Terkini Daerah
Pengakuan Mbah Pani Jalani Topo Pendem, Ini yang Dirasakan saat Dikubur Selama 5 Hari: Merinding
Selama dikubur, Mbah Pani tidak boleh makan, minum hingga buang air, bagaimana rasanya jalani topo pendem selama 5 hari hidup di liang lahat?
Editor: Lailatun Niqmah
Tujuan saya, ketika saya diberi (diijazahi) guru saya, ialah untuk kekuatan Islam saya.
Tujuan saya untuk menguatkan badan saya. Ya kalau bisa untuk membantu orang lain.
Apa pesan kepada keluarga sebelum bertapa?
Saya pesan ke mamah (istri). Mah, nanti kalau saya mau masuk (pertapaan), jangan lupa masalah kode tarikan lawe wenang.
Ada tali diikatkan di tangan bisa ditarik-tarik untuk memberi kode yang di luar kuburan (keluarga)
Kalau tangan saya tidak merespon, tandanya saya dipanggil Tuhan. Kalau saya masih merespons, artinya Alhamdulillah masih ada nyawanya.
Satu ujungnya terikat pada tangan kiri Mbah Pani. Ujung lainnya berada di luar liang kubur.
Adakah maksud topo pendem, kenapa harus 5 hari?
Lima hari kan Sepasar. Itu pasaran saya.
Weton saya, weton istri saya, weton anak saya. Bisa pas.
Maka pas jam 5 sore saya harus keluar dari kuburan ini. Sebelum jam 5 sore persis harus dibongkar.
Sehingga tepat jam 5 sore saya diangkat.
Itu pakai petung jawa. (mazka hauzan naufal/cetak)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Wawancara Eksklusif Mbah Pani Topo Pendem Juwana, Separuh Badan Terendam Air dalam Kubur