UAS Ditolak UGM
Batal Beri Kuliah Umum di UGM, Ustaz Abdul Somad (UAS) Singgung Penolakan di Daerah Lain
Penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan tanggapannya terkait pembatalan kuliah umum yang mulanya direncanakan di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Editor: Lailatun Niqmah
Ia mengingat di mana pernah tertahan di bandara, hingga acara dengan anak-anak autis di Kudus, Jawa Tengah juga mendapat penolakan.
"Saya kira dari dulu juga begitu ketika kasus dua jam di airport nongkrong kemudian satu jam di Timor Leste pernah."
"Kemudian di beberapa daerah kemarin terakhir di Kudus. Saya tetap datang karena dari awal niatnya penggalangan dana untuk anak-anak autis. Jadi waktu batal kita sampaikan saja uang yang ada, peletakan batu pertama," sebutnya.
Ia mengaku tak khawatir dirinya akan tetapi anak-anak yang telah berharap dari acara tersebut.
"Yang saya khawatirkan bukan saya. 120 anak autis yang tidak berdosa yang saya takutkan, yang saya cemaskan yang saya khawatirkan."
"120 anak ini berdoa jadi yang mengadang itu kalau bisa datanglah ke Pesantren Al-Achsaniyyah. Temui anak autis itu cium tangannya. Mudah-mudahan Allah mengampunkan," sebutnya.
Lihat videonya dari menit awal:
Kata Rektor UGM soal Penolakan UAS
Sementara itu di tempat terpisah, Rektor UGM, Panut Mulyono turut diminta klarifikasi atas pembatakan kuliah UAS di UGM.
Ia menuturkan penolakan tersebut berasal dari adanya pro dan kontra terhadap sosok UAS.
"Sebetulnya kemarin itu kan, salah satu pembicara itu menimbulkan pro dan kontra. Begitu kan?," ujar rektor UGM tersebut pada TvOne, Senin (14/10/2019).
"Nah saya sebagi pimpinan, oke lah kita mau ngaji, mau berbicara tentang islam dan keilmuan, itu fine, tapi lalu ketika datang dari pembicara itu ada pro dan kontra lalu suara itu banyak sekali ya saya dibatalkan saja," paparnya.
• Unggah Foto Bersama Gubernur DKI Jakarta, Ustaz Abdul Somad Sebut Anies Baswedan Ganteng dan Cerdas
Ia menuturkan sebagai pengganti atas batalnya seminar UAS, UGM akan mengadakan forum lainnya.
"Tapi pada saatnya nanti akan ada forum yang lebih baik, yang lebih merepresentasikan dari masyarakat akademik untuk pembahasan hal itu," sebut rektor UGM.
"Dan kita tidak membatasi siapa pun bicara," tambahnya.
