Mobil Esemka
Lihat Penampakan Mobil Esemka Bima yang Dipesan TNI AU, Dicat Warna Kuning dan Penyelesaian Cepat
PT Solo Manufaktur Kreasi, selaku produsen mobil Esemka, memberi bukti mereka serius dalam memenuhi pesanan mobil Esemka dari pihak luar.
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Sementara di foto lain, sejumlah mobil itu malah sudah terlihat mengaspal.
Dari foto, mobil-mobil itu berjalan di sebuah tempat yang terlihat seperti Pangkalan TNI AU.

Kasau Datang Langsung
Pemesanan ini dilakukan langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) ke 22, Yuyu Sutisna, yang datang ke pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Selasa (24/9/2019) siang.
Mewakili TNI AU, Yuyu membeli 35 unit mobil Esemka berjenis Bima 1.3 dengan mesin bertenaga 1.300 cc.
• Ganjar Pranowo Ingin Esemka Jadi Mobil Dinas Pemprov Jateng: Agar Nanti Jadi Mobil Nasional

"Kami membeli 35 unit mobil esemka untuk kebutuhan dinas," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara ke 22, Yuyu Sutisna, Selasa (24/9/2019) siang.
"Setelah saya lihat tentang produksi mobil yang diproduksi dalam negeri kami melakukan kajian, dari spesifikasi teknis kami kaji dan sesuai dengan apa yang kami butuhkan," katanya.
Pembelian tersebut dilakukan untuk mengangkut segala perlengkapan di landasan pacu setiap satuan.
"Kami memang membutuhkan mobil bak terbuka di landasan untuk memenuhi kebutuhan di squadron," katanya.
Dalam kunjungan itu, Yuyu melakukan test drive mobil hasil pabrikan PT Esemka.
Ia didampingi oleh Ketua Umum Induk koperasi angkatan udara, (Inkopau), Marsma TNI Nailul Humam dan Komisaris PT Esemka Dery Wiharja.
• Disebut Mirip Produk China, Berikut Daftar Pemasok Komponen Esemka Bima
Setelah melihat desain interior dalam mobil Esemka Bima, Yuyu juga mencoba performa mobil dengan melakukan test drive.
Yuyu mengatakan, alasan pembelian mobil Esemka karena harganya yang ekonomis.
"Untuk harga ekonomis ya, kami dapat ini harganya 95 jutaan itu memenuhi 21 squadron udara saya," katanya.
"Karena kalau mencari yang produksi luar negeri, lebih mahal," katanya.