Breaking News:

Terkini Daerah

Mahasiswa Unila Tewas saat Diksar, 2 Peserta Ngaku Disiksa, Disabet hingga 5 Hari Hanya Diberi Nasi

Aga Trias Tahta tewas saat diksar, 2 teman ngaku dipukuli senior, merayap tanpa baju, disabet, hingga hanya makan nasi sampai dibawa ke rumah sakit.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TribunLampung.co.id/Bayu
Muhammad Aldi Darmawan (18) dirawat di RS Bhayangkara Polda Lampung setelah mengikuti pendidikan dasar (diksar) UKM pecinta alam Cakrawala FISIP Unila. 

TRIBUNWOW.COM - Aga Trias Tahta (19), mahasiswa Universitas Lampung (Unila), Kota Bandar Lampung, Lampung, tewas saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) UKM pecinta alam Cakrawala FISIP.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (10/1/2019), selain Aga, ada juga dua peserta lain yang mengaku disiksa hingga harus dirawat di rumah sakit.

Mereka adalah Muhammad Aldi Darmawan (18) dan Frans Salsa Romando (19).

Petugas kepolisian melakuan identifikasi jenazah Aga Trias Tahta (19), mahasiswa Fisip Unila yang meninggal saat mengikuti diksar UKM pecinta alam Cakrawala. Kepolisian menemukan luka lebam di tubuh jenazah.
Petugas kepolisian melakuan identifikasi jenazah Aga Trias Tahta (19), mahasiswa Fisip Unila yang meninggal saat mengikuti diksar UKM pecinta alam Cakrawala. Kepolisian menemukan luka lebam di tubuh jenazah. (KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA (Humas Polda Lampung))

1 Mahasiswa Unila Tewas saat Diksar, Korban Lain Ngaku Dipukul, Ditampar, hingga Merayap Tanpa Baju

Aldi dirawat di RS Bhayangkara Polda Lampung, sementara Frans dirawat di RS Bintang Amin, Bandar Lampung.

Frans yang terbaring lemah mengalami luka di mata, rahang, punggung, dan perut.

Ibunda Frans, Jumiati (43) menyebut anaknya menelepon pada Senin (30/9/2019) minta dijemput di indekosnya.

Jumiati yang terkejut melihat Frans tergolek lemah di kamarnya langsung membawanya ke rumah sakit sekitar pukul 12.00 WIB.

Saat perjalanan menuju rumah sakit, Frans juga sempat pingsan.

Jumiati menuturkan Frans mengaku mendapat penyiksaan dari senior UKM Cakrawala.

Penyebab Mahasiswa Unila Tewas, Diduga Jatuh ke Jurang 15 Meter dan Masih Disuruh Ikut Diksar

Frans disiksa oleh senior, mulai dari disabet hingga hanya diberi makan nasi saja sampai perutnya sakit.

“Katanya, dia (Frans) dipukul, disabet. Selama lima hari juga hanya makan nasi putih. Jadi, perutnya sakit,” tutur Jumiati.

Sementara itu Aldi juga mengaku kepada orang tuanya bahwa ia disiksa senior.

Saat ditemui pada Senin (30/9/2019), Aldi terbaring lemah di ranjang ruang 1E RS Bhayangkara ditemani kedua orang tuanya, Suparjiyono dan Komsatinah.

Komsatinah menyebut, anak bungsunya dari tiga bersaudara ini mengaku telah dianiaya oleh para seniornya selama diksar.

Sepulangnya dari diksar, Aldi sempat mengaku kepada ibunya bahwa perutnya dipukul berkali-kali dan pipinya juga ditampar berulang kali.

1 Mahasiswa Unila Tewas saat Diksar, Korban Lain Ngaku Dianiaya, Tatapan Kosong Tak Bisa Komunikasi

Tak hanya itu, Aldi dan kawan-kawannya dipaksa untuk merayap tanpa baju.

Akibat hal itu, bagian perut Aldi terdapat banyak luka.

Komsatinah menyebut ia sebenarnya tidak mengizinkan Aldi untuk menjalani diksar.

Namun Aldi tetap memaksakan diri untuk tetap ikut diksar.

Komsatinah mengungkap putranya pulang dari diksar dalam kondisi lemah.

Bahkan tatapan Aldi kosong dan belum bisa diajak komunikasi dengan lancar.

