Breaking News:

Pria Dipukuli Polisi

Saksi Sebut Fakta Baru Kasus Pria Dipukuli 3 Oknum Polisi hingga Tewas, Dianiaya di 2 Tempat Berikut

Saksi kasus kematian Zaenal Abidin, pria yang tewas setelah diduga dipukuli oknum polisi Polres Lombok Timur mengungkap fakta baru.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Kompas.com
Keponakan Zaenal, Ikhsan yang menjadi saksi mengungkap fakta baru terakit meninggalnya sang paman setelah dipukul tiga polisi sekaligus di halaman Satlantas Polres Lombok Timur, NTB. 

TRIBUNWOW.COM - Saksi kasus kematian Zaenal Abidin, pria yang tewas setelah diduga dipukuli oknum polisi Polres Lombok Timur mengungkap fakta baru.

Keponakan Zainal Abidin bernama Ikhsan yang saat itu ada di tempat kejadian perkara mengungkapkan, pamannya tidak hanya dipukul di satu tempat.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Sabtu (21/9/2019), Ikhsan mengatakan Zaenal tidak hanya dipukuli di halaman Satlantas saja.

Melainkan, pamannya juga dipukuli saat berada di mobil patroli.

"Tidak hanya di halaman Satlantas, di atas mobil patroli Satlantas juga dipukul," ungkap Ikhsan saat diperiksa oleh Kepala Sub Direktorat III Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (20/9/2019).

Ikhsan menyebutkan, yang memukuli pamannya di mobil polisi berbeda dengan oknum polisi yang berada di halaman Satlantas.

"Di atas mobil patroli juga dipukul oleh polisi lain, jumlahnya satu orang, waktu itu dipukul mukanya," ujarnya.

Selain itu Ikhsan juga menuturkan bagaimana polisi memukul pamannya.

Zaenal dipukuli dengan menggunakan traffic cone atau kerucut lalu lintas.

Paman Zaenal akan Bawa Kasus Kematian Keponakannya ke Ranah Hukum, Singgung Santunan dari Polres

Iksan menjelaskan, Zaenal dipukul saat dirinya disuruh untuk memanggil seorang polisi.

Namun ketika kembali, ia baru menyaksikan pamannya dipukuli.

"Satu polisi yang nyamperin kami, kemudian memanggil polisi yang di ujung, karena dia lama tidak mendengar, kemudian saya disuruh panggil. Pas baliknya itu, nah di sana lah saya lihat paman saya itu dipukul pakai kerucut," lanjutnya.

Ikhsan menjelaskan bahwa Zaenal sempat meminta polisi agar berhenti memukulinya.

"Pas dipukul di tempat lantas, dia sempat minta tolong polisi, minta maaf, supaya berhenti dipukul," ujar Ikhsan.

Zaenal juga mengungkapkan permintaan maafnya pada pihak kepolisian.

Kendati demikian, Ikhsan mengakui polisi justru tak berhenti memukul Zaenal.

Pria Tewas Diduga Dipukuli Tiga Oknum Polisi, Warga Berbondong-bondong Cari Keadilan bagi Zaenal

"Sempat minta maaf, tapi tidak tahu dia lanjut (memukul)," sebut Ikhsan.

Ikhsan menuturkan pemukulan memang awalnya dilakukan oleh Zaenal.

Pamannya yang datang ke Polda untuk meminta motor yang sempat dirazia, memukul petugas polisi dengan tangan kosong.

"Paman saya yang memukul duluan, memukul pakai tangan, minta motor," jelas Ikhsan.

Di lain pihak, Kapolres Lombok Timur, I Made Bagus menyinggung penyakit yang diderita Zaenal, yakni adanya gangguan jiwa.

 Paman Zaenal akan Bawa Kasus Kematian Keponakannya ke Ranah Hukum, Singgung Santunan dari Polres

"Diketahui bahwa yang bersangkutan menderita gangguan jiwa yang dialami sejak 2013," ungkap I Made Bagus.

Selain itu, I Made Bagus juga mengungkap dugaan Zaenal yang ingin mencelakai polisi.

"Kemudian padanya juga ditemukan benda tajam berupa mata bor yang mungkin niatnya akan melukai ya," duganya.

Pada kesempatan tersebut, ia turut mengungkap meninggalnya Zaenal dua hari setelah kejadian.

"Setelah mendapatkan perawatan yang baik, yang bersangkutan terganggu jiwanya pada dua hari kemudian meninggal dunia," lanjutnya.

Kronologi Pemukulan Zaenal oleh Polisi hingga Tewas

Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana mengungkap kronologi perkelahian antara oknum polisi dengan Zaenal.

Mulanya Zaenal mendatangi Polres Lombok Timur untuk mengambil sepeda motornya yang disita polisi saat razia operasi patuh.

Zaenal mendatangi lapangan apel Satlantas Polres Lotim pada Kamis (5/9/2019) sekira pukul 20.20 WITA.

Saat itu, anggota Satlantas Aipda I Wayan Merta Subagia dan Bripka Nuzul Husein sedang bertugas menjaga kendaraan yang disita dari operasi patuh di Polres Lombok Timur.

Kemudian Zaenal datang dengan mengendarai motor melawan arus dan tidak memakai helm.

 Terpengaruh Film Porno Koleksinya, Oknum Guru SD di Batam Cabuli 5 Siswi Bermodus Hipnoterapi

"Saya mulai dari kronologi saja, pada hari Kamis tanggal 5 September 2019 pukul 20.20 WITA, bertempat di lapangan apel Satlantas Polres Lotim."

"Si Zaenal dengan menggunakan sepeda motor dari arah melawan arus dan tanpa helm memasuki pintu gerbang kantor Satlantas," terang Nana, dalam jumpa pers, Senin (9/9/2019), dikutip dari kompas.com.

Tanpa turun dari sepeda motor, Zaenal langsung bertanya perihal keberadaan motornya yang disita polisi dengan cara kasar yang menyulut emosi dua petugas satlantas yang sedang berjaga.

Saat Bripka Nuzul berusaha menenangkan Zaenal, ia justru mendapat pukulan di pipi dan hidung berkali-kali.

Hal tersebut lantas memicu terjadinya perkelahian antara Zaenal dan para anggota kepolisian.

"Tiba-tiba Zaenal memukul anggota lantas (polantas) yang mengakibatkan terjadinya perkelahian dengan anggota yang bertugas," tutur Nana.

 Diduga karena Cemburu, Suami di Bengkulu Tusuk Istri hingga Tewas, lalu Tenggak Racun

Berusaha memberi perlawanan, Zaenal justru terjatuh dan menabrak pot bunga yang ada di lapangan apel Satlantas Polres Lomok Timur.

Setelah perkelahian, lanjut Nana, Zaenal yang babak belur dibawa ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) untuk diperiksa.

Saat menuju SPKT, Zaenal terjatuh hingga tak sadarkan diri.

Zaenal kemudian dibawa pihak kepolisian ke Rumah Sakit Umum Selong, Lombok Timur.

Setelah menjalani perawatan beberapa hari, Zaenal meninggal dunia pada Sabtu (7/9/2019).

Zaenal merupakan pemuda asal Tunjang Selatan, Desa Paok Motong, Lombok Timur (Lotim).

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Ifa Nabila)

Tags:
Pria dipukuli polisiSatlantas Lombok TimurKasus Penganiayaan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved