Breaking News:

Rusuh di Papua

6 Fakta Kerusuhan di Wamena, dari Penyebab, Jumlah Korban Tewas dan Pengungsi, hingga Pesan Jokowi

Fakta kerusuhan di Wamena Papua, penyebab hoaks guru rasis, jumlah korban tewas, hingga kondisi pengungsi yang kelaparan. Suasana kini kondusif.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ananda Putri Octaviani
HO/Tribunnews.com
Massa pengunjuk rasa bakar Kantor Bupati Jayawijaya di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Kerusuhan terjadi di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) disebabkan oleh kabar hoaks yang berunsur rasisme.

Berawal dari kabar hoaks yang provokatif itu, massa turun ke jalan dan merusak fasilitas umum seperti gedung pemerintahan hingga rumah warga.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (23/9/2019), bangunan yang dilewat massa dilempari batu hingga dibakar.

Kerusuhan ini mengakibatkan korban luka hingga tewas, bahkan warga yang mengungsi juga kekurangan bahan pangan hingga kelaparan.

Hingga Senin malam, suasana di Wamena sudah kembali kondusif namun aparat TNI dan Polri tetap bersiaga.

Hoaks Picu Kerusuhan di Wamena, Jokowi: Tiap Ada Kabar Dicek Dulu, Ini Bisa Ganggu Keamanan

Berikut 6 fakta kerusuhan di Wamena:

1. Penyebab

Kerusuhan di Wamena disebabkan karena kabar hoaks yang menyebut ada seorang guru mengucap kata tak pantas bernada rasisme di sekolah.

Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja menyebut sempat ada kabar beredar guru mengucap kata-kata rasisme sejak minggu lalu.

Kata-kata rasisme itu disebut sebagai bentuk solidaritas untuk melakukan aksi kerusuhan.

"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujar Rudolf di Jayapura, Senin (23/9/2019).

Rudolf memastikan pihak kepolisian sudah mengonfirmasi dan menegaskan kabar itu tidak benar atau hoaks.

Guru yang disebut mengucap kalimat rasisme itu sudah ditanya dan membantahnya.

"Guru tersebut sudah kita tanyakan dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kita pastikan," kata Rudolf.

Rudolf mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh kabar yang belum tentu benar.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyebut pihaknya sedang menangani kasus hoaks pemicu kerusuhan ini.

Dedi menyebut Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri sedang menelusuri akun penyebar hoaks tersebut.

Dampak Kerusuhan di Wamena, 16 Warga Tewas dan 65 Terluka, Ribuan Mengungsi hingga Kekurangan Makan

2. Nasib Korban

Ribuan warga di Wamena mengungsi hingga kekurangan makan akibat kerusuhan yang terjadi.

Tak hanya menyebabkan warga mengungsi, kerusuhan di Wamena juga menimbulkan 16 korban tewas dan 65 terluka.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (23/9/2019), setidaknya ada 3.000 warga yang mengungsi di Markas Polres dan Kodim Jayawijaya.

Meski kerusuhan sudah berhenti, namun warga masih takut kerusuhan susulan akan terjadi.

Sebagian warga yang mengungsi juga mengaku kehilangan rumah mereka akibat dibakar massa.

Selain di kantor polisi, warga juga mengungsi di rumah seorang anggota polisi yang memuat sekitar 100 warga.

Seorang pengungsi bernama Jenab Napitupulu mengaku rumahnya habis dibakar massa.

Jenab dan keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah anggota polisi hingga kini kekurangan makanan.

Pasalnya, penjual makanan dan toko penjual bahan makanan tutup akibat kerusuhan itu.

Sementara itu pihak kepolisian juga kekurangan bahan makanan serta kebutuhan pokok lainnya untuk para pengungsi.

Kerusuhan di Wamena Disebabkan Kabar Hoaks soal Guru Ucap Kata Tak Pantas, Polri Selidiki Akun

3. Bangunan Dibakar

Dikutip dari Kompas.com, Silvi, warga di Jalan Putikelek, Wamena, mengatakan rumahnya turut menjadi korban hangus dibakar massa.

Silvi yang sedih pun bertanya apa salah dirinya hingga tempat tinggalnya turut menjadi korban dibakar massa.

"Kami salah apa? Kenapa rumah kami dibakar?," ujar Silvi.

Siregar, warga Wamena lainnya juga mengaku rumahnya dibakar massa.

Seorang pegawai supermarket bernama Yuda juga menjadi korban terluka akibat tempatnya bekerja turut dibakar massa.

Yuda dan para pegawai lainnya terpaksa melompat dari lantai dua saat api membakar supermarket tersebut.

"Kami pegawai Yuda selamat. Tapi banyak di antara kami terluka karena lompat dari lantai 2," ujar seorang pegawai supermarket.

Diberitakan Tribunnews.com, Senin (23/9/2019) ada sekitar 500 orang yang bergerak menuju ke kantor bupati, sedangkan 200 orang lainya telah berada di sekitaran Bank Papua.

Massa lainnya yang ikut dalam aksi kerusuhan itu juga sempat membakar bangunan-bangunan yang terletak di Jalan Sapi Darwi.

Sementara itu ada sekitar 150 orang yang berkumpul di perempatan Homhom, 100 orang lainya berada di Jalan Raya Sudirman.

Akibat kerusuhan itu, Kantor Bupati Jayawijaya di Jalan Yos Sudarso Wamena hangus dibakar massa.

"Dalam pantauan kami, seluruh bangunan kantor bupati Jayawijaya hangus dibakar massa," ungkap John Roy Purba, kontributor Kompas.com.

Massa juga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian dan TNI yang berusaha mengamankan situasi.

Dedi menyebut saat ini aparat serta para tokoh daerah menggunakan pendekatan lunak untuk mengimbau massa agar tak terprovokasi hoaks.

Kerusuhan di Wamena ini menyebabkan seluruh aktivitas petokoan, sekolah, dan kantor pemerintahan maupun swasta lumpuh.

Wamena dan Jayapura Rusuh, Gubernur Lukas Enembe Peringatkan Mahasiswa Papua: Hentikan Kejahatan

4. Penerbangan Ditunda

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, pihak Otoritas Bandar Udara Wilayah X mengonfirmasi kabar penerbangan dari dan menuju Wamena yang ditunda.

Kepala Otoritas Bandara Wilayah X, Usman Effendi menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan Unit Penyelenggara Bandara (UPBU) dan stakeholder penerbangan untuk menunda seluruh penerbangan sementara.

Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan aparat TNI atau Polri agar keadaan bisa segera kembali kondusif.

Sementara itu, Kepala Kantor UPBU Wamena, Joko Harjani, menyebut Senin pagi ada tiga pesawat yang mendarat dengan aman.

Kemudian tiga pesawat lainnya yang sudah mendarat juga sudah diterbangkan kembali atau Return to Base (RTB).

Sedangkan satu pesawat Deraya masih berada di Bandara Wamena karena alasan teknis.

Meski seluruh penerbangan ditunda sementara, operasional pelayanan bandara tetap berjalan.

5. Internet Dibatasi

Diberitakan Kompas.com, penyedia layanan internet Kota Wamena seperti Telkomsel dan Indosat pun membatasi akses di wilayah tersebut.

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) sudah mengimbau penyedia layanan internet untuk membatasi akses.

Meski internet dibatasi, layanan telepon dan SMS masih berfungsi normal dan terus dioptimalkan demi kenyamanan berkomunikasi di Wamena.

"Telkomsel senantiasa melakukan pemantauan kualitas layanan secara berkala hingga nanti diputuskan oleh pemerintah untuk pemulihan akses layanan data," kata VP Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin.

Akibat kerusuhan, kantor layanan Telkom Group di Wamena juga tidak beroperasi untuk sementara waktu.

6. Komentar Jokowi

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan masyarakat untuk mengecek kebenaran suatu kabar lantaran jika terlanjur terjadi kerusuhan maka bisa mengganggu stabilitas keamanan.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut diungkapkan Jokowi dalam wawancara unggahan kanal YouTube metrotvnews, Senin (23/9/2019).

Setelah muncul kabar pecahnya kerusuhan di Wamena, Jokowi langsung berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto.

Dalam rapat itu turut hadir pula Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, dan Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) Jenderal Polisi Budi Gunawan.

"Ya tadi pagi kita juga telah mengadakan rapat koordinasi, Menkopolhukam, dengan Panglima TNI, Kapolri, KaBIN mengenai itu," ucap Jokowi.

Jokowi menyebut gerakan anarkis yang terjadi di Wamena memang berasal dari kabar hoaks.

"Dan ya, isu anarkis ini dimulai dan berkembang karena adanya berita hoaks," kata Jokowi.

Maka dari itu, Jokowi juga meminta seluruh elemen masyarakat saat mendapat suatu informasi harus dicek kebenarannya.

Karena jika masyarakat terlalu gampang terpancing dengan suatu berita provokatif, maka kemanan wilayah bisa terganggu.

Diberitakan Kompas.com, Jokowi mengingatkan agar aparat TNI dan polisi menangani kerusuhan tidak dengan cara yang semakin memicu emosi massa.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko yang menyebut Jokowi ingin aparat bertindak dengan cara proporsional dan profesional.

Melalui Moeldoko, Jokowi mengimbau agar tak melakukan tindakan yang semakin memancing amarah massa yang nantinya terjadi hal yang tak diinginkan.

"Caranya jangan sampai penyelesaian itu membangun emosi yang pada akhirnya aparat melakukan tindakan yang tidak diinginkan," sambung Moeldoko.

Ditanya soal adanya korban luka-luka, Moeldoko menegaskan Jokowi tidak meminta aparat untuk melakukan tindakan represif atau menggunakan kekerasan.

(TribunWow.com/Ifa Nabila)

Tags:
Kerusuhan di WamenaWamenaRusuh di PapuaPapua
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved