Perseteruan Farhat Abbas Vs Hotman Paris
Farhat Abbas Perjuangkan HAM di PBB, Hotman Paris: Pertama di Dunia Kasus Nyinyir Dibawa ke PBB
Kasus perseteruan Elza Syarief dengan Nikita Mirzani semakin melebar bahkan sudah dibawa ke kancah internasional. Ini tanggapan Hotman paris.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Kasus perseteruan Elza Syarief dengan Nikita Mirzani semakin berbuntut panjang dan melebar.
Bahkan, perseteruan Elza Syarief dan Nikita Mirzani bahkan sudah dibawa Farhat Abbas ke kancah internasional.
Farhat Abbas beberapa waktu lalu pamer bahwa dirinya sudah terbang ke Jenewa, Swiss, tepatnya ke markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Banyak yang mempertanyakan apa gerangan tujuan Farhat jauh-jauh sampai ke PBB.
• Reaksi Hotman Paris untuk Farhat Abbas soal Penyebaran Video Porno: Gue Doktor Cumlaude Beneran
• Akui Berjuang Keras untuk HAM di PBB, Farhat Abbas Singgung Sosok yang Suka Hujat, Sindir Hotman?
Ternyata, menurut pengakuan Farhat, dirinya bertandang ke markas PBB untuk menjadi delegasi Indonesia yang memperjuangkan hak asasi manusia (HAM) di kancah internasional.

Namun rupanya, ada satu tujuan khusus yang ingin dibawa Farhat ke PBB.
Tak lain dan tak bukan adalah memperjuangkan kasus Elza Syarief, rekannya yang pada akhir Agustus 2019 diamuk habis-habisan oleh Nikita Mirzani di acara Hotman Paris Show.
Hal itu diungkapkan Farhat dalam postingannya yang diunggah kemarin (10/9/2019) di akun Instagram @farhatabbasofficial.
Farhat secara terang-terangan mengaku bahwa dirinya akan menyuarakan suara penderitaan seorang Elza Syarief di sidang dengar PBB.
"Dari Geneva PBB, suara Bu Elza Syarief kami sampaikan, hukum tanpa tebang pilih tegakkan selalu," tulis Farhat dalam postingan tersebut.
Kala itu Farhat mengunggah video suasana di dalam ruang sidang PBB di mana para delegasi saling berhadapan untuk dengar pendapat.
"Saya berharap penghargaan atau penghormatan hak asasi manusia dimulai dari Indonesia ya.
"Para orang-orang terkenal dan para tokoh-tokoh itu harus hati-hati menjaga mulutnya.
"Karena menghina itu adalah merupakan penindasan terhadap hak asasi manusia.
"Oleh karena itu, pemerintah Indonesia khususnya Pak Jokowi dan Bapak Kapolri untuk menghukum berat orang-orang yang menghujat di media sosial, penghinaan, dan menghina dengan cara-cara kekerasan baik fisik maupun psikis.