Terkini Internasional
Seorang Anak Meninggal setelah Dipukul Ibunya karena Tak Kerjakan PR dengan Baik, Ini Kronologinya
Seorang ibu asal Tongchuan, Provinsi Shaanxi, China menyesal setelah menghilangkan nyawa anaknya. Begini kronologinya.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seorang ibu asal Tongchuan, Provinsi Shaanxi, China menyesal setelah menghilangkan nyawa anaknya.
Pasalnya, wanita ini memukul anaknya yang masih SD, hingga kemudian bocah malang itu meninggal dunia.
Masalahnya pun sangat sepele.
Hanya karena anaknya itu tak mengerjakan pekerjaan rumah alias PR dengan baik.
• Dampak Topan atau Typhoon Hagibis di Jepang, Jadwal Balapan F1 dan Piala Dunia Rugbi Berantakan
Sang ibu emosi, karena anaknya mengerjakan PR sambil nonton film kartun.
Dikutip dari Sina News via Next Shark, 11 Oktober 2019, wanita itu awalnya sudah mengingatkan anaknya, agar mengerjakan PR tidak sambil menonton film kartun.
Sang anak tetap membandel.
Ibu itu kemudian jengkel, setelah melihat hasil PR yang dikerjakan anaknya.
Dalam tugas tersebut, banyak kesalahan yang dibuat oleh anaknya.
Emosi, wanita itu memukul anaknya di bagian belakang kepala.
Sang anak sempat menangis.
• Topan atau Typhoon Hagibis Landa Jepang, BMKG Jelaskan Dampak di Indonesia: Gelombang Naik 4 Meter
Ibu itu sebenarnya sempat menyesal, merasa apa yang ia lakukan sudah menyakiti anaknya.
Ia sempat memberi camilan berupa cakar ayam.
Bocah itu sempat pula berhenti menangis, lalu makan camilan tersebut.
Tapi kemudian, bocah itu mulai muntah-muntah.
Ibu itu mulai panik dan melarikan anaknya ke rumah sakit.
Tapi, malam itu juga, bocah malang itu meninggal dunia di rumah sakit.
Dokte rmengatakan, anak itu meninggal bukan karena keracunan camilan yang diberikan.
Melainkan karena kondisi yang disebut cerebral contusion, sebuah kondisi di mana seseorang mengalami cedera pada otak.
Bocah nahas itu mengalami pendarahan di otaknya, karena pukulan dari ibunya.
Sang ibu pun histeris setelah mendapat penjelasan tersebut.

Dihukum Lari
Insiden pilu hukuman pada anak hingga menyebabkan nyawa melayang, sebelumnya juga terjadi di Manado.
Fanli Lahingide, siswa SMP di Manado, meninggal karena dihukum lari oleh guru sekolah.
Fanli memang terlambat datang hingga akhirnya dihukum lari berkeliling lapangan sekolah.
Siswa SMP Kristen 46 Mapengat Barat, Manado, Sulawesi Utara, itu sempat meminta izin istirahat karena kelelahan.
Namun gurunya, CS, tidak mengizinkan Fanli istirahat.
• VIDEO Detik-detik Pembawa Acara TV Diganggu sang Anak saat Siaran Langsung, Lihat Reaksinya
Fanli pun terpaksa berlari dalam keadaan kelelahan. Setelah putaran kedua, Fanli pun pingsan hingga akhirnya meninggal.
"Korban meninggal pada pukul 08.40 Wita pada saat dirujuk ke RS Prof Kandou," kata Kapolsek Mapanget AKP Muhlis Suhani saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (01/10/2019) malam.
Muhlis menjelaskan, sesuai pengakuan ibu korban, Julin Mandiangan, Fanli berangkat sekolah pukul 06.30 Wita dan sempat sarapan.
Kemudian pada pukul 08.00 Wita, saksi perempuan Krendis Kodmanpode datang ke rumah korban.
Di sana, saksi memberitahukan bahwa korban pingsan di sekolah dan telah berada di RS AURI.
Sementara, saksi Asri Entimen yang juga seorang guru di SMP Kristen 46 mengatakan, saat itu ia piket bersama dengan CS, guru yang memberi hukuman.
Korban tiba di sekolah pada pukul 07.25 Wita, sehingga tidak ikut apel. Lalu oleh CS, korban disuruh lari berkeliling sekolah.
Ketika dua putaran, korban terjatuh ke arah depan dan tidak sadarkan diri. Korban langsung diantar ke RS AURI pukul 08.30 Wita.
Korban kemudian diarahkan untuk dirujuk ke RS Prof Kandou.
"Bahwa korban sudah dua kali terlambat datang ke sekolah, dan pada saat mendapat tindakan lari, korban tidak mengeluh sakit," kata Kapolsek Muhlis mengutip keterangan saksi Asri.
Muhlis juga mengatakan, polisi sudah mendatangi tempat kejadian perkara.
"Peristiwa ini sudah dilaporkan ayah korban ke polisi," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Tangisan Pilu Seorang Ibu, Pukul Anaknya Satu Kali di Kepala, Anaknya Kemudian Meninggal