Terkini Daerah
Seminggu sebelum Resmi Sandang Gelar Sarjana, Calon Wisudawan UNW Semarang Meninggal, Ini Sosoknya
Calon wisudawan Universitas Universitas Ngudi Waluyo meninggal dunia tepat sepekan sebelum ia resmi menyandang gelar sarjana. Ini sosoknya.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Syaiful Amri, calon wisudawan Universitas Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran, Kabupaten Semarang meninggal dunia tepat sepekan sebelum ia resmi menyandang gelar sarjana.
Kematian mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNW itu tak hanya menjadi kabar duka bagi keluarga dan rekan-rekannya, namun juga bagi pihak kampus.
Pasalnya, Amri merupakan satu dari sekian aktivis dan mahasiswa berprestasi yang sedianya menerima penghargaan dari kampus atas prestasi dan kontribusinya bertepatan dengan pemberian gelar dan sumpah profesi di hari wisudanya.
Amri yang menempuh studi S1 Keperawatan pun sedianya akan mendapatkan penghargaan Parasamya Suganda Purnakarya Nugraha, anugerah keharuman nama atas akhir pengabdian untuk penerima laki-laki.
• Di ILC, Panggil Pakar Tata Hukum Negara dengan Sebutan Ini, Karni Ilyas Ungkap Takut Kena Masalah
Disampaikan oleh Bagas Prakoso, Humas UNW, penghargaan tersebut akan diterimakan oleh orang tua Amri yang sedianya akan hadir saat wisuda pada Rabu (11/9/2019) siang di Kodam Diponegoro Kota Semarang.
"Amri merupakan mahasiswa yang pernah meraih prestasi Juara 3 Lomba Basic Life Support (BLS) Dies Natalis Stikes Karya Husada Semarang,
Juara 3 Lomba Essay Dies Natalis Program Studi Kesehata Masyarakat (PSKM) Tingkat Nasional,
Juara 1 Pencak Silat Pekan Olah Raga Mahasiswa Nasional (Pomnas), bahkan saat sedang mengerjakan skripsi Amri sempat mengikuti lomba esay dan mendapatkan juara 3," urai Bagas.
Amri pun aktif di organisasi kampus sebagai Ketua BEM UNW 2017-2018, Ketua Badan Permusyawaratan Mahasiswa (BPM) UNW 2018-2019,
Ketua Unit Kerja Mahasiswa (UKM) Pramuka, anggota UKM Pencak Silat, dan anggota Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan (Ilmiki).
• Reaksi Menteri Siti Nurbaya saat Indonesia Dituding Jadi Penyebab Munculnya Kabut Asap di Malaysia
Judul skripsi Amri ialah Hubungan Verbal Bullying dengan Harga Diri Pada Remaja.
Bilqis Fikrotul Uliya, rekan akrab Amri menambahkan bahwa dalam lima bulan terakhir Amri pernah mengeluhkan sakit kepala di kepalanya.
Sakit kepala tersebut mengakibatkan Amri merasa tak bisa memasukkan makanan ke tubuh karena selalu mual dan muntah.
Sebulan terakhir mengeluhkan sakit perut dan mual yang tak kunjung sembuh.
Pada sekitar 22 Agustus 2019, Amri sempat dilarikan ke puskesmas di rumahnya di Rembang.
Amri juga sempat mengalami kejang hingga dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Rembang.
Setelah dilakukan CT-Scan didapati nodul-nodul di otak yang dicurigai sel kanker.
Amri kemudian dirujuk di Rumah Sakit Nasional Diponegoro untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan didiagnosa kanker otak stadium 4 metastase ke paru dan otak.
• Fahri Hamzah Bakal Bentuk Partai Gelora, Berikut Nama-nama Tokoh yang akan Bergabung
Amri pun dirujuk ke RSUP Dr. Karyadi untuk dilakukan operasi.
"Operasi dilakukan pada Rabu, 4 September 2019. Masuk ruang OK pukul 13.30, keluar pukul 17.00. Setelah operasi pukul 18.30 sempat sadar, tapi pukul 19.00 kondisi drop tak sadarkan diri.
Setelah dilakukan RJP (Resusitasi Jantung dan Paru, red-) dan DC Shock, tapi nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 21.45," terang Bilqis.
Bilqis menambahkan, Amri bercita-cita nantinya akan belajar Bahasa Inggris di Pare Kediri dan bekerja di luar negeri untuk mengumpulkan modal membuatkan usaha bagi kedua orang tuanya.
Ia pun bercita-cita akan mengajak kedua orang tua dan adiknya haji atau umroh, kemudian bisa melanjutkan studi pascasarjana, dan membuka klinik di kampung halamannya.
• Sebut Revisi UU KPK Tak Cabut Aturan yang Lama, Arteria Dahlan: Pasal Mana yang Dinilai Pelemahan?
Sementara itu, Liya Novitasari, dosen pembimbing skripsi Amri menyatakan sepanjang mengerjakan skripsi, Amri tak pernah menunjukkan sikap tengah menderita sakit.
Ia bahkan cenderung ceria dan baik-baik saja selama proses bimbingan skripsi.
"Waktu bimbingan, Amri tidak pernah cerita kalau sakit ia pun selalu terlihat tegar dan baik-baik saja," ujar Liya.
Rektor UNW, Prof Subyantoro pun yang mengetahui berpulangnya satu dari mahasiswa terbaiknya menyatakan turut berduka cita dan mendoakan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kelapangan dan ketabahan.
Meski demikian, segala yang telah diupayakan Amri selama hidupnya layak mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari kampus berupa penghargaan yang sedianya akan diberikan kepada kedua orang tuanya.
"Almarhum Amri telah melaksanakan tugasnya sebagai manusia sebaik-baiknya dengan meninggalkan prestasi dan kenangan bagi orang-orang yang ditinggalkannya.
Ia telah berjuang dan mengusahakan semaksimal yang ia mampu dalam hidupnya. Hal tersebut yang patut kita teladani, bahwa menjadi manusia harus memberikan manfaat bagi sesamanya," pungkasnya.
Penulis: amanda rizqyana
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun: Amri Berpulang Tepat Sepekan Sebelum Gelar Sarjana Resmi Disandang
WOW TODAY