Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK
Pelajar Ikut Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK di DPR, Benar Peduli atau Sekadar Eksistensi?
Sekumpulan besar pelajar sekolah berseragam OSIS dan pramuka melakukan sejumlah aksi layaknya mahasiswa yang menyampaikan berbagai tuntutan di DPR.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Sekumpulan besar pelajar sekolah berseragam OSIS dan pramuka terlihat di sekitar titik unjuk rasa di Gedung DPR RI, Senayan.
Mereka terlihat melakukan sejumlah aksi layaknya mahasiswa yang menyampaikan berbagai tuntutan, misalnya dengan menyanyikan yel-yel, memblokade jalan.
Meski bertindak menyuarakan aspirasinya, para pelajar ini juga melakukan penyerangan terhadap anggota kepolisian.
• Update Terkini Rusuh Demo Pelajar, Hindari Lintasi Jalan Ini
• Ngakunya Sekolah tapi Malah Ikut Demo, Pelajar yang Ditangkap Polisi Dimarahi Orangtuanya
Berdasarkan konfirmasi Kompas.com pada saksi yang ada sebelumnya, sejumlah saksi di lokasi membenarkan keberadaan para pelajar SMK atau STM ini.
Mereka ada di seputar flyover Slipi pada Selasa (24/9/2019) sore sekitar pukul 16.00 sampai larut malam sekitar pukul 23.00 WIB hingga kemudian membubarkan diri.
Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis Bem FISIP UI Salman Al Fathan menyebut para pelajar ini datang secara bergerombol dan saling menyusul dari arah JPO dekat gerbang kanan Gedung DPR.
Atas aksinya, banyak pihak yang menyampaikan rasa bangga, karena mereka dinilai memiliki kepedulian terhadap nasib bangsanya, meski masih duduk di bangku SMA.
Namun ada juga yang memandang miring tentang aksi mereka, sebab dinilai hanya mengikuti arus tanpa tahu substansinya.
Ini merupakan pemandangan langka yang tidak selalu terjadi dalam aksi-aksi unjuk rasa, terlebih saat tuntutan yang disampaikan begitu kompleks dan bukan masalah ringan.
• 150 Pelajar Ditangkap saat Hendak Ikut Demo di DPR, Mengaku Hanya Ikut-ikutan
Ditilik dari sisi psikologis, Guru Besar Fakultas Psikologi UGM Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D melihat hal ini sebagai bentuk konformitas dengan teman pergaulannya.
Mereka melakukan aksi itu atas dasar rasa kebersamaan dan solidaritas, dan ingin dianggap sebagai bagian dalam kelompok pergaulannya.
Namun, lebih dari itu para pelajar ini dianggap tidak memiliki pemikirn lebih jauh mengenai substansi tuntutan dan aksi apa yang mereka lakukan.
Terlepas dari apapun pro-kontra yang ada, kehadiran masa pelajar SMK atau STM ini menjadi sisi lain dalam sejarah demo mahasiswa 23-24 September kemarin.
Bahkan, fenomena anak STM yang turun aksi ini merajai topik pembicaraan di Twitter setidaknya hingga pukul 20.00 malam ini.

Dari 5 besar trending topic Twitter khususnya untuk wilayah Jakarta, 4 di antaranya membicarakan tentang pelajar STM didemo itu.
Topik itu ditulis dengan #STMmelawan (309 ribu twit) di posisi pertama, #STMBergerak (122 ribu twit) di posisi kedua, #STMbersatu (11,5 ribu twit) di posisi ketiga, dan “anak2 STM” (16,6 ribu twit) di posisi kelima.
• Kericuhan di Flyover Slipi, Massa Demo Pelajar Lakukan Pelemparan Batu dan Petasan ke Arah Polisi
Demo Massa Pelajar Berlangsung Ricuh
Sementara itu diberitakan TribunWow.com, demonstrasi massa pelajar berlangsung ricuh di depan Gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, hingga Rabu (25/9/2019) malam.
Aparat kepolisian tampak berusaha mengamankan situasi demo yang memprotes revisi UU KPK hingga Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari siaran langsung kanal YouTube KOMPASTV, tampak mobil polisi sudah berjaga di beberapa titik.

Pasukan polisi yang mengenakan seragam lengkap serta membawa tameng metal membentuk pagar manusia.
Anggota kepolisian tampak mengoleskan area bawah mata mereka dengan pasta gigi untuk menghindarkan pedihnya semprotan gas air mata.
Sementara itu, massa tampak tidak teratur dan bergerak secara acak di sepanjang jalan di depan Gedung DPR.
Beberapa di antaranya mengenakan helm dan melemparkan batu ke arah barisan polisi.
Di antara mereka juga ada yang memanjat pagar lalu berlari-lari sambil mengibarkan bendera merah putih.
• Minta Massa Demo Pelajar Tak Lempar Batu, Polisi: Tolong Jangan Provokasi Kami
Selain melempar batu, massa membawa obor serta tongkat dan dipukul-pukulkan ke segala arah.
Di belakang barisan polisi terlihat beberapa wartawan yang berusaha merekam demo yang ricuh itu.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, polisi tampak berjaga di flyover Slipi pukul 19.00 WIB.
Aparat polisi mengingatkan agar massa berhenti melemparkan batu hingga petasan.
"Cukup cukup kami bukan musuh kalian, jangan lakukan pelemparan-pelemparan," ujar Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo Condro dengan pengeras suara.
Susatyo juga meminta massa demo pelajar untuk segera meninggalkan lokasi dan tidak memblokade jalan tol.
Susatyo mengingatkan untuk pelajar yang berjuang menyampaikan aspirasinya untuk tidak merugikan masyarakat.
"Tolong adik-adik, kalau kalian mau bela rakyat jangan sakiti para rakyat yang mau lewat jalan ini. Mereka baru pulang kerja, kasihan," ucapnya.
Selain itu, Susatyo mengingatkan para pendemo untuk tidak melakukan kekerasan sehingga memicu tembakan gas air mata.
"Tolong jangan provokasi kami, kami sudah menahan diri. Tolong hentikan, sudah," perintah Susatyo.
"Teman-teman kami banyak yang jadi korban," imbuhnya.
• Ingatkan Massa Pelajar yang Lempar Batu saat Demo Ricuh, Polisi: Cukup, Kami Bukan Musuh Kalian
Meski sudah diperingatkan, massa tetap saja melakukan aksi ricuh.
Mereka terus melemparkan batu dan petasan ke arah aparat kepilisian.
Akibatnya, aparat pun menembakkan gas air mata ke arah massa untuk menertibkan mereka.
Demo tersebut membuat arus lalu lintas di kawasan flyover Slipi ditutup.
Bagi kendaraan yang melintas di Jalan Tol Dalam Kota arah Semanggi ke Grogol diminta untuk putar balik demi menghindari demo yang ricuh. (Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella/ TribunWow.com/Ifa Nabila)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gerakan Para Pelajar, Sisi Lain dari Demo Mahasiswa di DPR RI"