Terkini Nasional
Bahas Buzzer, Pengamat Medsos Singgung Pendukung 02 yang Dipenjara di Depan Jubir Gerindra
Eko Kuntadhi dan Kawendra Lukistian sepakat semua buzzer berujar hoaks pasti dibayar, Eko singgung soal pendukung Prabowo-Sandi.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Pengamat media sosial Eko Kuntadhi menyinggung soal pendukung capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang dipenjara akibat menjadi buzzer.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut diungkapkan Eko Kuntadhi di depan Juru Bicara Partai Gerindra, Kawendra Lukistian dalam tayangan 'Apa Kabar Indonesia Malam' unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (7/10/2019).
Eko Kuntadhi ditanya mengenai maraknya buzzer yang dihukum sehingga membuat masyarakat umum juga menjadi takut untuk menyampaikan pendapatnya.

• Novel Bamukmin Jubir PA 212 Minta Pihak Ninoy Karundeng Klarifikasi soal Habib yang Ancam Bunuh
• 5 Poin Kuasa Hukum 02 soal Polisi dan BIN Tak Netral, singgung Tim Buzzer hingga Cuitan Karni Ilyas
"Tadi Mas Eko berkata bahwa ketika ini banyak dianggap sebagai buzzer, orang kemudian banyak sekali ide-idenya jadi dibungkam, karena begitu ngomong memberikan opini, kemudian langsung mendapatkan resistensi dari pembaca atau netizen lainnya," ujar sang pembawa acara.
Bagi Eko Kuntadhi, sudah menjadi konsekuensi untuk mendapat penghakiman sepihak dalam media sosial.
Lantaran media sosial seolah membuat semua orang bebas mengungkapkan pemikirannya.
"Iya, sebetulnya ini kan konsekuensi dari media sosial, setiap orang bisa ngomong apa yang dia pikirkan, bahkan sampai mencap siapapun sesuai dengan apa yang mereka pentingkan," ujar Eko Kuntadhi.
Eko Kuntadhi menyinggung penelitian Oxford di mana tidak ada kategorisasi buzzer untuk pemerintah, namun tetap ada politikus dan partai politik.
• Bantah Tuduhan Andi Arief soal Buzzer, Andre Rosiade: Sampaikan Langsung, Tidak Cuit di Media Sosial
Hal tersebut langsung disanggah oleh Kawendra Lukistian lantaran pemerintah sempat disebut memiliki buzzer dalam pemberitaan di berbagai media
"Tapi menurut saya begini, bahwa yang pertama, kita kembali kepada penelitian Oxford, jadi pemerintah di situ enggak ada kategorisasi, ada partai politik," kata Eko Kuntadhi.
"Tapi beberapa hari lalu itu mas, ada beberapa media yang menuliskan pemerintah, mungkin sekarang telah merevisi kesalahan," potong Kawendra Lukistian.
"Itu kesalahan media," sahut Eko Kuntadhi.
Eko Kuntadhi setuju dengan pernyaaan Kawendra Lukistian di mana seluruh buzzer pasti menerima bayaran, terlebih yang melontarkan ucapan berbahaya sehingga dipenjara.
"Artinya kalau 1 sampai 50 juta seperti yang disampaikan Kawendra, dan yang ini adalah partai politik, saya setuju sama Kawendra, enggak mungkin orang rela dipenjara kalau enggak dibayar," kata Eko Kuntadhi membuat Kawendra Lukistian tertawa.
• Politisi Demokrat Tinggalkan Prabowo karena Buzzer, Wasekjen Hanura: Muter-muter Cari Seribu Alasan
Eko Kuntadhi lalu menyinggung di mana ada beberapa pendukung Prabowo-Sandi yang dipenjara akibat menjadi buzzer yang menyebar hoaks.
"Nah yang dipenjara itu adalah para pendukung 02," seru Eko Kuntadhi yang langsung membuat pembawa acara dan Kawendra Lukistian tertawa.
"Benar enggak Bang Kawen?" tanya pembawa acara.
"Gini, gini...," ucap Kawendra Lukistian hendak memotong ucapan Eko Kuntadhi.
Eko Kuntadhi buru-buru menyebut pendukung 02 mana saja yang ia maksud menjadi buzzer dan kini dipenjara.
"Itu kasus surat suara, kasus Ratna Sarumpaet, kasus ibu-ibu yang fitnah Pak Jokowi melarang azan, itu mereka kena hukum loh, mereka berurusan dengan hukum," kata Eko Kuntadhi.
"Dan saya setuju, tidak ada orang yang rela dipenjara tanpa dibayar."
• Ferdinand: Doktor Hukum Bilang #2019GantiPresiden Langgar UU tanpa Tunjukkan Bukti, Dia Cuma Buzzer
Lantaran buzzer sudah semakin marak, Eko Kuntadhi mengimbau agar warganet dan masyarakat lebih percaya kepada penulis atau influencer yang identitasnya terpercaya.
"Kalau fenomena keriuhan ini merusak masyarakat, justru masyarakat butuh penulis-penulis, atau influencer-influencer yang kembali mengembalikan akal sehat mereka," kata Eko Kuntadhi.
Eko Kuntadhi menyebut akun-akun media sosial yang menyertakan identitas asli layak untuk dipercaya.
Pasalnya, orang-orang yang berani memasang identitas asli dalam media sosialnya paling tidak memiliki tanggung jawab moral untuk berkata yang baik dan benar.
"Nah kita bisa lihat di media sosial, tentu saja kan ada orang-orang yang bisa dipertanggungjawabkan tulisannya, minimal mereka pakai nama asli," ujar Eko Kuntadhi.
Dengan demikian, pihak kepolisian bisa dengan mudah menciduk si pemilik akun influencer jika mereka membuat hoaks atau ujaran kebencian.
• Abu Janda: Saya Bisa Eksis karena Menangkis Buzzer Anti Pemerintah
Data Hasil Riset Oxord
Media sosial yang paling banyak digunakan buzzer:
Jenis akun media sosial:
- Akun Manusia
- Akun Bot
Strategi Buzzer:
- Menyebarkan informasi yang menyesatkan (disinformasi)
- Memperkuat pesan dengan membanjiri media sosial dengan tagar (hastag) supaya menjadi topik populer (trending topic)
Pengguna Buzzer:
- Politikus
- Partai Politik
- Kontraktor swasta
Profil Buzzer di Indonesia:
- Bekerja secara temporer
- Multiple contract
- Bayaran Rp 1-50 juta
- Kapasitas rendah (tim kecil dan aktif pada momen tertentu)
Berikut video lengkapnya (menit ke-3.40):
(TribunWow.com/Ifa Nabila/Lailatun Niqmah)