Pelantikan Jokowi dan Maruf Amin
Ini Pantun Bamsoet untuk Prabowo dan JK saat Pelantikan Jokowi, soal Berkuda dan Pakai Bahasa Bugis
Bambang Soesatyo (Bamsoet) membacakan pantun dalam pidatonya dalam pelantikan presiden dan wakil presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
Pantun itu dihubungkan dengan memakai nama Presiden Indonesia kelima, Megawati Soekarnoputri.
Prabowo disebutkan bisa berlapang dada tak menjadi kepala negara dan masih bisa berkuda.
"Untuk itu terimalah ungkapan rasa terimakasih kami dalam satu bait pantun," paparnya.
"Dari Teuku Umar ke Kartanegara, dijamu nasi goreng oleh Ibu Mega, meski Pak Prabowo tak jadi kepala negara, tapi masih bisa berkuda dan lapang dada," ujar Bamsoet.

Ruang pelantikan pun dipenuhi dengan tepuk tangan.
Prabowo dan Sandiaga juga tampak tertawa dan bertepuk tangan mendengar ucapan Bamsoet.
Kemudian di penghujung pidatonya, Bamsoet menyampaikan apresiasinya kepada Jusuf Kalla yang telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai wakil presiden 2014-2019.
Ia membungkus ucapan apresiasi itu dengan sebait pantun.
"Izinkan kami dari meja pimpinan menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak Jusuf Kalla dalam sebait pantun," ujar Bamsoet.
• Pidato Pertama Jokowi, Kenang 5 Tahun Lalu Berdiri di Tempat yang Sama hingga Bisiki Menteri
Bamsoet lantas membacakan pantunnya dengan Bahasa Bugis.
Seusai mengatakan pantunnya, tampak JK tertawa.
Bamsoet lantas menjelaskan arti pantun yang disampaikannya.
"Saya sengaja menyampaikannya dengan Bahasa Bugis yang artinya kurang lebih sebagai berikut, 'Buah nangka buah durian, tak dapat dijadikan minuman, sungguh besar pengabdianmu tak bisa ditatar kebaikanmu," paparnya.

Jokowi Resmi Dilantik
Dilansir TribunWow.com dari siaran langsung kanal YouTube KOMPASTV, Jokowi dan Ma'ruf Amin mengucapkan sumpah sebagai presiden dan wakil presiden sekitar pukul 16.00 WIB.