Breaking News:

Menkopolhukam Wiranto Diserang

Mantan Simpatisan ISIS Akui Kaget saat Tinggal di Markas Suriah: Di Sana Suka Gosip, Suka Fitnah

Mantan pengikut jaringan terorisme ISIS turut hadir dalam acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (15/10/2019).

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Channel Youtube Indonesia Lawyers Club
Mantan pengikut jaringan terorisme ISIS turut hadir dalam acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (15/10/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Mantan simpatisan jaringan terorisme ISIS turut hadir dalam acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (15/10/2019).

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club, seorang wanita yang bernama Putri (nama samaran) membeberkan bagaimana kehidupan di markas ISIS di Suriah.

Hal itu dibahas terkait dua pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto yang diduga terpapar terorisme ISIS.

Bahas Kasus Wiranto, Karni Ilyas Usulkan PKS Gabung Koalisi, Mardani Ali Sera: Enggak Semua ke Sana

Selama sebulan, ia sempat tinggal di tempat khusus berkumpulnya anggota wanita ISIS.

"Kita ke sana 2015. Kurang lebih sebulan lah kurang lebih kami di sana di Makor kan kalo perempuan itu harus ke Makor dulu orang-orang yang baru nyampe itu harus ke Makor," kata Putri.

Putri yang pernah tinggal di markas ISIS mengaku kaget.

Awalnya, dia membayangkan bahwa kehidupannya di markas ISIS seperti kehidupan di zaman Rasullulah Nabi Muhammad SAW.

"Kita melihat keadaan di sana seperti apa, yang sudah kita yakini, kondisi di sana itu semuanya serba perfect (sempurna)."

"Semuanya antar individu, antar muslimah itu semuanya benar-benar persis sama seperti masa Rasul," jelas Putri.

Lantas, returnis Suriah ini mengaku kaget lantaran bayangannya berbeda 180 derajat dari kenyataan.

"Tapi awal-awal yang kita lihat pertama kok beda banget gitu yah."

"Misalnya perempuan-perempuanya di sana berkata kasar, terus suka gosip, suka fitnah gitu. Itu bener-bener tidak seperti masa Rasul," ungkap Putri.

Bukan Terorisme, Wakil Ketua MUI Ungkap Dugaan Lain Penyebab Penusukan Wiranto, Mardani Ali Tertawa

Mulanya, Putri mengira keganjilan itu hanya dilakukan oleh oknum anggota ISIS saja.

"Padahal mereka muhajirah, saya mulai bertanya-tanya mungkin ini oknumnya saja tapi seiring berjalannya waktu saya mulai melihat keanehan-keanehan, kejanggalan-kejanggalan di sana," katanya.

Kemudian, putri membeberkan contoh-contoh kekasaran yang terjadi di markas ISIS.

"Mereka membesar-besarkan masalah kecil."

"Misalnya masalah pakaian. Seperti kita perempuan ini harus tertutup tidak boleh terlihat satu sentipun dari tubuh kita, dan kalau itu kelihatan sedikit itu kita ditegur dengan sangat keras, dengan sangat kasar," paparnya.

Menurutnya, banyak hal yang sebenarnya bukan aturan dalam Islam di sana.

Namun, orang-orang ISIS di sana terkesan membuat peraturan-peraturan seenaknya saja.

Kesal Penusukan Wiranto Dihubungkan dengan PKS, Tengku Zulkarnain Ungkap Bukti Tuduhan di Ponselnya

"Yang kami alami di sana, masalah cadar aja enggak nutup aja kasarnya luar biasa."

"Terus ada hal-hal yang sebenarnya tidak ada dalam Islam mereka malah diada-adakan," jelas wanita yang tinggal di Suriah selama enam bulan itu.

Lihat videonya mulai menit ke-7:55:

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera Komentari Dugaan Terorisme pada Penusukan Wiranto, Singgung Nonton Film Joker

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera angkat bicara terkait kasus penusukan Menkopolhukam, Wiranto pada Kamis (10/10/2019).

Hal itu disampaikan Mardani Ali Sera saat menjadi bintang tamu di acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (15/10/2019).

Sebagaimana diketahui, Wiranto ditusuk oleh dua orang yang diduga terpapar jaringan terorisme ISIS.

 Bukan Terorisme, Wakil Ketua MUI Ungkap Dugaan Lain Penyebab Penusukan Wiranto, Mardani Ali Tertawa

Menurut Mardani Ali Sera, keluarga merupakan pihak penting dari faktor tindak terorisme.

Keluarga merupakan alat efektif untuk mencegah adanya terorisme.

Pasalnya, keluarga merupakan tempat sosial paling dasar dari manusia.

"Di atas semuanya keluarga. Keluarga.. keluarga.. keluarga."

"Ketahanan keluarga menentukan," ucap Mardani Ali Sera dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club.

Lantas, Mardani Ali Sera teringat akan film Joker jika membahas orang-orang yang melakukan tindak kejahatan.

Ia bahkan turut mengutip kalimat dalam film Joker bahwa orang yang jahat merupakan orang-orang baik yang tersakiti.

 Ramai Kasus Wiranto, Sandiaga Uno Santai meski Tahu Risiko Jadi Pejabat Publik, Ini Penyebabnya

"Saya lihat film Joker Bang Karni, itu orang jahat itu kadang-kadang orang baik yang disakiti gitu," kata Mardani Ali Sera.

Namun, hal itu bisa tidak terjadi ketika keluarga berperan memberikan bimbingan sebelum seorang anggota keluarganya melakukan suatu tindakan kejahatan.

"Sehingga ketika keluarganya sehat, walaupun disakitinya enggak kenapa kok," jelas dia.

"Kamu champion (juara), kamu jagoan, kamu tangguh, orang-orang nanti akan hormat sama kamu kalau kamu bisa keluar," tambahnya.

Sehingga sekali lagi, keluarga sangat berperan besar dalam tindakan pencegahan terorisme.

"Jadi ketahanan keluarga turut menentukan," tegas dia.

Selain faktor keluarga, faktor pendukung lain seperti masalah ekonomi yang dapat teratasi dengan baik juga berpengaruh pada kedamaian Indonesia.

"Dalam konteks semesta seperti ini, yang ini pada gilirannya bagaimana pertumbuhan ekonomi kita membaik, BPJS kita bisa terjangkau, hidup menjadi lebih sejahtera, cerdas semua," ungkap Mardani Ali Sera.

Lantas, ia berharap agar masalah terorisme di Indonesia ini segera selesai.

"Semoga masalah besar ini semakin lama semakin kecil, hilang, Indonesia menjadi negara yang Baldatun, Thayyibatun, Wa Rabbun Ghofur," tutupnya.

Lihat videonya mulai menit ke-11:14:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

 

Tags:
ISISSuriahIndonesia Lawyers Club (ILC)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved