Terkini Daerah
Guru Ngaji di Samarinda Cabuli 4 Muridnya yang Masih SD, Korban sampai Luka Lecet dan Trauma Mengaji
Bocah SD di Palaran mengaku sakit pada bagian kemaluan, terungkaplah ia jadi korban pencabulan guru ngaji bersama 4 temannya. Pelaku diduga kelainan.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Guru ngaji berinisial MD (29) di Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mencabuli empat muridnya yang masih bersekolah SD.
Akibat tindak pencabulan guru ngajinya, keempat korban sampai mengalami luka lecet pada kemaluan dan trauma tak mau mengaji lagi.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (4/10/2019), kasus ini terbongkar saat korban berinisial AM (8) melaporkan perbuatan bejat gurunya kepada orangtua.

• Nonton Porno Bareng, Remaja di Kalbar Berhubungan Badan dengan Paman sejak 2018 hingga Hamil 6 Bulan
Awalnya, AM yang masih duduk di bangku kelas 3 SD mengaku sakit pada bagian kemaluannya.
Orangtua AM pun membujuk putrinya untuk menceritakan apa yang ia alami.
Akhirnya AM mengaku dirinya dicabuli oleh MD.
Orangtua AM yang tak terima langsung melaporkan kasus pencabulan itu ke Polsek Palaran pada 16 September 2019.
Setelah menerima laporan itu dan mengumpulkan bukti, pihak Polsek Palaran langsung menahan MD.
"Sehari setelah laporan masuk, petugas langsung menahan pelaku. Bukti yang kita himpun mengarah ke pelaku," ungkap Kapolsek Palaran Kompol Nur Kholis, Kamis (3/10/2019).
• Beri Rp 2 Ribu, Oknum Kepsek SD di NTT Suruh Bocah Pijat Kaki hingga Cabuli Korban di Halaman Rumah
Setelah sempat mengelak, pelaku akhirnya mengakui perbuatannya.
Ia mengaku sudah melakukan pencabulan terhadap tiga murid lainnya.
Namun hingga kini belum ada laporan yang masuk ke Polsek Palaran.
Pelaku ternyata sudah melakukan tindakan tak senonoh ini sejak empat bulan terakhir.
Setiap sore, para murid mengaji berkumpul di rumahnya.
Murid-murid MD mayoritas adalah anak perempuan berusia 7-8 tahun.
• Dicabuli Ayah Tiri, Remaja 14 Tahun di Probolinggo Justru Diusir Ibu Kandungnya
Para murid MD mengantre satu-satu untuk diajari mengaji.
"Anak-anak muridnya diajarkan satu-satu, mereka semua antre," ungkap Nur Kholis.
Saat sedang mengajari mengaji, pelaku memegang kemaluan korban yang tengah mengantre.
Tak hanya bagian kemaluan, bagian tubuh lain turut diraba oleh pelaku.
"Saat sedang ajarkan satu murid, tangan pelaku meraba kelamin murid lain yang sedang mengantre, enggak sampai disetubuhi," terang Nur Kholis.
Setelah divisum, terdapat luka lecet pada kemaluan korban yang menguatkan aksi guru ngajinya.
• Kronologi Lengkap Kasus Mayat dalam Kondisi Sujud di Jombang, Awal Mula hingga Dikejar Tukang Becak
Dikutip dari TribunKaltim.co, Jumat (4/10/2019), Nur Kholis menyebut korban trauma dan tak mau mengaji lagi.
"Korbannya trauma, tidak mau mengaji lagi," kata Nur Kholis.
Hingga kini, pihak Polsek Palaran masih menunggu laporan korban lain yang mengalami hal yang sama.
"Pengakuan pelaku ada empat korban. Tapi baru satu yang melapor," ujar Nur Kholis.
"Yang kami ketahui trauma baru satu, karena sudah melapor, padahal korbannya tidak hanya satu," imbuhnya.
Nur Kholis mengimbau kepada orangtua atau wali murid yang ikut mengaji dengan MD untuk segera membuat laporan jika anaknya menjadi korban.
• Penemuan Sesosok Mayat di Perairan Pengambengan Bali Hebohkan Warga, Ini Identitasnya
"Silakan datang ke polsek untuk buat laporan, saat ini baru satu yang melapor," imbaunya.
Dari kesimpulan sementara pihak kepolisian, pelaku diduga memiliki kelainan.
Kesimpulan itu disebabkan pelaku sudah memiliki anak dan istri, sang istri kini tengah mengandung anak kedua.
"Kesimpulan sementara kami, yang bersangkutan ada kelainan," ujar Nur Kholis.
Akibat perbuatan bejatnya, pelaku dijerat Pasal 82 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
(TribunWow.com/Ifa Nabila)