Breaking News:

Menkopolhukam Wiranto Diserang

Sebut Penusuk Wiranto Bukan Teroris Biasa, Hermawan Sulistyo: Mereka Membunuh untuk Masuk Surga

Hermawan Sulistyo sebut penusuk Wiranto bukan teroris yang biasa membenci AS, namun untuk membunuh thoghut agar masuk surga, ini alasannya.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube Indonesia Lawyers Club
Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Kapuskambas UBJ) Hermawan Sulistyo berkomentar terkait penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto. 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Kapuskambas UBJ), Hermawan Sulistyo membahas pelaku penusuk Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto.

Bagi Hermawan, penusuk Wiranto bukanlah teroris biasa yang misinya adalah untuk melawan Amerika Serikat dan kapitalisme.

Hermawan menjelaskan teroris penusuk Wiranto melakukan aksinya untuk membunuh orang yang tak sepaham semata agar bisa masuk surga.

Ada Senjata Lebih Mematikan, Hermawan Sulistyo di ILC: Kenapa Penusuk Wiranto Tidak Pakai Suriken?

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut diungkapkan Hermawan dalam tayangan unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (16/10/2019).

Hermawan meragukan penusuk Wiranto disebut teroris dan disamakan dengan pelaku yang memang kontra dengan negara barat.

"Pertanyaan saya, apakah betul ini terorisme?" tanya Hermawan.

"Kalau terorisme menimbulkan efek teror, memberikan efek menakutkan bagi publik, banyak orang secara masif, itu teror," sambungnya.

Hermawan menghubungkan dengan kasus rangkaian pengeboman di Surabaya, Jawa Timur pada Mei 2018 lalu.

Menurut Hermawan, pelaku pengeboman di Surabaya dan penusuk Wiranto memiliki kesamaan misi untuk masuk surga, bukan karena membenci Amerika Serikat.

Soal Wiranto Tak Berdarah, Hermawan Sulistyo: Mahasiswa Saya Ditusuk saat Demo Bisa Lari ke RS

"Kalau terorisme jenis baru seperti pada kasus di bom Surabaya dan Mako Brimob dan rangkaiannya sampai ke Surabaya," ujar Hermawan.

Hermawan membandingkan dengan pelaku bom Bali Ali Imron yang misinya untuk melawan Amerika Serikat.

"Itu pelakunya pengin masuk surga, dia enggak peduli seperti Ali Imron ngebom Amerika, ngebom kapitalisme, tidak," tegas Hermawan.

Penusuk Wiranto melakukan aksi kejinya lantaran ingin membunuh thoghut atau orang-orang yang tidak sepaham, terutama dalam persoalan agama.

Lantaran misi masuk surga dinggap mulia bagi pelaku, Hermawan menyebut wajar saja ia mengajak keluarganya.

Seperti penusuk Wiranto yang mana adalah pasangan suami istri.

"Dia mau bunuh orang, bunuh thoghut supaya masuk surga," kata Hermawan.

Soal Mengapa Wiranto Jadi Sasaran Penusukan Teroris, Ali Ngabalin Bongkar Fakta Ini di ILC

"Nah karena dia enggak mau masuk surga sendirian, diajaklah istrinya, diajaklah anaknya, sekarang," imbuhnya.

Hermawan menyebut anak-anak teroris terlalu polos sehingga mau menuruti perintah orangtuanya untuk membawa bom dengan iming-iming surga.

"Sekarang bayangkan Bang Karni, kalau anak umur 10 tahun kasih perang-perangan pistol-pistolan saja senang, apalagi dikasih bom, bom beneran," kata Hermawan.

"Ini bukan lone wolf loh, kalau lone wolf tetap, sasarannya Amerika, sasarannya tetap kapitalisme," tegasnya.

"Tapi ini membunuh thoghut supaya masuk surga, gitu loh."

Maka dari itu, Hermawan ingin agar kasus ini lebih dikaji mendalam agar bisa memahami perbedaan jenis-jenis teroris dan bisa lebih waspada.

Berikut video lengkapnya (menit ke-5.26):

RSPAD Gatot Soebroto Tak Hadiri ILC, Hermawan Sulistyo: Dokter Pak Wiranto Memang Tak Boleh Umumkan

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (16/10/2019), pengamat terorisme Al Chaidar sependapat dengan pihak kepolisian bahwa penusuk Wiranto terkait dengan jaringan teroris.

Chaidar meyakini penusuk Wiranto adalah Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dengan melihat ciri-cirinya.

“Kemungkinan memang kelompok JAD, kelompok yang berafiliasi dengan ISIS," ujar Chaidar.

"Kalau dilihat dari senjatanya pakai pisau, pakai domestic weapon, ciri ISIS. Pakai golok, senjata tajam, pisau dapur. Cara seperti ini sudah diperintahkan mereka 4 tahun lalu,” sambungnya.

Berbeda dari Hermawan, Chaidar memandang keterlibatan keluarga dalam aksi teroris malah merujuk pada jenis terorisme umum terjadi.

"Ciri kedua, suami istri. Kami menyebutnya itu family terrorism," ujar Chaidar.

Chaidar juga mengungkap soal Wiranto yang menjadi sasaran.

Chaidar menduga teroris menganggap Wiranto sebagai musuh bersama.

“Profil Wiranto dianggap public enemy, sering muncul," kata Chaidar.

(TribunWow.com/Ifa Nabila)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
WirantoTerorisHermawan Sulistyo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved