Bencana Kabut Asap Karhutla
Jokowi Minta Laporan Menteri soal Karhutla: Tak Perlu Banyak, yang Penting Tindakan di Lapangan
Datangi Pekanbaru Riau, Jokowi sebut ada kelalaian lantaran tak ada pencegahan kebakaran hutan. Kini yang dibutuhkan adalah tindakan nyata di lapangan
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Lailatun Niqmah
Saat meminta pendapat menteri, Jokowi langsung mengingatkan untuk tidak memberi laporan panjang lantaran yang lebih dibutuhkan adalah tindakan di lapangan.
"Silakan menko, pendek-pendek saja, saya kira saya tidak perlu banyak laporan, tapi tindakan di lapangan yang saya perlukan dan menyelesaikan masalah yang ada," ucapnya.
Diberitakan Kompas.com, Selasa (17/9/2019), titik panas atau hotspot penyebab karhutla di Kalimantan Timur hingga Senin (16/9/2019) berjumlah 221 lokasi.
• Begini Video Paniknya Warga Sampit saat Api Karhutla Setinggi Pohon Capai Pemukiman: Keluar Rumah!
Hal tersebut berdasarkan pantauan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Samarinda.
Titik panas yang berpotensi memicu karhutla tersebar di Paser (50 titik), Bontang (5), Kukar (53), Berau (58), Mahakam Ulu (8), Kubar (12), Kutai Timur (26), dan Samarinda (8).
Pantauan itu menggunakan citra dari empat satelit yakni Aqua, Terra, SNPP, dan NOAA 22.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Samarinda, Sutrisno, menyebut titik panas itu bergerak fluktuatif pada cuaca yang panas.
Jarak pandang di Bandara APT Pranoto Samarinda hanya 200 meter pada Senin pagi.
Disebutkan penyebab umum kabut asap yang terjadi di Kalimantan Timur adalah berasal dari karhutla di beberapa daerah seperti Kutai Kertanegara, Penajam, hingga Berau.
• Saat Pemerintah Indonesia Dikritik Keras soal Asap Karhutla, Profesional Malaysia Tulis Surat Ini
Namun sebagian lainnya merupakan asap kiriman dari Kalimantan Tengah atau Kalimantan Barat.
Pasalnya, arah angin berhembus dari tenggara sampai barat daya sehingga mengarah ke Kalimantan Timur.
Kabut asap juga menyerbar ker beberapa negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Di Malaysia, lima kota sudah menunjukkan angka berbahaya sehingga sekolah diliburkan.
Sementara di Singapura, jika kondisi kabut asap terus memburuk.
Pelaksanaan kompetisi balap Formula 1 yang akan digelar pada Jumat hingga Minggu pekan depan pun terancam.
Berikut video lengkapnya (menit ke-5:58):
(TribunWow.com/Ifa Nabila)