuk mengawasi pemerintahan dari luar sebagai oposisi adalah sebuah tindakan mulia.
"Tapi poin saya selalu adalah apa susahnya untuk bertahan di luar kekuasaan kan orang menggap itu mulia," ujar Rocky Gerung.
Menurutnya tetap menjadi oposisi tidak sekedar mulia namun juga menjalankan fungsi berpolitik dengan semestinya.
"Bukan sekedar mulia, kan memang itu fungsi dari berpolitik, politik enggak mungkin terbagi habis di dalam Istana kan musti di luar itu," ungkap Rocky Gerung.
Ia juga menambahkan dengan adanya oposisi di permerintahan kondisi bangsa Indonesia juga akan menjadi stabil.
• Kehilangan 1,3 Juta Followers di Twitter, Rocky Gerung Mengaku Sedih, Ini Alasannya
"Kedua justru dengan adanya oposisi, bangsa ini jadi stabil, kalau enggak ada oposisi begitu ada tanda-tanda keretakan di kabinet, langsung terjadi frontalisasi opini antara rakyat dan kekuasaaan," terang Rocky Gerung.
Lihat video selengkapnya pada menit ke 01:39:
Dalam acara tersebut, Rocky Gerung juga menyoroti sosok-sosok yang dipilih Jokowi sebagai pembantu presiden.
Rocky Gerung mengungkapkan bahwa di luar sana masih banyak orang yang lebih berkualitas dan pantas masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.
"Kalau right man on the right place, di luar lebih banyak yang lebih berkualitas sebetulnya," ujar Rocky Gerung.
Ia pun menambahkan bahwa Jokowi juga mesti memilih susunan kabinet yang baru dengan adanya rasa aman agar nantinya tidak ada yang mengganggu.
"Tapi kan mesti ada rasa aman pada presiden nanti diganggu, maka dia pilih yang begituan," katanya.
Menurutnya susunan kabinet periode 2019-2014 itu dipilih oleh Jokowi untuk memenuhi ambisi sang presiden.
"Tapi bagi saya bukan soal komposisinya, tapi semacam ambisi presiden untuk, kan dia bilang ini kabinet yang akan menghasilkan landasan untuk Indonesia 100 tahun," jelas Rocky Gerung.
• Berbeda, Sebelumnya Kritik soal Menhan Pilihan Jokowi, Projo Kini Puji Prabowo Patriot Sejati