Breaking News:

Rusuh di Papua

Mamat Alkatiri Ragu soal Dialog dengan Tokoh Papua, Karni Ilyas: Pasti Terlaksana, yang Janji Jokowi

Mamat Alkatiri sebut dialog dengan tokoh Papua hanyalah wacana, Karni Ilyas sebut pasti terlaksana. Berikut saran Mamat Alkatiri untuk Jokowi.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Indonesia Lawyers Club
Komika Mamat Alkatiri berkomentar soal kerusuhan di Papua dan Papua Barat di Indonesia Lawyers Club (ILC). 

TRIBUNWOW.COM - Komika asal Papua Barat Mamat Alkatiri meragukan dialog antara pemerintah dengan tokoh Papua untuk mencari solusi kerusuhan akan terlaksana.

Mendengar hal itu, pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas menyebut Mamat Alkatiri tak perlu ragu lantaran yang menjanjikan dialog dengan tokoh Papua adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga pasti terlaksana.

Keraguan Mamat Alkatiri itu diucapkan dalam tayangan unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (3/9/2019).

Awalnya, Mamat Alkatiri mengaku bingung dengan tindakan pemerintah yang hingga kini belum menuntaskan masalah kerusuhan Papua yang berawal dari isu rasisme ini.

Namun Mamat Alkatiri menggarisbawahi bahwa bukan Jokowi yang ia kritik lantaran sang presiden sudah berbuat baik untuk warga Papua.

"Terus pemerintah juga...agak bingung sebenarnya, saya bingung mau bilang apa ke pemerintah saat ini ya, bukan Pak Jokowi ya," kata Mamat Alkatiri.

Sebut Jokowi Punya Niat Baik, Mamat Alkatiri di ILC: Orang Papua Sudah Membalas Kebaikannya

Mamat Alkatiri menyebut Jokowi memiliki niat baik yang sudah dibalas dengan memilihnya ketika Pilpres 2019 lalu.

"Kalau Pak Jokowi..saya tahu Pak Jokowi punya niat, saya tahu seperti yang tadi politisi dari PDIP bilang Pak Jokowi punya niat baik, kita sudah lihat itu."

"Dan orang Papua membalas itu dengan memilih beliau, 90 persen memilih beliau gitu," ungkapnya.

Yang dipermasalahkan Mamat Alkatiri adalah orang-orang di sekitar Jokowi yang menyelesaikan kasus rasisme terhadap warga Papua ini dengan cara lama atau cara militer.

"Tapi kan yang di sekelilingnya ini adalah orang-orang lama yang menggunakan cara-cara lama, pendekatan-pendekatan militer dengan kami orang Papua," ujarnya.

Di ILC, Mahfud MD Tegaskan Tuntutan Referendum Papua Tak Ada Gunanya: Sudah Tidak Mungkin

Komika Mamat Alkatiri berkomentar soal kerusuhan di Papua dan Papua Barat di Indonesia Lawyers Club (ILC)
Komika Mamat Alkatiri berkomentar soal kerusuhan di Papua dan Papua Barat di Indonesia Lawyers Club (ILC) (YouTube Indonesia Lawyers Club)

Padahal, Mamat Alkatiri menyebut satu di antara pihak yang memicu tindakan persekusi berbau rasisme di Surabaya adalah dari oknum aparat.

"Bahkan kan kita tahu yang terlibat dalam kasus Surabaya beberapanya adalah oknum aparat," kata Mamat Alkatiri.

Mamat Alkatiri memandang saat ini belum bisa mengharapkan pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini secara tuntas.

Dialog dengan tokoh Papua pun disebut Mamat Alkatiri hanya berupa wacana yang tak kunjung terlaksana.

"Lalu apa yang mau diharapkan, setiap sudah ada kasus, selalu kita bilang 'Nanti kita harus dialog', wacana dialog ini kan bukan baru sekarang, tapi tidak pernah terlaksana," kata Mamat Alkatiri.

"Apa yang mau kita harapkan dari hal-hal semacam ini? Kalau memang...," ucap Mamat Alkatiri yang langsung dipotong oleh Karni Ilyas.

Tolak Kerusuhan di Papua, Bupati Asmat: Kita Ini Orang Punya Budaya, Etika Komunikasi Bisa Dilakukan

Karni Ilyas menyebut dialog dengan tokoh Papua untuk menyelesaikan kasus ini pasti akan segera terlaksana karena itu merupakan janji Jokowi.

"Tapi kalau sekarang pasti terlaksana, karena yang janji Pak Jokowi sendiri," sahut Karni Ilyas.

"Iya, mudah-mudahan, saya berharap itu," jawab Mamat Alkatiri.

Kemudian Mamat Alkatiri kembali mengomentari soal para petinggi negara yang terus berdebat sementara rakyat di Papua juga tengah berseteru.

"Kita sudah tidak bisa bertengkar di kalangan elite yang A tuduh B macam-macam, yang B bilang yang begini, sementara yang di bawah juga saudara-saudara kita sedang berkelahi," ujar Mamat Alkatiri.

Mamat Alkatiri pun menyarankan Jokowi untuk melakukan dialog dengan orang Papua yang bukan dari kalangan petinggi.

"Makanya Pak Jokowi saya sarankan Pak Jokowi juga jangan hanya dialog dengan tokoh-tokoh Papua di kalangan elite gitu," pesan Mamat Alkatiri.

Sebut Kasus Rasisme Sudah Ditangani Pemerintah, Gubernur Papua: Tidak Ada Lagi yang Demo-demo

Mamat Alkatiri memberi contoh Jokowi bisa melakukan dialog dengan rakyat Papua dari kalangan mahasiswa lantaran yang benar-benar menghadapi persekusi berunsur rasisme adalah mereka.

"Karena yang mengalami masalah itu kita yang di bawah, yang mahasiswa, ketemulah dengan paguyuban mahasiswa Wamena mungkin, paguyuban mahasiswa Yapen Waropen, atau paguyuban mahasiswa Fakfak Papua Barat, ketua-ketua asramanya," terangnya.

"Ini juga perlu dilakukan dialog. Biar tahu sampai ke lapisan paling bawah kita maunya apa. Selama ini kan abu-abu," imbuhnya.

Mamat Alkatiri menyebut pendapat para petinggi, meski sama-sama berasal dari Papua, akan berbeda dengan pendapat rakyat kecil.

Maka dari itu, Mamat Alkatiri mengimbau agar para petinggi negara tidak perlu berdebat dan lebih baik berdialog bersama dengan berbagai kalangan agar menemukan solusi yang tepat atas kasus ini.

"Yang di atas bilang A, padahal yang di bawah tidak begitu, jadi antara kita sendiri. Jadi tolonglah saudara-saudara, sudah tidak saatnya untuk kita bertengkar untuk posisi, sudah tidak saatnya kita bertengkar atas nama pribadi dan golongan."

"Ini kita harus betul-betul duduk bersama, dari yang paling atas sampai yang paling bawah, bagaimana berbicara untuk Papua yang baru," pesan Mamat Alkatiri.

Berikut video lengkapnya (menit ke-1:47):

 Di Depan Karni Ilyas, Wiranto Blak-blakan soal Adanya Penumpang Gelap Kasus Rusuh di Papua

Polisi Tetapkan Tersangka Kerusuhan

Polri telah menetapkan 62 tersangka terkait kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (4/9/2019), Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyebut di Papua ada 38 tersangka.

Dari 38 tersangka, sebanyak 28 orang adalah tersangka kerusuhan di Jayapura, sedangkan 10 lainnya di Timika.

"Untuk saat ini dari hasil pemeriksaan yang kemarin informasi 30 (tersangka)."

"Sekarang 28 yang sudah ditetapkan (tersangka), yang di Jayapura. Kemudian di Timika 10," terang Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).

Sementara itu di Papua Barat, polisi menetapkan 24 orang sebagai tersangka kerusuhan.

Dari 24 orang itu, 7 orang di Sorong, 9 orang di Fakfak, dan 8 orang di Manokwari.

Seluruh tersangka itu diduga melakukan perusakan, pembakaran, makar, penghasutan di muka umum, pencurian dengan kekerasan, dan kepemilikan senjata tajam.

(TribunWow.com/Ifa Nabila)

WOW TODAY:

Tags:
Mamat AlkatiriRusuh di PapuaPapuaKarni IlyasIndonesia Lawyers Club (ILC)Joko Widodo (Jokowi)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved