Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK
Fahri Hamzah Tak Bisa Hadir di ILC karena Terkepung di Gedung DPR: Saya Melaporkan atas Nama TV One
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengungkap alasan ketidakhadirannya di acara 'Indonesia Lawyers Club (ILC)' pada Selasa (24/9/2019).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengungkapkan alasan ketidakhadirannya di acara 'Indonesia Lawyers Club (ILC)' pada Selasa (24/9/2019).
Dilansir oleh TribunWow.com, Fahri Hamzah mengatakan dirinya tak bisa datang ke ILC lantaran keadaan di sekitar Gedung DPR di Senayan tidak kondusif.
Fahri Hamzah menjelaskan, sebelum berencana datang ke ILC, ia tengah membahas Rancangan Undang-undang Pesantren.
"Ya ini Bang Karni, saya tadi sehabis mengantar kiai, kiai habis membahas Rancangan Undang Undang Pesantren tadi sudah sah."
"Ada pintu keluar bisa meloloskan tamu-tamu, lalu tamunya sudah keluar semua," kata Fahri Hamzah dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club pada Kamis (24/9/2019).
Kemudian, Wakil Ketua DPR dari PKS ini menjelaskan bahwa tiba-tiba ada serangan massa hingga membuat sebuah mobil terbakar.
"Lalu saya kembali tiba-tiba di depan lapangan tembak itu diserang, dan di situ ada mobil polisi yang dibakar oleh massa," katanya.
• Soal RKUHP, Ketua DPR Bambang Soesatyo: Ditunda sampai Waktu yang Tidak Ditentukan
Sehingga, dirinya tak bisa keluar dari gedung DPR.
"Jadi yang sudah dibakar massa ini hingga buat DPR tidak bisa keluar adalah ada sebuah bus besar di depan lapangan tembak di dan Hotel Mulia kemudian pos polisi di dekat kereta api di belakang gedung DPR," jelas Fahri Hamzah.
Tak hanya di gedung DPR, jalanan sekitar gedung perwakilan rakyat tersebut juga tak kondusif.
"Ini kemudian barusan saya denger lapangan tol, gerbang tol di depan DPR juga dibakar oleh massa," ucapnya.
Namun, Fahri Hamzah itu yakin bahwa pelaku-pelaku pembakaran itu bukan mahasiswa.
Sedangkan, mahasiswa terlihat sudah pulang setelah melakukan aksi demo terkait penolakkan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
• Pemberitaan Media Internasional soal Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK: Mahasiswa Dilempari Gas Air Mata
"Dan tadi saya menyaksikan sendiri nampaknya mahasiswa-mahasiswanya sudah tidak ada, tapi ini jadi kayak kelompok biasa begitu yang saya memang tidak terlalu bisa mengamatinya terus menerus karena ditahan oleh pihak keamanan."
"Tapi itu rupanya itu sudah tidak kelihatan seperti mahasiswa," paparnya.
Tak sendiri, Fahri Hamzah mengaku terkepung di Gedung DPR bersama-sama dengan para awak media maupun anggota lain di DPR.
"Karena sudah rusuh begini, saya terkepung akhirnya saya bertahan dengan teman-teman wartawan juga hendak keluar dari gedung DPR," ucapnya.
"Saya dengan Ketua DPR masih ada di ruangan masih ada di DPR, dan berkomunikasi dengan beberapa pihak yang ada," tambah pria asal NTB ini.
Kemudian berceloteh bahwa dirinya sudah terlihat seperti reporter yang memberitakan kondisi terakhir pada suatu kejadian
"Jadi itu situasi terakhir saya melaporkan atas nama untuk TV One, kita ini kayak reporter," kata Fahri Hamzah.
Lihat videonya mulai menit ke-1:32:
• Dengar Jawaban Ketua BEM UI soal RKUHP di ILC, Karni Ilyas Tanya: Kalian Sudah Pelajari Belum?
Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly yang hadir juga mengungkap kecurigaannya ada penumpang gelap dalam demo menolak RKUHP.
"Jadi saya kira Bang Karni tidak banyak-banyak saya mau menyampaikan atas nama pemerintah kita sudah mengambil keputusan dengan senang hati dengan legowo."
"Kalau masih ada upaya untuk mengatakan ini dengan suatu gerakan, i question the motif, i question the motif (saya mempertanyakan motif)," ujar Yasonna.
Kemudian, Yasonna membeberkan cara jika ada pihak yang akan menolak RKUHP.
• Soal RKUHP, Ketua DPR Bambang Soesatyo: Ditunda sampai Waktu yang Tidak Ditentukan
"Tadi Pak Imam Putrasidin misalnya dengan Revisi Undang Undang KPK, kita ini kan negara beradab, berhukum ada mekanisme konstitusional kok," ujarnya.
Namun ia menduga bahwa gerakan massa ada yang menunggangi.
"Apa yang diambil di jalan sana? Sampai apa? Mau apa? Menjatuhkan Pemerintah? this is the way you do it (ini caranya kalian melakukan ini)? Main paksa? Itu memang caranya? Kalau semua orang mau main paksa dengan caranya sendiri, this is the way you do it, the truly nation? I dont think so ? (Ini caranya kalian melakukan ini ? Ini yang benar-benar bangsa? aku rasa tidak)," katanya
Menjawab pertanyaan soal adanya yang menunggangi gerakan mahasiswa, Ketua BEM UGM, Fatur secara tegas membantahnya.
"Saya akan menjawab pertanyaan dari Pak Menteri."
"Saya ingin sampaikan kayak gini pemerintah sering sekali pola-pola gerakan, ketika muncul dipandang tidak normal gitu, dituduh ditunggangi gerakannya kayak gitu," ujar Fatur.
• Di ILC, Ketua BEM UGM: Mahasiswa Tidak Ingin RKUHP Ditunda tapi Ditolak
Menurutnya, pemerintah yang telah salah memandang protes itu.
Pemerintah bisa saja salah dalam menjalankan pemerintahan.
"Saya ingin katakan gerakann kami independen, dan barang kali kenapa sih tidak melihat gelombang-gelombang besar ini bukan tidak normal,"
"Tapi mungkin cara menjalankan pemerintahanya yang tidak normal," tegas Fatur.
Sementara itu, Manik lantas menimpali bahwa dirinya kecewa dengan anggapan pemerintah kalau gerakan mereka karena adanya motif lain dan tidak murni.
"Kami juga sangat kecewa, di sini kami juga sangat kecewa mengapa karena ketika pemerintah kemudian tidak bisa membantahkan begitu banyaknya permasalahan yang ada di negeri ini malah membuat isu baru yang membuat publik ingin berpikir ulang kembali."
"Saya rasa kira publik juga sudah bisa menilai, mana gerakan massa yang bergerak secara organik dan mana gerakan massa yang diarahkan dengan uang," papar Manik.
• Pemberitaan Media Internasional soal Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK: Mahasiswa Dilempari Gas Air Mata
Yasonna kemudian menyinggung adanya massa yang membakar hingga menimbulkan korban
"Jadi gini dek, kalau sudah membakar sampai ada korban tell me? Memang itu tujuanmu?," ujar Yasonna balik bertanya.

Manik lalu mengangkat mikrofonnya lagi dan menegaskan itu bukan bagian dari mahasiswa.
"Tentu bukan, tentu bukan dan itu bukan kami, dan itu jelas," tegas Manik.
Sehingga, Yasonna merasa bahwa penumpang-penumpang gelap itu benar-benar ada.
"So? Thats it (Jadi itu dia)," kata Yasonna.
Ia pun langsung menyerahkan mikrofon yang dipeganya ke Sekjen PPP Arsul Sani yang berada di sampingnya.
Arsul Sani yang telah mendapatkan mikrofon pun langsung menambahi pernyataan Yasonna Laoly.
Lihat videonya mulai menit 12:15:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)