"Baru masuk (RS) tadi pagi. Tatapannya kosong. Dia belum bisa diajak komunikasi," kata Komsatinah, Senin (30/9/2019).

Reaksi Ibu Mahasiswa Unila yang Tewas saat Diksar Mapala, Langsung Pingsan Lihat Anak Terbujur Kaku

Komsatinah berharap pihak kampus memantau kegiatan mahasiwanya untuk menghindari korban lain.

Ayah Aldi, Suparjiyono menegaskan yang menjadi korban dalam diksar bukan hanya Aga dan putranya.

Ia menyebut ada dua teman Aldi yang lain yang juga mengalami kekerasan dan dirawat di rumah sakit lainnya.

"Kalau anak saya Aldi ini dirawat di RS Bhayangkara. Yang lainnya tadi ketemu di Polres Pesawaran," ujar Suparjiyono.

Suparjiyono menganggap kegiatan diksar yang diadakan UKM Cakrawala ini sangat berlebihan dan tidak mencerminkan sifat mahasiswa.

"Kegiatan ini berlebihan. Bukan mencerminkan mahasiswa. Keluarga sangat terpukul," ujarnya.

Sementara itu, Nita (23), kakak Aldi, pertama kali tahu kondisi adiknya dari pemilik indekos pada Minggu (29/9/2019).

Nita langsung mendatangi indekos Aldi dan terkejut lantaran sang adik mengaku sakit dan sekujur tubuhnya lecet.

Bagian pipi Aldi juga lebam sehingga kesulitan bicara.

6 Fakta Cinta Segitiga Ratmiati, Hubungan Badan Berujung Maut hingga Temuan 9 Luka Pukulan Batu

Pengakuan Panitia

Alumnus UKM Cakrawala, Perdiansyah menyebut diksar sudah dilakukan sesuai dengan prosedur, termasuk dalam penanganan medis.

Perdiansyah menceritakan Aga sempat pingsan selama mengikuti diksar.

Bahkan Aga pingsan sebanyak dua kali pada Kamis (26/9/2019) serta Minggu (29/9/2019).

Aga yang sempat dievakuasi ke rumah warga pun diduga mengalami kelelahan hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.

“Saat jatuh yang pertama sudah ada upaya penanganan medis dari panitia," terang Perdiansyah, Senin (30/9/2019).

"Kemudian, saat persiapan pelantikan pada Minggu pagi, korban jatuh lagi dan oleh panitia dievakuasi ke pemukiman warga. Setelah itu dibawa ke rumah sakit.”

Senada dengan Perdiansyah, Pengurus UKM Cakrawala, Shyntia Claudia menuturkan pelaksanaan diksar sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun diksar meliputi kegiatan pelatihan mental dan fisik agar bisa beradaptasi dengan alam.

“Kegiatan fisik seperti push up. Kegiatan ini sudah sesuai standar diksar pecinta alam lainnya, tujuannya agar bisa menghadapi dan beradaptasi terhadap kondisi alam,” kata Shyntia.

Kronologi Cinta Segitiga Ratmiati, JY Tak Puaskan Hasrat Seks hingga Membunuh setelah Hubungan Badan

Shyntia mengungkap dirinya sempat bertemu Aga saat awal kegiatan diksar dimulai, Rabu (25/9/2019).

Menurut Shyntia, saat itu Aga tampak sehat, namun keesokan harinya ia drop dan pingsan.

Shyntia juga mengungkap riwayat penyakit yang ditulis Aga dalam biodata panitia.

Aga tidak menuliskan riwayat penyakit apa pun selain tuli.

“Kalau riwayat penyakit, Aga menuliskan tuli pada biodata yang ada di panitia,” ujar Shyntia.

Shyntia menegaskan diksar yang dilaksanakan di Desa Cikoak, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung itu sudah mendapat surat izin dari fakultas.

Bahkan para peserta diksar juga sudah dimintakan surat izin yang ditandatangani orang tua.

Shyntia menuturkan ada 13 mahasiswa dalam diksar tersebut, 12 peserta adalah angkatan 2019, dan sisanya angkatan 2018.

(TribunWow.com/Ifa Nabila)

Sumber: Kompas.com
Tags:
Universitas Lampung (Unila)LampungPendidikan dasar (Diksar)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved