Breaking News:

Rusuh di Papua

Najwa Shihab Singgung Pasukan di Papua, Wiranto: TNI dan Polisi Dilatih Bukan untuk Perangi Rakyat

Najwa Shihab tanya soal pasukan gabungan 6000 orang di Papua, Wiranto sebut TNI dan Polisi diterjunkan untuk melindungi rakyat dan fasilitas umum.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Najwa Shihab
Telewicara Najwa Shihab dan Wiranto membahas soal Papua dalam 'Mata Najwa', Rabu (4/9/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menjawab pertanyaan pembawa acara Najwa Shihab soal pengiriman pasukan bersenjata ke Papua dan Papua Barat.

Wiranto mengklarifikasi bahwa penerjunan TNI dan Polri ke wilayah Papua yang akhir-akhir ini terjadi kerusuhan bukan untuk memerangi rakyat.

Hal tersebut diungkapkan Wiranto dalam telewicara 'Mata Najwa' unggahan kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (5/9/2019).

Awalnya, Najwa Shihab mengklarifikasi soal pernyataan Wiranto dalam konferensi pers soal pengiriman pasukan gabungan TNI dan Polri sejumlah 6000 orang.

Najwa Shihab pun bertanya apakah perlu untuk mengirim pasukan sejumlah ribuan itu ke wilayah Papua.

Bandingkan Sikap Gus Dur, Rizal Ramli di ILC Analogikan Papua seperti Anak Kandung yang Ingin Pergi

"Sebelumnya di konferensi pers Anda mengatakan situasi sudah berangsur-angsur kondusif di Papua."

"Data yang kami himpun total ada 6000 pasukan gabungan TNI Polri di Papua dan Papua Barat. Apakah memang perlu pasukan sebanyak itu Pak Wiranto?" tanya Najwa Shihab.

Wiranto menyebut di Papua memang butuh pasukan yang banyak untuk menjaga agar suasana tetap kondusif, bukan untuk memerangi rakyat.

"Jadi pasukan yang banyak itu memang dibutuhkan, bukan untuk menekan, bukan untuk memerangi rakyat, bukan."

"Tetapi justru kita butuhkan untuk bagaimana menjaga masyarakat agar tidak menjadi korban dari suatu kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah, pertama," terang Wiranto.

Disebut Najwa Shihab Terkesan Menutupi Informasi Rusuh di Papua, Wiranto: Jangan Asal Nuduh

Telewicara Najwa Shihab dan Wiranto membahas soal Papua dalam 'Mata Najwa', Rabu (4/9/2019).
Telewicara Najwa Shihab dan Wiranto membahas soal Papua dalam 'Mata Najwa', Rabu (4/9/2019). (YouTube Najwa Shihab)

Alasan selanjutnya, Wiranto menyebut pasukan itu ditugaskan juga untuk menjaga tempat-tempat penting seperti fasilitas umum.

"Yang kedua juga kita butuhkan untuk melindungi objek-objek vital, objek-objek penting, instalasi-instalasi penting, fasilitas-fasilitas umum yang memang untuk publik," sambungnya.

Wiranto menyebut jika sampai tak ada pasukan yang menjaga, maka akan ada banyak kerusakan yang merugikan rakyat sendiri.

Ditawari Najwa Shihab untuk Berbincang dengan Para Narasumber di Studio, Wiranto Justru Minta Maaf

"Nah itu kalau kemudian enggak dilindungi, enggak dijaga, (tapi) dibakar, dirusak, itu akan sangat merugikan rakyat sendiri," ujar Wiranto.

Wiranto menegaskan agar masyarakat tidak menyalahartikan maksud penerjunan TNI dan Polri bersenjata ke Papua yang bertugas untuk menjaga rakyat, bukan memeranginya.

"Jadi jangan kemudian disalahtafsirkan bahwa itu dikirimkan untuk justru memerangi rakyat kita, tidak pernah."

"TNI, polisi, dipersenjatai, dilatih bukan untuk memerangi rakyat sendiri (tapi) menjaga rakyat kita," tegas Wiranto.

Berikut video lengkapnya (menit ke-3:22):

Kekerasan di Papua Munculkan Framing di Luar Negeri, Rizal Ramli di ILC: Luar Biasa Susahnya Kita

Rizal Ramli Sayangkan Penerjunan TNI dan Polri di Papua

Sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Rizal Ramli menyayangkan adanya penerjunan ribuan pasukan gabungan TNI dan Polri di Papua.

Hal tersebut diungkapkan Rizal Ramli dalam tayangan unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (3/9/2019).

Rizal Ramli menyarankan pemerintah saat ini harusnya bersikap lebih kekeluargaan terhadap warga Papua dengan tidak selalu melibatkan angkatan bersenjata.

"Nah menurut saya, kita harus anggap semua ini saudara-saudara, jadi pendekatannya jangan main gebuk," tuturnya.

Dengan penurunan angkatan bersenjata di wilayah yang tengah memberontak, Rizal Ramli menyebut malah akan menguntungkan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Kalau main gebuk itu malah menguntungkan OPM," ujar Rizal Ramli.

Rizal Ramli menegaskan agar pemerintah tidak mengambil langkah kekerasan kepada penduduk sipil di manapun ada pemberontakan terjadi.

"Jadi ada dua prinsip di sini, satu gerakan bersenjata itu harus dihadapi dengan sepatutnya, tetapi jangan menggunakan gerakan represif atau kekerasan terhadap penduduk sipil di manapun di seluruh Indonesia, termasuk di Papua," ujar Rizal Ramli.

"Karena kalau itu terjadi, kita membantu kampanye gerakan bersenjata," imbuhnya.

Berikut video lengkapnya:

Sebut Jokowi Punya Niat Baik, Mamat Alkatiri di ILC: Orang Papua Sudah Membalas Kebaikannya

Tersangka Kerusuhan Papua

Seorang aktivis bernama Veronica Koman ditetapkan menjadi tersangka terkait kasus kerusuhan di asrama mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (5/9/2019), Veronica disebut sangat aktif melakukan provokasi melalui media sosial.

Penetapan status tersangka itu setelah penyidik melakukan gelar perkara pada Selasa (3/9/2019) malam.

Selain Veronica, polisi juga sudah menahan dua tersangka terakait kerusuhan di asrama tersebut, yakni Syamsul Arifin dan Tri Susanti.

Syamsul menjadi tersangka atas ujaran rasisme terhadap mahasiswa Papua.

Sedangkan Tri Susanti menjadi tersangka ujaran kebencian dan penyebaran berita bohong atau hoaks.

Selain tiga orang tersebut, polisi juga menetapkan 62 tersangka yang terlibat kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyebut di Papua ada 38 tersangka.

Dari 38 tersangka, sebanyak 28 orang adalah tersangka kerusuhan di Jayapura, sedangkan 10 lainnya di Timika.

Sementara itu di Papua Barat, polisi menetapkan 24 orang sebagai tersangka kerusuhan.

Dari 24 orang itu, 7 orang di Sorong, 9 orang di Fakfak, dan 8 orang di Manokwari.

Seluruh tersangka itu diduga melakukan perusakan, pembakaran, makar, penghasutan di muka umum, pencurian dengan kekerasan, dan kepemilikan senjata tajam.

(TribunWow.com/Ifa Nabila)

WOW TODAY:

Tags:
Najwa ShihabRusuh di PapuaPapuaWirantoMata NajwaRizal Ramli
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved