Terkini Daerah
Kebakaran Besar Hanguskan 159 Rumah di 2 Kelurahan di Jatinegara, 452 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal
Sebanyak 159 rumah di dua kelurahan di jalan Kemuning, Jatinegara, Jakarta Timur, terbakar pada Sabtu (21/9/2019) sekira pukul 00.47 WIB.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
"Api pertama muncul dari bagian atas kontrakan," kata Supriyadi, Minggu (22/9/2019).
"Saya lagi tidur dibangunin sama anak, pas saya lihat bagian atas kontrakan itu sudah terbakar."
Setelah melihat kobaran api, Supriyadi lantas menyelamatkan diri dan mencari penghuni kontrakan yang sedang berada di warung kopi.
Ia menyebut api tersebut muncul karena adanya korsleting listrik dari ponsel yang meledak.
"Dia bilang handphone lagi dicas 'Hape urang lagi dicas', begitu katanya," ujarnya.
"Habis ngasih tahu itu dia pergi, tapi sampai sekarang enggak kelihatan lagi. Informasinya handphone sempat meledak."
• Ini Cara Membuat Hujan Buatan untuk Mencegah Kebakaran Hutan Meluas, Bawa Berton-ton Semai Garam
• Kisah Petugas Pemadam Kebakaran Hutan di Riau: Bertemu Ular Kobra, Ketakutan dan Langsung Kabur
Setelah api melahap beberapa rumah, Supriyadi mengatakan listrik di sekitar lokasi kejadian mati.
Hal itu menyebabkan warga kesulitan untuk memadamkan api karena air tak mengalir.
"Listrik mati, jadi air enggak ngalir. Warga enggak sempat menyelamatkan barang, fokus menyelamatkan diri semua," kata Supriyadi.
Lebih lanjut Supriyadi menceritakan, personel PKP Jaktim datang di lokasi sekira 15 menit setelah api membakar pemukiman.
Ia mengungkap para petugas pemadam kebakaran mengalami kesulitan memadamkan api karena akses jalan yang sempit.
"Pemadam akhirnya narik selang, itu pun susah karena aksesnya sempit," imbuhnya.
"Mobil cuman bisa sampai dekat Pasar Burung, mobil lainnya masuk lewat Jalan Jenderal Urip."
Setelah api padam, Supriyadi mengungkap bara api sisa kebakaran sempat menyala kembali pada sore hari.
Warga lantas memutuskan untuk kembali menghubungi pemadam kebaran untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
"Yang paling susah itu bara apinya. Jadi jam 7 padam, nah sore sekitar jam 5 bara apinya nyala lagi," pungkas Supriyadi.
"Warga manggil pemadam lagi buat madamin bara api."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)