Breaking News:

Bocah Tewas Disiksa Pasangan Sejenis

Keterangan Polisi soal Bocah 6 Tahun Tewas Disiksa Wanita LGBT, Dipukul Gantungan Baju sampai Remuk

Peristiwa memilukan terjadi, seorang bocah berusia 6 tahun, PT disiksa hingga tewas oleh seorang wanita penyuka sesama jenis, SA (23) di Samarinda.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Rekarinta Vintoko
tribunkaltim.co/Christoper D
KEKERASAN ANAK - Bocah laki-laki berusia 6 tahun korban kekerasan pasangan sesama jenis bibinya tidak tertolong, Rabu (2/10/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Peristiwa memilukan terjadi, seorang bocah berusia 6 tahun, berinisial PT disiksa hingga tewas oleh seorang wanita penyuka sesama jenis, SA (23) di Samarinda, Kalimatan Timur.

Diketahui SA merupakan kekasih MS (17) yang juga tante dari bocah 6 tahun tersebut.

SA melakukan penganiayaan yang menyebabkan bocah enam tahun itu mengalami pembekuan darah di otak.

KEKERASAN ANAK - Bocah laki-laki berusia 6 tahun korban kekerasan pasangan sesama jenis bibinya tidak tertolong, Rabu (2/10/2019).
KEKERASAN ANAK - Bocah laki-laki berusia 6 tahun korban kekerasan pasangan sesama jenis bibinya tidak tertolong, Rabu (2/10/2019). (tribunkaltim.co/Christoper D)

Kronologi Lengkap Bocah 6 Tahun Disiksa hingga Tewas oleh Pasangan Sejenis, Awalnya Diasuh ke Tante

Kapolsek Sanga-sanga Iptu Muhammad Afnan, memberikan keterangannya.

Afnan membenarkan jika SA merupakan pasangan MS, tante dari korban.

"MS itu tantenya korban. Tapi, ternyata pasangan dengan pelaku, SA," ungkap Iptu Afnan saat dikonfirmasi, Selasa (1/10/2019).

Ia mengatakan baik pelaku, pasangannya, dan korban telah tinggal bersama selama lima bulan.

“Tante korban ini punya hubungan intim dengan tersangka SU. Ketiganya tinggal dalam satu rumah kontrakan di Kelurahan Jawa sejak 5 bulan terakhir,” ujar Afnan.

Sedangkan orangtua korban bercerai dan mengharuskan sang ibu korban bekerja di Samarinda.

Hingga korban dititipkan oleh sang nenek ke polisi.

Sedangkan untuk motif penganiayaan, Afnan menyebutkan pelaku beralasan korban kerap bandel dan nakal.

Pengacara Orangtua yang Paksa Anaknya Mengemis di Aceh: Tidak Disiksa, Dirantai agar Mau Mengaji

Hingga pelaku menyiksa korban dengan memukulinya.

Bahkan gantungan baju yang digunakannya sebagai alat untuk memukul sampai hancur.

“Namanya anak biasa kan rewel dan mucil (bandel), nggak mau nurut, sehingga tersangka jengkel, lalu memukul korban dengan ikat pinggang, sepatu hingga gantungan baju sampai hancur,” tuturnya.

Afnan juga mengatakan saat korban diperiksa oleh tim medis, pelaku yang mulanya ikut mendamping korban di rumah sakit justru kabur.

"Dia (pelaku) pergi tidak bertanggung jawab hingga me-non aktifkan handphone miliknya," jelas Muhammad Afnan.

Hingga korban hanya didampingi tantenya, MS.

Sedangkan perbuatan SA kemudian dilaporkan oleh Intan Nussidah (44), nenek PT ke polisi.

Polsek Sanga-Sanga lantas bergerak menangkap pelaku.

AKBP Anwar menuturkan pelaku diserahkan keluarga korban kepada polisi.

“Kami datangi ke rumah keluarganya tadi pagi, pihak keluarga menyerahkan kepada kami,” kata Afnan.

Sudah Beristri 4, Pria Ini Ternyata LGBT, sang Ibu Tak Terima lalu Sewa 5 Pembunuh Bayaran

Kronologi Bocah Enam Tahun Disiksa hingga Tewas

Diketahui, PT merupakan bocah yang tengah dititipkan orangtuanya.

Orangtua korban saat itu bercerai, sehingga sang ibu bekerja di Balikpapan.

Akhirnya korban dititipkan sang nenek ke tantenya.

PT lantas hidup bersama dengan MS dan kekasihnya, SA (23) yang merupakan pasangan sejenis.

Dalam lima bulan PT telah tinggal bersama MS dan SA dan mengalami penyiksaan.

MS juga sempat ingin melaporkan kekasihnya ke polisi namun justru ia mendapat ancaman akan dibunuh.

Hingga pada Senin (30/9/2019), pukul 15 .00 WITA, korban dianiaya berulang kali hingga tak sadarkan diri, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (3/10/2019).

Saat itu dari hasil pemeriksaan, ada pembekuan darah di kepala korban.

Hingga dilakukan perawatan intensif selama dua hari.

Langkah untuk menyelamatkan korban juga dilakukan dokter dengan melakukan tindakan bedah otak (kraniotomi) dan memasang ventilator di ruang PICU.

"Operasi di kepala oleh spesialis bedah saraf. Kita ambil darah yang mengalami pembekuan di kepalanya," jelas Syahranie kembali.

Mahasiswa Unila Tewas saat Diksar, 2 Peserta Ngaku Disiksa, Disabet hingga 5 Hari Hanya Diberi Nasi

Namun pada Rabu (2/10/2019), kondisi korban terus menurun.

Bahkan empat orang dokter menyebutkan korban mengalami pembekuan darah di bagian kepala sehingga mematikan batang otak dan membuat otak tidak berfungsi.

Pembekuan darah diduga karena benturan keras benda tumpul.

Hal itu dijelaskan oleh Humas Rumah Sakit Abdul Wahab, Syahranie Arysia Andhina.

Menurut pemeriksaan korban mengalami benturan yang menyebabkan pembekuan di kepala.

"Kondisinya sudah kritis sejak kami terima dari Puskesmas. Ada cedera kepala berat diduga akibat benturan yang menyebabkan terjadinya pembekuan darah di kepala," jelasnya.

"Ada luka lecet juga. Tapi, hampir sebadanan lebam-lebam," ungkapnya.

Dokter menuturkan otak korban tak lagi berfungsi.

Korban lantas meninggal dunia sekitar pukul 16.00 Wita, Rabu (2/10/2019) di ruang PICU.

Ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat menjalani perawatan kurang lebih tiga hari.

"Korban cedera kepala berat. Itu yang menyebabkan korban meninggal dunia," sebut Syahranie.

(TribunWow.com)

Tags:
Bocah Tewas Disiksa Pasangan SejenisSamarindaKalimantan TimurLGBTKasus Penganiayaan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved