Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK
Dengar Fadjroel Puji Presiden, Fahri Hamzah ke Presenter: Kalau Dia Ngomongin Jokowi Kita Minum Dulu
Fahri Hamzah menginterupsi pernyataan pengamat politik, Fadjroel Rahman yang memuji Jokowi saat acara E Talk Show yang tayang di tvOne.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Mantan wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menginterupsi pernyataan aktivis 98, Fadjroel Rachman yang tengah melayangkan pujian untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu tampak dalam tayangan E-TalkShow yang diunggah channel YouTube Talk Show tvOne, Jumat (4/10/2019).
Awalnya Fahri Hamzah menilai bahwa Fadjroel Rachman saat ini juga tengah mengkritik pemerintah terkait demo menolak RKUHP dan RUU KPK.

• Bahas soal RKUHP, Fahri Hamzah Ceritakan Pengalamannya Dilaporkan atas Tuduhan Hina SBY
"Mungkin ini Fadjroel juga sedang mengkritik pemerintah karena pemerintah seharusnya sadar dengan generasi baru ini," kata Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah menjelaskan, generasi sekarang tidak bisa dihadapi dengan cara kekerasan.
"Sehingga seharusnya sejak awal memang harus dihadapi dengan dialog dengan komunikasi, katakan dengan senyum mungkin itu bisa lebih mengerti," katanya.
Pasalnya, hal itu bisa berakibat buruk bagi anak-anak sekarang.
"Daripada saya khawatir ada anak STM segala macem turun trus ada pasukan pakai tameng membawa senjata gitu jangan-jangan di generasi ini menarik juga nih kalau kita iseng gangguin orang ini. Itu yang saya khawatir."
"Akhirnya enggak kirim utusan tapi lempar batu. Jadi-jangan fenomenanya begitu," jelas politisi PKS ini.
Melanjutkan kata-kata Fahri Hamzah, Fadjroel Rachman lantas memberikan pujian pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, Jokowi telah berupaya menghadapi generasi muda dengan karakter sederhananya.
"Harus dihadapi dengan cara berbeda. Sebenarnya Pak Jokowi kan berupaya menghadapi dengan karakternya yang lebih humble," ujar Fadjroel Rachman.
Belum selesai Fadjroel Rachman berbicara, Fahri Hamzah langsung menginterupsi.
Fahri Hamzah mengajak presenter acara, Wahyu Muryadi untuk minum ketika Fadjroel Rachman mulai membahas Jokowi.
"Kalau dia sudah ngomongin Jokowi kita minum dulu," sela Fahri Hamzah.
Sedangkan, Om Way dan hadirin yang datang hanya tertawa.
• Rosi Singgung Demo Ingin Jatuhkan Jokowi, Haris Azhar: Itu dari Mantan 02, Bukan dari Mahasiswa
Lalu, Fadjroel Rachman meluruskan pernyataanya bahwa generasi sekarang memang harus dihadapi dengan sikap lembut.
"Kita bersama-sama terlibat, maksud saya memang belum terumuskan dengan cukup baik
"Tapi generasi Z ini, Z generation ini diperlukan dengan cara berbeda, mereka tidak melawan kita dengan gaya 180 berbeda," kata Fadjroel Rachman.
Lihat videonya mulai menit ke-18:05:
Fadjroel Rachman Sebut Demo Mahasiswa sebagai 'Flower Generation'
Fadjroel Rachman mengungkap perbedaan demo mahasiswa akhir-akhir ini dengan unjuk rasa pada 1998.
Fadjroel Rachman mengatakan, demo pada 1998 itu bersifat konfrontatif.
"Sebenarnya ada dua karakter gerakan mahasiswa, itu yang pertama konfrontatif, konfrontasi melawan kekuasaan itu 98 itu cirinya," ungkap Fadjroel.
Pasalnya, pada 1998 demo berdasarkan keinginan untuk melawan kekuasaan.
"Karena kekuasaan ini antidemokrasi, mahasiswa dan rakyat mewakili gerakan yang pro demokrasi," jelas Fadjroel Rachman.
Sedangkan, demo pada akhir-akhir ini lebih bersifat korektif yang ingin mengoreksi DPR dan pemerintah.
"Kemudian yang sekarang sebagian disebut sebagai karekternya itu adalah korektif, mengkoreksi mereka kan tidak langsung menghadapi kekuasaan, tapi mengkoreksi misalnya undang-undang KPK, mengkoreksi KUHP, mengkoreksi ada sejumlah undang-undang," jelas Fadjroel Rachman.
Sehingga pria lulusan Universitas Indonesia ini menilai demo akhir-akhir ini menarik.
Fadjroel jadi teringat dengan gerakan demo di Eropa.
• Kritisi Demo Mahasiswa dengan Kejadian 1998, Fahri Hamzah: Saya Menganggapnya Itu Kurang Solid
"Menarik tapi sebenernya menurut saya karena cara keluarnya asyik seperti putri tadi dan teman-teman saya jadi ingat gerakan tahun 68 di Eropa namanya flower generation (generasi bunga)," kata dia.
Fadjroel menilai, protes politik ini lebih bersifat pribadi.
"Generasi Bunga, spanduknya itu enggak pernah ada 98 coba nanti dilihat spanduk-spanduknya 'jangan iniin aku' jadi semuanya itu karakternya adalah kamu jangan ganggu diriku, 'negara kamu boleh ada tapi jangan ganggu diriku'," jelasnya.
Sehingga, gerakan 1998 itu jauh berbeda dengan demo 2019 ini.
Kendati demikian, Fadjroel merasa senang dengan demo tersebut.
"(Tahun) 98 itu praktis seperti kekuatan massa melawan kekuatan kuasa jadi state (negara) melawan society (rakyat)."
"Kalau ini pernyataan politik lebih pribadi, jadi saya seneng yang melihat sekarang ini menurut saya," terang Fadjroel.
• Tidak Takut Sering Kritisi Demo Mahasiswa, Fahri Hamzah: Saya Lagi Ngasih Rumus agar Demonya Lama
Ia lantas memuji adanya gerakan berdasarkan konektivitas dengan perkembangan teknologi telepon pintar.
"Jangan-jangan ini yang disebut connectivity movement, gerakan berdasarkan konektivitas, leaderless tanpa pemimpin semuanya hanya dihubungkan dengan jaringan smart phone maka kita turun sama-sama without leader (tanpa pemimpin).
Lihat videonya mulai menit ke 9:25:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)