Gerakan 30 September
Kisah Pierre Tendean Mengaku jadi Jenderal AH Nasution Berujung pada Pembuangan Lubang Buaya G30S
Kisah Gerakan 30 September atau G30 S menyiksakan banyak cerita seperti kisah Pierre Tendean yang mengaku jadi AH Nasution.
Editor: Mohamad Yoenus
Pierre Andreas Tendean dipromosikan sebagai Letnan Satu (Lettu).
Lettu Pierre Tendean pun menjadi ajudan Jenderal AH Nasution termuda.
Pada usia 26 tahun, ia sudah mengawal sang jenderal ternama.
• Kisah Amelia Yani, Putri Jenderal Achmad Yani yang Berjuang Obati Luka Batin G30S selama 20 Tahun
Tidak hanya mengawal Jenderal AH Nasution, Lettu Pierre Tendean pun akrab dengan putri Jenderal AH Nasution, Ade Irma Suryani.
Potret berdua mereka bahkan terpajang di Museum AH Nasution.
Masih dilansir Tribunjabar.id dari Kompas.com, saat itu (30/9/1965) Lettu Pierre Tendean biasanya pulang ke Semarang merayakan ulang tahun sang ibu.
Namun, ia menunda kepulangannya karena tugasnya sebagai pengawal Jenderal AH Nasution.
Ia tengah beristirahat di ruang tamu, di rumah Jenderal AH Nasution, Jalan Teuku Umar Nomor 40, Jakarta Pusat.
Namun, waktu istirahatnya terganggu karena ada keributan.
Lettu Pierre Tendean pun langsung bergegas mencari sumber keributan itu.
Ternyata keributan itu berasal dari segerombol orang.
Berdasarkan sejarah versi ini, disebutkan bawah orang-orang yang datang ke rumah AH Nasution adalah pasukan Tjakrabirawa.
Mereka pun menodongkan senjata pada Lettu Pierre Tendean.
Lettu Pierre Tendean tak bisa berkutik. Ia dikepung pasukan itu.
• Kisah Mencekam G30S Diungkap Putri Jenderal DI Pandjaitan, Rumahnya Dikepung dan Ayahnya Diseret
Demi melindungi atasannya, Lettu Pierre Tendean pun menyebut dirinya sebagai Jenderal AH Nasution.